Pemimpin Revolusi Islam pada pertemuan (Rabu, 3/4) dengan para pimpinan tiga lembaga (Presiden, DPR dan MA), dan pejabat negara, serta sejumlah tokoh sosial, politik, dan budaya, menilai kapasitas SDA dan SDM negara cukup untuk memenuhi harapan rakyat, dan dengan menganggap penting untuk membentuk kelompok elit pemikir untuk menentukan cara partisipasi semua orang dalam mewujudkan slogan tahun ini, ia menambahkan: “Setiap upaya untuk kesejahteraan rakyat dan kemajuan negara adalah pekerjaan untuk Allah.”
Imam Ali Khamenei juga dengan merujuk pada dua kekalahan rezim zionis penjahat dalam "Badai Al-Aqsa dan pencapaian serangan terhadap Gaza", menekankan bahwa Hari Quds Sedunia tahun ini Insya Allah, dengan kegemilangan rakyat Iran dan partisipasi umat Muslim dari berbagai negara serta para pejuang kemerdekaan, akan berubah menjadi seruan internasional melawan rezim penjajah.
Ayatullah Khamenei menyebutkan bulan Ramadhan sebagai bulan yang diberkati yang secara menyeluruh dan nyata memberikan kesempatan bagi pertumbuhan dimensi spiritual dan internal manusia melalui berbagai aspek dan metode seperti puasa, membaca Alquran, doa-doa, dan malam-malam Lailatul Qadr yang meningkatkan masyarakat dan sebagai outputnya memajukan masyarakat.
Imam Ali Khamenei menyebut Ramadhan dalam artian sebenarnya sebagai bulan sosial yang bermakna dalam pemberian dan kebaikan kepada orang lain (ihsan), dan menambahkan: “Ramadhan adalah kesempatan luar biasa untuk menyembuhkan pelbagai luka yang disebabkan oleh dosa-dosa yang dialami seseorang sepanjang tahun pada jiwa dan tubuh manusia, meskipun pemulihan ini dimungkinkan melalui istighfar dan taubat.” Ia menyatakan bahwa taubat memiliki makna individual dan sosial, dan mengimbuhkan: “Makna sejati taubat adalah kembali dari dosa dan kesalahan, serta memperbaiki pelbagai pengaruh dan konsekuensinya; oleh karena itu, setiap individu, atas alasan apa pun, termasuk kelalaian, kemalasan, atau ketidakpedulian yang menyebabkan munculnya dosa, luka, atau masalah dalam bidang sosial, politik, budaya, dan bidang lainnya, harus memperbaiki pengaruh dari masalah tersebut melalui istighfar dan taubat.”
Pemimpin Revolusi menyatakan bahwa efek kesalahan pejabat lebih besar daripada warga biasa dan menekankan: “Jika masalah dan kesalahan terjadi pada level negara dan masyarakat karena perilaku, ucapan, keputusan, dan posisi kita sebagai pejabat, maka kita harus mengakui kesalahan itu, menerima tanggung jawabnya, dan memperbaiki pelbagai konsekuensinya.”
Dalam bagian utama pidatonya, Ayatullah Khamenei membahas tentang slogan tahun ini dan dengan merujuk pada kata-kata baik Presiden di awal pertemuan ini dan upaya yang adil pemerintah dalam menyelesaikan masalah, ia mengatakan: “Tentu saja, harapan masyarakat lebih banyak dan dengan usaha ganda pemerintah dapat membuka simpul pelbagai persoalan yang dihadapi masyarakat, Insya Allah.”
Pemimpin Revolusi dengan merujuk pada realitas pahit dan manis ekonomi negara, menambahkan: “Kenaikan harga, ketidakstabilan pasar, depresiasi nilai mata uang nasional, dan kesenjangan kelas adalah beberapa realitas pahit ekonomi.” Ia mengimbuhkan: “Di sisi lain, ada banyak masalah manis dimana pelbagai pembangunan/perbaikan infrastruktur yang luas tengah dijalankan, peluncuran sejumlah besar bisnis yang setengah mati atau mati, aktivitas ribuan perusahaan muda dan penuh semangat di perusahaan teknologi, dan pembentukan bisnis yang mampu dan efektif di sektor swasta dan masyarakat, termasuk di antara realitas manis ekonomi.”
Ayatullah Khamenei dalam merangkum harapan penting dan wajar rakyat terhadap pejabat mengatakan: “Rakyat mengharapkan bahwa tindakan dan upaya pejabat memberikan dampak yang nyata pada kehidupan mereka. Tindakan ini harus diupayakan dengan sungguh-sungguh untuk memenuhi harapan mereka.”
Imam Ali Khamenei menganggap harapan rakyat untuk meningkatkan kondisi ekonomi sebagai sesuatu yang dapat terwujud mengingat kapasitas luar biasa negara, dan menambahkan bahwa Iran memiliki sekitar 7% sumber daya alam dunia dengan 64 bahan mineral penting, sementara Iran hanya memiliki sekitar 1% populasi dunia, adalah peluang yang sangat baik. Iran Memiliki sekitar 37 juta hektar lahan yang dapat ditanami, kemampuan untuk mengelola air untuk memanfaatkan sepenuhnya potensi pertanian yang sangat penting, dan keberadaan Iran di peringkat tertinggi produksi global produk seperti baja dan semen, adalah kapasitas alamiah lainnya yang disorot oleh Pemimpin Revolusi.
Ayatullah Khamenei menganggap kapasitas manusia sebagai lebih penting daripada kapasitas alamiah, dan menambahkan: “Memiliki bakat dan kecerdasan di atas rata-rata global, dengan 36 juta pemuda, 14 juta yang memiliki pendidikan tinggi, 3 juta mahasiswa, lebih dari seratus ribu fakultas, dan lebih dari 150 ribu dokter adalah salah satu kapasitas SDM yang tak tertandingi di Iran.”
Imam Ali Khamenei juga dengan merujuk pada posisi geografis yang penting dan keragaman iklim yang tinggi mengatakan: “Semua ini menunjukkan bahwa harapan ekonomi rakyat dan pemimpin (Revolusi) dapat dipenuhi.”
Dalam menjelaskan hambatan ekonomi mencatat ancaman, sanksi, dan gangguan yang berkelanjutan dalam mencapai kemampuan yang diperlukan sebagai hambatan utama eksternal yang dapat diatasi secara bertahap; sementara sanksi, menurut para pengusaha terkemuka, dapat juga menjadi peluang, Ayatullah Khamenei menyatakan: “Bersikap malas, tidak hati-hati, kurang motivasi, dan usaha untuk mendapatkan popularitas dan posisi yang lebih tinggi adalah beberapa hambatan internal yang mengganggu penggunaan yang tepat dari kapasitas dan peluang luas negara.”
Pemimpin Revolusi Islam dalam salah satu bagian penting pidatonya menyebutkan bahwa bekerja untuk rakyat dan kesejahteraan mereka, serta usaha untuk kemajuan negara, adalah pekerjaan untuk Allah, dan menekankan: “Upaya untuk membuka simpul bagi pekerjaan rakyat dengan dasar niat ilahi, dan Tuhan pasti memberikan berkah dan ganjaran atas upaya ini.”
Pemimpin Revolusi dalam menjelaskan apa yang diperlukan dan tidak diperlukan untuk mewujudkan slogan "Lompatan Produksi dengan Partisipasi Rakyat" mengacu pada "Intervensi Pemerintah dan Negara", dan dengan menekankan pengurangan intervensi tersebut, ia mengatakan: “Memberdayakan potensi keuangan, intelektual, dan inovasi masyarakat memiliki manfaat besar bagi negara.”
Imam Khamenei menganggap pandangan sebagian orang tentang pembatasan interevensi pemerintah jika masyarakat terlibat dalam ranah ekonomi dan mengambil alih manajemen sebagai tidak tepat, dan menambahkan: “Masyarakat dan pemerintah memiliki tugas masing-masing yang harus dibedakan antara tugas-tugas strategis dan operasional, pemerintah harus bertindak dalam hal-hal strategis seperti pengaturan tata ruang dan pengawasan serta pencegahan pelanggaran, dan masyarakat harus mengambil tanggung jawab dalam aspek operasional pekerjaan.”
Ayatullah Khamenei, menganggap partisipasi dan peran masyarakat dalam ekonomi sebagai sumber kekuatan Iran dan stabilitas ekonomi, dan menambahkan: “Kebijakan dasar 44 yang diatur dan diterbitkan menggunakan undang-undang dasar harus dijalankan, yang sebelumnya menghadapi banyak kelemahan.”
Ia menganggap pencapaian pertumbuhan ekonomi delapan persen dalam rencana ketujuh dari sudut pandang para ahli sebagai mungkin dan keberlangsungannya akan menghasilkan kemajuan yang diinginkan dalam kehidupan masyarakat, dan mengatakan: “Namun, pertumbuhan ekonomi itu sendiri tidak cukup untuk perubahan dalam kehidupan dan kehidupan ekonomi masyarakat dan kelas-kelas yang lemah, tetapi komponen lain seperti kesempatan yang adil dan setara untuk mengakses fasilitas di berbagai tingkat juga diperlukan, yang dalam hal ini peran pendidikan dan peningkatan keterampilan pemuda sangat penting dan manajer senior harus merencanakannya.”
"Menunjukkan cara partisipasi masyarakat dengan modal terbatas dalam produksi dan ekonomi" adalah poin lain yang disoroti oleh Pemimpin Revolusi, yang dengan menekankan hal tersebut, memanggil pemerintah dan majelis untuk membentuk kelompok yang terampil dan berpikir untuk memikirkan hal ini.
Imam Ali Khamenei dalam rekomendasi lain kepada pejabat, menekankan perhatian dan tindakan terhadap rencana ketujuh sebagai sesuatu yang penting, dan mengatakan: “Berdasarkan laporan, rata-rata pelaksanaan enam rencana sebelumnya sekitar 35 persen, yang merupakan kerugian besar bagi negara dan pemerintah saat ini, yang untungnya merupakan pemerintah yang aktif, berpikir dan berusaha, harus berusaha agar rencana ketujuh menjadi operasional.”
Ayatullah Khamenei dengan menekankan pentingnya waktu sebagai modal berharga dan hindari menunda pekerjaan hari ini hingga besok, kepada pejabat mereka mengatakan: “Waktu berjalan dengan cepat, oleh karena itu, jadwalkan tugas dan rencana Anda dan lakukan tindakannya dalam waktu tertentu.”
Ia juga menganggap diplomasi dan kebijakan luar negeri sebagai sangat penting dan berdampak pada ekonomi, dan menambahkan: “Kita memiliki banyak tetangga dan juga terlibat dalam beberapa perjanjian internasional yang harus kita manfaatkan dalam hal ekonomi dengan langkah diplomatis yang luar biasa.”
Pemimpin Revolusi dalam bagian lain dari pidatonya, dengan merujuk pada masalah hijab, mengatakan: “Masalah hijab yang sekarang menjadi tantangan yang diterapkan sebelumnya tidak ada dan beberapa individu dengan perencanaan dan peta, mengubahnya menjadi masalah yang diterapkan.”
Ayatullah Khamenei menganggap masalah hijab dari segi fikih, hukum, dan pertimbangan sampingan penting dan menambahkan: “Dari sudut pandang syariat, hijab adalah hukum yang jelas dan menutup tubuh bagi wanita selain wajah dan telapak tangan adalah wajib dan tidak bisa diabaikan, dan masyarakat dan wanita kita yang Muslim dan patuh harus mematuhi hukum syariat ini.”
Imam Ali Khamenei, dari sudut pandang hukum, menganggap hijab sebagai hukum yang sah dan menekankan bahwa mematuhi hukum itu wajib bagi semua, baik yang beriman pada syariat maupun yang tidak, dan mengatakan: “Dalam hal pertimbangan sampingan, campur tangan asing dalam masalah hijab melalui berbagai media sangat jelas, meskipun beberapa di dalam negeri membantu mereka, tetapi prinsip bimbingan dan desain untuk melawan hijab berasal dari luar negeri, dan wanita cerdas dan paham kita harus memperhatikan realitas ini.”
Ia menambahkan bahwa, berdasarkan laporan yang dapat dipercaya, ada rekrutmen individu untuk terlibat dalam kegiatan yang bertentangan dengan martabat hijab, dan mengatakan: “Ketika kita melihat campur tangan asing dalam masalah ini, kita harus menyesuaikan posisi kita sesuai dengan realitas ini.” Pemimpin Revolusi, merancang pelepasan hijab sebagai tindakan pertama dari para musuh, dan mengatakan bahwa tujuan akhir mereka adalah untuk mengembalikan negara ke zaman kegelapan dan kezaliman, di mana posisi perempuan secara pendidikan dan manajemen sangat lemah dibandingkan dengan hari ini, dan di mana norma-norma sosial dan pakaian sangat memalukan.
Ayatullah Khamenei menambahkan: “Saya yakin bahwa wanita-wanita di negara kita, bahkan mereka yang agak kurang serius dalam hal hijab, tetap mencintai Islam dan negara. Oleh karena itu, kita harus memandang masalah ini dengan bijaksana, sambil tetap mempertahankan kewajiban bagi semua orang untuk mematuhi aturan hijab.”
Ia menyatakan bahwa pemerintah dan kekuasaan yudisial bertanggung jawab untuk mematuhi kewajiban syariah dan hukum mereka terkait dengan masalah hijab dan menambahkan: “Tentu saja, wanita sendiri memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam hal mematuhi hijab Islam.”
Pemimpin Revolusi, dalam bagian akhir pidatonya menekankan bahwa tidak boleh dibiarkan masalah penting Gaza keluar dari prioritas pikiran publik dunia, menyebut kejahatan rezim Zionis seperti genosida, pembantaian massal, dan serangan terhadap wanita, anak-anak, dan rumah sakit dalam periode terkini sebagai tanpa preseden, dan mengatakan: “Kejahatan-kejahatan ini begitu besar sehingga bahkan individu yang terdidik dalam budaya Barat di Eropa dan Amerika berteriak protes.”
Imam Ali Khamenei, dalam semacam rangkuman dari enam bulan perang, menganggap rezim Zionis kalah dalam dua aspek dan mengatakan: “Kekalahan pertama mereka terjadi pada tanggal 15 Mei dan Badai Al-Aqsa di mana rezim yang mengklaim dominasi intelijen dan militer menerima kekalahan intelijen besar dari kelompok perlawanan dengan sumber daya terbatas dan kekalahan ini dan kerusakan rezim Zionis tidak akan pernah dapat diperbaiki.”
Ayatullah Khamenei menyebut kekalahan kedua Zionis sebagai kegagalan dalam mencapai tujuan yang dinyatakan dalam serangan terhadap Gaza, dan dengan merujuk pada dukungan Zionis dari semua aspek militer-keuangan dan politik Amerika termasuk veto dalam resolusi PBB dan kebohongan mutlak non-binding dari resolusi terakhir, tambahnya: “Meskipun semua dukungan ini, Zionis bahkan tidak bisa mencapai salah satu tujuan yang mereka nyatakan.” Pemimpin Revolusi Islam menambahkan: “Mereka ingin menghancurkan perlawanan, terutama Hamas, sementara sekarang Hamas, Jihad Islam, dan gerakan perlawanan Gaza terus menyerang rezim penjajah dengan menanggung berbagai kesulitan.”
Ia menyebut kekejaman dan pembantaian terhadap wanita dan anak-anak yang tidak bersalah sebagai hasil dari kelemahan Zionis dalam menghadapi pejuang perlawanan, dan mengatakan: “Kekalahan Zionis pasti akan berlanjut dan upaya mereka seperti yang mereka lakukan di Suriah dan tentu saja banjir akan menelan mereka juga, masalah mereka tidak akan diatasi.”
Ayatullah Khamenei menekankan bahwa kemungkinan penyelamatan Zionis dari jerat yang mereka jatuhkan sendiri tidak ada, tambahnya: “Rezim Zionis semakin lemah dan semakin mendekati keruntuhan dan kami berharap generasi muda kita akan melihat hari ketika Kota Suci Quds berada dalam kendali umat Islam dan mereka melakukan salat di sana dan dunia Islam merayakan kejatuhan rezim penjajah.”
Pemimpin Revolusi menyebut pembentukan Republik Islam sebagai kesempatan besar bagi dunia Islam dan dengan menekankan kekuatan terus-menerus negara Islam dan kelemahan musuhnya, katanya: “Perhitungan regional dan situasi front perlawanan dan front yang berlawanan dengannya telah berubah setelah Badai Al-Aqsa dan akan berubah lebih dari sebelumnya di masa depan dan musuh "Islam, Perlawanan, dan Republik Islam Iran" harus menyadari bahwa mereka tidak dapat menguasai dalam komunitas Islam.”
Pertemuan ini diakhiri dengan salat Maghrib dan Isya berjamaah yang dipimpin oleh Pemimpin Revolusi Islam. Di antara dua salat tersebut, dengan merujuk kepada mendekatnya Hari Quds Internasional, dengan menekankan bahwa Hari Quds tahun ini akan menjadi gebrakan internasional melawan rezim penjajah Zionis, katanya: “Jika sebelumnya negara-negara Islam merayakan Hari Quds, kemungkinan besar tahun ini Hari Quds akan diadakan di negara-negara non-Muslim juga, dan kami berharap bangsa Iran juga akan bersinar pada hari ini seperti di bidang lainnya.”[SZ]