Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pemimpin Besar Revolusi Islam

Pertemuan Para Penyair dengan Rahbar

Pada malam peringatan kelahiran cucu pertama Nabi Muhammad SAW, Imam Hasan bin Ali al-Mujtaba (malam 15 Ramadhan) dalam sebuah acara khusus sejumlah penyair Iran bertemu dengan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei. Dalam pertemuan itu, para penyair melantunkan bait-bait syair gubahan mereka yang berisi tentang tema-tema keagamaan, akhlak, perjuangan dan sosial.

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menyebut para penyair sebagai khazanah besar nasional yang dimiliki Iran. Beliau mengatakan, "Kekayaan besar ini harus semakin ditingkatkan yang ketika diperlukan dapat dimanfaatkan oleh negara secara optimal."

Rahbar menyinggung perkembangan dunia sastera dan syair di Iran pasca kemenangan revolusi Islam, seraya menambahkan, "Para penyair terbaik sebelum revolusi yang disebut-sebut sebagai guru besar syair di zamannya hidup terasing dan menyendiri. Mereka tidak mendapat peluang untuk menunjukkan hasil karyanya. Namun kini berkat revolusi Islam, peluang telah terbuka lebar dan para pemuda dapat memanfaatkannya untuk menunjukkan kreatifitasnya di ranah syair."

Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan untuk melakukan evaluasi yang faktual dan ilmiah menyangkut peningkatan kualitas syair. Beliau mengatakan, "Syair-syair yang digubah oleh para penyair muda semakin membaik bila dibanding dengan kondisi 15 tahun yang lalu. Nampak pula tema-tema bagus yang mereka angkat dalam syair."

Rahbar dalam bagian lain pidatonya mengulas tentang tugas yang diemban oleh lembaga-lembaga kebudayaan dan tanggung jawab para penyair. Beliau menjelaskan bahwa para penyair dapat menggunakan bahasa sastera dan syair untuk mengangkat berbagai masalah penting di tengah masyarakat seperti masalah keramahan, kesatuan, persaudaraan, persahabatan, kekuatan untuk berkreasi, keberanian berinovasi, ketegaran menghadapi bahaya, sikap saling mengasihi, optimisme akan masa depan, dan berbagai hal lainnya agar nilai-nilai luhur itu menjadi etika bangsa.

Ayatollah Al-Udzma Khamenei mengungkapkan tema-tema akhlak dan petuah yang diusung oleh para penyiar kenamaan Iran semisal Saadi, Ferdousi, Nezami, Sanai, Naser Khosrou, Jami, Vaez Qazveini, Saeb, dan Bidel yang kesemua nama itu adalah puncak kebanggaan syair Farsi. Beliau lebih lanjut menyarankan agar tema-tema keagamaan, irfani, akhlak, dan religi seperti ini semakin dikembangkan oleh para penyair.

Mengenai kevakuman ranah syair dari tema-tema politik dan revolusi, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengimbau para sasterawan dan penyair untuk memberikan perhatian yang lebih besar pada pesan keadilan dan religius yang dibawa oleh revolusi Islam. Pesan-pesan itu, imbau Rahbar, hendaknya dikemas dalam bentuk syair. Beliau mengatakan, "Revolusi Islam telah membuat berang kekuatan adi daya dunia dengan memaparkan ide-ide baru di dunia dan menunjukkan resistensi menghadapi kerakusan kaum arogan."

Menyinggung soal selera seni para penyair, Rahbar menekankan supaya nuansa syair jangan sampai keluar dari aroma keislaman dan identitas sebagai bangsa Iran.

Di akhir pertemuan para hadirin melaksanakan shalat Maghrb dan Isya dipimpin oleh Ayatollah Al-Udzma Khamenei. Usai shalat berjemaah mereka berbuka puasa bersama Pemimpin Besar Revolusi Islam.

700 /