Beliau menekankan bahwa transformasi yang terjadi di Bolivia dalam beberapa tahun terakhir ini dipandang oleh seluruh bangsa dan negara yang mendambakan kebebasan sebagai fenomena menggembirakan. Ayatollah Al-Udzma Khamenei menambahkan, kebangkitan sejumlah bangsa di kawasan Amerikia Latin dan tekad untuk merebut kembali hak-hak mereka adalah fenomena yang penuh berkah dan tentunya negara-negara adidaya tidak menyukai hal itu.
Pemimpin Besar Revolusi Islam kepada Presiden Bolivia mengatakan, "Kalian pasti akan ditekan oleh kaum arogan. Sebab, mereka tidak bisa menerima adanya semangat yang kalian miliki. Akan tetapi, resistensi menghadapi intimidasi dan tekanan, dengan bekal semangat yang baik dan berserah diri kepada Tuhan akan memberikan kemenangan."
Rahbar lebih lanjut menyampaikan harapannya bahwa kunjungan Presiden Evo Morales ke Tehran akan semakin mempererat dan memperluas hubungan bilateral kedua negara.
Dalam pertemuan itu, Presiden Bolivia Evo Morales yang didampingi Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad mengungkapkan rasa gembiranya karena berkesempatan bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam. Morales menjelaskan bahwa kebangkitan rakyat Bolivia dan bangsa-bangsa lainnya di Amerika Latin adalah titik awal dari proses pembebasan wilayah ini dari kekuasaan imperialisme.
Morales mengatakan, perombakan di sektor budaya, sosial dan politik yang terjadi Amerika Latin semakin besar dari waktu ke waktu dan tidak ada kata kembali ke belakang. Presiden Bolivia lebih lanjut berharap, pengalaman yang dimiliki oleh Republik Islam Iran dapat dimanfaatkan untuk membangun dan memajukan Bolivia.