Pemimpin Revolusi Islam, pagi ini (Kamis, 7/11) dalam pertemuan dengan anggota Dewan Ahli, menyebut dewan ini sebagai lembaga yang paling terkait dengan Revolusi Islam. Ia juga menyinggung beberapa motivasi dan aktivitas yang bertujuan menghentikan revolusi dan mengembalikan pergerakan bangsa ke masa lalu. Ia menegaskan bahwa tanggung jawab utama kepemimpinan adalah menjaga arah negara menuju tujuan revolusi. Oleh karena itu, Dewan Ahli, yang memiliki peran unik dalam menentukan kepemimpinan, menjadi sangat penting.
Imam Khamenei juga menyoroti pertumbuhan, dinamika, dan perlawanan kuat yang terus berlanjut dari Hizbullah dan Hamas. Ia menegaskan bahwa berdasarkan janji Ilahi berupa pertolongan Allah dan pengalaman kemenangan Hizbullah dan Hamas dalam beberapa dekade terakhir, peristiwa-peristiwa baru-baru ini pasti akan membawa kemenangan bagi kubu kebenaran dan perlawanan.
Dalam pertemuan yang diadakan pada akhir Sidang Kedua Periode Keenam Dewan Ahli tersebut, Pemimpin Revolusi menyoroti posisi majelis ini dalam undang-undang Islam dan sistem pemerintahan. Ia menyebut Dewan Ahli sebagai salah satu lembaga paling revolusioner, dengan alasan perannya dalam memilih kepemimpinan.
Ayatullah Khamenei menyatakan bahwa tujuan utama revolusi adalah "merealisasikan tauhid" dalam arti luas, yaitu melaksanakan agama Islam dalam negara dan kehidupan masyarakat. Ia menambahkan bahwa kepemimpinan bertugas menjaga arah pergerakan negara dan sistem menuju tujuan mendasar ini.
Ia juga menyinggung beberapa motivasi untuk menghalangi pencapaian masyarakat bertauhid di negara tersebut. Ia mengatakan, "Mereka ingin menghentikan pergerakan revolusi dan sistem di jalur ini, dan jika mampu, mereka ingin mengembalikan kondisi masa lalu yang regresif, meskipun dalam bentuk dan tampilan yang baru."
Ayatullah Khamenei mengingatkan bahwa revolusi besar seperti Revolusi Perancis dan Revolusi Soviet mengalami penyimpangan dalam satu atau dua dekade setelahnya. Ia menekankan bahwa ancaman kemunduran mengintai setiap gerakan besar rakyat.
Dengan mengacu pada peringatan Alquran yang sering kali menyinggung kemunduran sebagai ancaman besar, ia menambahkan, "Allah dalam Alquran memperingatkan bahwa jika kalian menaati orang kafir, kalian akan mundur dan kembali ke kondisi regresif, atau mereka akan mengembalikan kalian dari iman kepada kekufuran."
Pemimpin Revolusi menyebutkan bahwa mencegah penyimpangan dan kemunduran dalam setiap sistem membutuhkan faktor penting. Beliau menegaskan, "Dalam sistem Islam, tugas besar ini berada di pundak kepemimpinan, dan tanggung jawab memilih faktor penentu ini berada di tangan Dewan Ahli."
Pemimpin Revolusi Islam, menegaskan pentingnya majelis ini dalam menjaga kelangsungan sistem menuju tujuannya. Ia mengatakan bahwa keberadaan Dewan Ahli menunjukkan bahwa pergerakan sistem menuju tujuan revolusi tidak akan terhenti, karena jika diperlukan, dewan ini akan segera menentukan pemimpin baru. Keberlanjutan ini dijamin dengan kekuatan, kemampuan, dan kesiapan penuh.
Ayatullah Khamenei menyatakan bahwa tidak bergantungnya negara pada individu adalah salah satu kebenaran penting dalam proses segera memilih pemimpin. Ia berkata, "Suksesi ini menunjukkan bahwa meskipun individu memiliki misi yang harus diselesaikan, negara tidak bergantung pada mereka dan dapat melanjutkan jalannya tanpa individu tersebut." Dalam hal ini, beliau merujuk pada peringatan Allah dalam Surah Ali-Imran kepada umat Islam, "Jika Nabi Muhammad saw wafat atau gugur, apakah kalian akan kembali ke belakang?"
Pemimpin Revolusi menekankan bahwa poin-poin yang disampaikan tentang pentingnya Dewan Ahli menunjukkan kebutuhan akan ketelitian maksimum dalam memilih pemimpin. "Harus digunakan ketelitian penuh dalam menentukan kondisi yang disebutkan dalam konstitusi untuk seorang pemimpin, sehingga semua kriteria, termasuk keyakinan mendalam terhadap jalan dan tujuan revolusi serta kesiapan untuk bergerak terus-menerus tanpa lelah di jalan ini, dapat ditemukan pada calon pemimpin."
Dalam bagian lain dari pidatonya, Ayatullah Khamenei memperingati hari-hari berkabung Arba'in dan mengingat perjuangan para syahid besar, termasuk Syahid Sayyid Hasan Nasrallah, serta para pemimpin dan tokoh perlawanan lainnya seperti Syahid Haniyeh, Shafiuddin, Sinwar, dan Nilfrousyan. Ia berkata, "Para syahid ini telah memberikan kehormatan dan kekuatan besar kepada Islam dan kubu perlawanan."
Ia menyebut Hizbullah sebagai warisan abadi Syahid Nasrallah dan mengatakan bahwa Hizbullah telah tumbuh dengan luar biasa berkat keberanian, kebijaksanaan, kesabaran, dan tawakal yang luar biasa dari pemimpin perlawanan. "Bahkan musuh yang dilengkapi dengan berbagai jenis senjata, propaganda, dan dukungan internasional tidak mampu dan tidak akan mampu mengalahkan fenomena luar biasa ini dengan izin Allah."
Ayatullah Khamenei juga menyoroti keterlibatan jelas Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa dalam kejahatan di Gaza dan Lebanon. Ia mengatakan bahwa kelanjutan perjuangan kuat di Lebanon, Gaza, dan Palestina akan menghasilkan kemenangan bagi kubu kebenaran dan perlawanan. "Salah satu alasan untuk pandangan optimis ini adalah janji Allah yang tak tergoyahkan: jika kalian membantu agama Allah, maka kemenangan dari-Nya adalah sesuatu yang pasti."
Imam Khamenei menegaskan bahwa pengalaman beberapa dekade terakhir, termasuk kemenangan perlawanan terhadap agresi Israel, menjadi bukti nyata atas keberhasilan kubu kebenaran. "Selama hampir 40 tahun terakhir, Hizbullah telah memaksa rezim Zionis untuk mundur dari Beirut, Sidon, Tyre, dan akhirnya sepenuhnya dari selatan Lebanon."
Pemimpin Revolusi menggambarkan kekuatan Hizbullah yang luar biasa dalam menghadapi musuh bersenjata lengkap sebagai bukti kemampuan organisasi ini untuk berkembang dari kelompok kecil menjadi struktur besar. "Pengalaman kemenangan yang serupa juga terlihat dalam perlawanan Palestina, yang sejak tahun 2009 telah terlibat sembilan kali konflik dengan Israel, dan dalam semua konflik tersebut berhasil memenangkan perlawanan."
Ia menyatakan bahwa perlawanan Palestina adalah pemenang dalam konflik saat ini. "Tujuan Zionis dalam perang ini adalah untuk menghancurkan Hamas, tetapi meskipun telah membantai puluhan ribu orang dan menampilkan citra buruk mereka di dunia, mereka gagal mencapai tujuan ini. Hamas tetap berjuang, yang berarti kegagalan rezim Zionis."
Ayatullah Khamenei menekankan bahwa Hizbullah tetap kuat dan terus melanjutkan perjuangan melawan rezim Zionis. "Mereka yang berpikir Hizbullah melemah itu keliru dan dalam ilusi. Bahkan dengan kehilangan tokoh-tokoh besar seperti Sayyid Hasan Nasrallah dan Sayyid Shafiuddin, Hizbullah dengan semangat tinggi dan mujahidin yang gigih terus melakukan perjuangan yang kuat. Musuh tidak dapat dan tidak akan mampu mengalahkan mereka."
Ia menutup dengan harapan bahwa dunia dan kawasan ini akan menyaksikan hari di mana rezim Zionis mengalami kekalahan nyata dari para pejuang perlawanan. "Semoga kita semua dapat menyaksikan hari itu."
Pemimpin Revolusi juga mengenang wakil-wakil Dewan Ahli periode keenam yang telah wafat, termasuk Syahid Raisi dan Syahid al-Hashem.
Pada awal pertemuan, Ayatullah Mowahedi Kermani, Ketua Dewan Ahli, menyoroti pentingnya upaya para pakar dan media dalam menjelaskan konsep revolusi dan doktrin Wilayah al-Faqih. Ayatullah Husaini Busyehri, Wakil Ketua Dewan Ahli, juga memberikan laporan tentang sidang kedua periode keenam, termasuk poin-poin utama pidato 16 anggota tentang isu-isu budaya, ekonomi, sosial, politik, dan daerah pemilihan. [AM]