Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pemimpin Revolusi dalam Pertemuan dengan Pejabat Negara dan Duta Besar Negara Islam:

Persatuan Islam Kunci Hadapi Pemerasan Kekuatan Besar

Pemimpin Revolusi Islam pada pagi ini (Minggu, 30/3) dalam pertemuan dengan pejabat-pejabat negara, duta besar negara-negara Islam, dan sejumlah masyarakat dari berbagai lapisan, menyatakan bahwa kehormatan Islam yang semakin meningkat dan perlawanan terhadap penindasan serta pemerasan dari kekuatan besar tergantung pada persatuan dan wawasan umat Islam. Ia menekankan bahwa jalan yang efektif untuk menghadapi kejahatan luar biasa yang dilakukan oleh rezim Zionis dan pendukungnya di Palestina dan Lebanon adalah persatuan, kesatuan, dan saling pengertian antar negara-negara Islam.

Imam Ali Khamenei dalam pertemuan ini menyampaikan ucapan selamat Hari Raya Fitri kepada umat Islam dan bangsa Iran, serta menyatakan bahwa hari raya ini adalah salah satu titik penghubung dunia Islam satu sama lain dan meningkatkan kehormatan Islam serta Nabi Besar Islam. Ia mengatakan bahwa untuk mencapai kehormatan Islam yang semakin meningkat, dibutuhkan persatuan, kerja keras, dan wawasan umat Islam.

Ayatullah Khamenei juga mengingatkan tentang kejadian-kejadian global yang cepat terjadi dan mengatakan bahwa dalam menghadapi peristiwa-peristiwa tersebut, negara-negara Islam harus dengan cepat dan teliti menentukan posisi mereka dan merencanakan solusi. Pemimpin Revolusi Islam ini menyebutkan bahwa jumlah umat Islam yang besar, kekayaan alam yang melimpah, dan posisi strategis dunia Islam di peta dunia adalah peluang besar bagi umat Islam, dan untuk memanfaatkan peluang dan posisi ini, diperlukan persatuan dunia Islam. Tentunya persatuan di sini tidak berarti bahwa negara-negara Islam harus menjadi satu atau sepakat dalam semua ideologi politik, melainkan memahami kepentingan bersama dan mendefinisikan kepentingan tersebut sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan perbedaan dan perselisihan antar mereka.

Ia menekankan bahwa dunia Islam adalah satu keluarga dan negara-negara Islam harus berpikir dan bertindak dengan pandangan ini, serta menambahkan bahwa Republik Islam Iran membuka tangan persahabatan untuk semua negara Islam dan melihat diri mereka sebagai saudara dan berada dalam satu front yang besar dan mendasar. Ayatullah Khamenei juga menyatakan bahwa kerja sama dan pemikiran bersama antara negara-negara Islam akan menghalangi penindasan, pemaksaan, dan pemerasan dari kekuatan-kekuatan penjajah dan penindas. Beliau menyatakan bahwa saat ini, sayangnya, pemerasan terhadap negara-negara dan bangsa-bangsa lemah telah menjadi praktik umum bagi kekuatan-kekuatan besar, dan sebagai respons, negara-negara Islam harus membela hak-hak dunia Islam dan tidak memberikan kesempatan bagi pemerasan dari Amerika maupun negara lain.

Ayatullah Khamenei juga menyebutkan luka yang diderita oleh Palestina dan Lebanon akibat kejahatan rezim Zionis dan pendukungnya dan menegaskan bahwa dunia Islam harus berdiri teguh melawan penderitaan ini. Ia menambahkan bahwa dengan persatuan, kesatuan, dan saling pengertian antar negara-negara Islam, pihak-pihak lain akan memperhitungkan langkah mereka. Semoga para pejabat negara-negara Islam dapat mewujudkan umat Islam yang sesungguhnya melalui kerja keras, motivasi, dan gerakan mereka.

Di awal pertemuan ini, Dr. Pezesykian, Presiden Republik Islam, menyebutkan "Kehormatan, kebanggaan, persatuan, pengorbanan, persaudaraan, dan membantu yang tertindas" sebagai beberapa ajaran utama bulan Ramadan untuk umat Islam. Ia juga menekankan kepada duta besar negara-negara Islam bahwa tugas utama dunia Islam saat ini adalah mengesampingkan perbedaan dan membangun persatuan menghadapi rezim Zionis dan musuh-musuh Islam, serta menegaskan bahwa Republik Islam Iran membuka tangan persahabatan dan persaudaraan untuk semua negara Islam. Selain itu, Dr. Pezesykian juga menyinggung tentang tema tahun ini dan mengatakan bahwa pemerintah akan berusaha keras untuk merealisasikan "investasi untuk produksi" pada tahun ini. Presiden juga menekankan bahwa meskipun ada kampanye media dan perang psikologis yang bertujuan untuk melemahkan Republik Islam, umat Islam tidak akan pernah lemah karena mereka selalu bergantung pada Tuhan.[AA]

 

 

 

700 /