Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pemimpin Revolusi dalam Pertemuan Dengan Pemilih Pemula dan Keluarga Syahid Menegaskan:

Parlemen Kuat, Negara yang Maju, Melalui Pemilu Partisipatif dan Penuh Antusias

Pemimpin Revolusi Islam pagi hari ini (Kamis, 28/2), dalam pertemuan dengan ribuan orang dari para pemilih pemula dan kumpulan keluarga para syahid, menganggap antusiasme kehadiran dan kekuatan rakyat dalam pemilu adalah wujud kekuatan bangsa, jaminan keamanan nasional dan merupakan kekecewaan bagi pihak-pihak yang tutup mata memusuhi Iran. Dengan menyebutkan kualitas kandidat, ia mengharapkan pemilu yang penuh semangat sebagai pondasi dasar dalam menyelesaikan berbagai masalah, kemajuan Iran, dan salah satu mekanisme pengelolaan negara yang benar dan siapa pun yang cinta kepada Iran, Republik Islam, revolusi, kemajuan, dan kekuatan nasional akan datang ke tempat pemungutan suara pada hari Jumat (1/3).

Pemimpin Revolusi menilai generasi muda pasca revolusi jauh lebih tertarik dalam penilitian, lebih argumentatif, logis, dan verifikatif dibandingkan generasi muda sebelumnya. Ia menambahkan: “Kaum muda yang kuat ketahuilah bahwa kotak suara merupakan saluran aspirasi yang sebenarnya, dan kehadiran yang penuh motivatif, dengan disertai wawasan pengetahuan, dengan ekspektasi dan pengharapan akan partisipasi masyarakat dalam pemilu tidaklah dapat terwujud dengan mudah, namun merupakan hasil dari perjuangan patriotisme dan pengorbanan panjang rakyat dalam melawan rezim otoriter dan tirani yang zalim.”

Imam Ali Khamenei dengan merujuk pada sejumlah tulisan yang menjadi unsur-unsur pemerintah tiran sebelum revolusi mengenai gambaran lahiriah pemilu, ia mengatakan bahwa sebagaimana mereka juga akui, list pemenang pemilu sejak dari awal sudah diputuskan di atas meja dan bahkan terkadang di beberapa kantor kedutaan asing, list yang sama itulah yang harus muncul di kotak-kotak suara.

Ayatullah Khamenei dengan mengacu pada kekuasaan kelompok diktator pasca terjadinya beberapa revolusi besar seperti Revolusi Perancis dan Revolusi Soviet, ia menambahkan bahwa Imam Khomeini ­dengan kepercayaan penuh kepada rakyat dan begitu mementingkan aspirasi suara pemilu, hanya sekitar 50 hari setelah kemenangan revolusi, membentuk jenis pemerintahan dengan referendum sehingga rakyat sebagai pemilik negara dan revolusi menjadi pengambil keputusan dalam semua permasalahan penting.

Imam Khamenei menambahkan, setelah referendum tanggal 1 April 1979, pada tahun awal revolusi itu pula terjadi 4 kali pemilu dan juga referendum lain, agar pilar-pilar negara terbentuk dan terarahkan sesuai kehendak dan suara rakyat.

Pemimpin Revolusi Islam menolak pandangan yang tidak percaya pada partisipasi kuat masyarakat dalam pemilu. Ia menegaskan bahwa pemilu harus terselenggara dengan partisipasi masyarakat, dan menekankan bahwa DPR dan Pemerintah juga harus bekerja sama. Pendapat kami mengenai pemilu harus penuh semangat karena partisipati aktif rakyat dan kehadiran antusias masyarakat adalah indikasi kehadiran rakyat dalam iklim penting pengelolaan negara yang merupakan kekayaan besar bagi Iran.

Dengan mengacu pada indikasi-indikasi konkrit pemilu yang partisipatif di seluruh negeri, Pemimpin Revolusi menganggap kehadiran dan partispasi rakyat di pentas pemilu adalah sebagai sebuah mukjizat dan menunjukkan pada musuh-musuh jahat yang terus-menerus mengawasi Iran dan pemilu pada hari Jumat, ia berkata: “Amerika, dan sebagian besar politik mayoritas negara Eropa, Zionis jahat, para kapitalis serta korporasi-korporasi besar yang penuh perhatian akan isu-isu Iran, dengan berbagai motif dan beragam alasan kepentingan, mereka takut lebih dari apapun terhadap partisipasi rakyat dalam pemilu dan kekuatan masyarakat Iran.”

Ayatullah Khamenei menambahkan bahwa musuh-musuh telah melihat kekuatan rakyat sebagai penentu yang menghancurkan rezim Taghut yang didukung oleh Amerika Serikat dan Inggris dan mempermalukan Saddam dalam perang yang dipaksakan meskipun mendapat dukungan dari Barat, Timur dan kawasan regional. Dengan demikian inilah yang menjadi alasan bahwa pemilu merupakan ruang dan momen untuk mempertunjukkan kekuatan bangsa.

Ia menyebutkan bahwa partisipasi aktif rakyat dalam pemilu sebagai manifestasi kekuatan nasional dan menegaskan bahwa kekuatan nasional merupakan jaminan keamanan nasional. Ia menyatakan bahwa tanpa keamanan nasional tidak akan ada yang bertahan dan jika musuh melihat bangsa Iran lemah pada aspek kekuatan nasional, maka hal itu akan mengancam keamanan nasional dari berbagai aspek.

Pemimpin Revolusi Islam menandaskan bahwa kekhawatiran pihak musuh akan partisipasi masyarakat dalam pemilu telah terjadi sejak April tahun lalu, ia mengatakan bahwa para pendengki berusaha menghalangi rakyat melalui radio dan televisi serta dunia maya untuk berpartisipasi dan efektivitas pemilu selama berbulan-bulan.

Mengacu pada ketidakpedulian sebagian masyarakat di dalam negeri akan pemilu, Imam Ali Khamenei menambahkan: “Kami tidak menuduh siapa pun, tapi kita semua mesti ingat bahwa pemilu harus dilihat dari perspektif keamanan nasional dan bukan dari satu kelompok dan faksi, dan siapapun yang cinta pada negara, bangsa, dan keamanan nasional harus mengetahui jika pemilu yang terselenggara itu lemah, semua orang akan rugi dan tidak ada yang diuntungkan.”

Pemimpin Revolusi menambahkan catatan penting akan pemilu yang kuat dan antusiasme pemilih dapat memunculkan orang-orang yang kuat, pembentukan majelis yang kuat, dan hasilnya adalah solusi atas berbagai permasalahan dan kemajuan negara. Dalam hal ini beliau mengatakan: “Majelis yang kuat akan mampu melakukan hal-hal besar dan mengambil langkah-langkah besar, sebagaimana pemilu kepresidenan yang kuat dan partisipatif membuka peluang presiden untuk melakukan hal-hal besar.”

Pertumbuhan politik para partisipan khususnya generasi muda merupakan salah satu capaian lain pemilu, ia mengatakan: “Pertumbuhan politik dan peningkatan kemampuan analisa generasi muda dalam kancah pemilu sangatlah berharga, karena akan bermuara pada pengenalan terhadap musuh, langkah-langkah, serta tindakan dan hasilnya adalah pengetahuan tentang berbagai cara untuk menghadapi dan menetralisir konspirasi para pendengki.”

Imam Khamenei dalam menyimpulkan pidatonya pada bagian ini, menghimbau kepada setiap anggota masyarakat dan menekankan: “Ketahuilah bahwa memberikan aspirasi di kotak suara adalah tugas yang mudah tapi memiliki efek yang besar, karena itu kesempatan ini harus dimanfaatkan.”

Pemimpin Revolusi berkeyakinan dan percaya akan peran penggerak dan kepeloporan generasi muda di berbagai bidang, membangun karakter dan semangat patriotik mereka dalam kancah pemilu adalah sesuatu yang niscaya. Ia mengatakan: “Generasi muda harus berpartisipasi dalam pemilu dan juga dengan penalaran serta pemahaman logis mendorong para orang tua dan orang-orang di sekitar mereka untuk berpartisipasi dalam pemilu.”

Ayatullah Khamenei menekankan bahwa kita tidak ada hubungannya dengan orang-orang yang terjerat berbagai dalil untuk benar-benar tidak dapat berpartisipasi dalam pemilu, dan mengenai mereka yang menyatakan keengganan terhadap pemilu, ia mengatakan: “Namun sayangnya, ada beberapa orang yang kurang antusias terhadap pemilu dan bahkan mereka juga mendorong orang lain untuk tidak berpartisipasi dalam pemilu, menurut saya orang-orang ini ada baiknya lebih berpikir sedikit.”

Terhadap orang-orang seperti itu, Imam Ali Khamenei menambahkan: “Tidak ada manfaat sama sekali jika tidak memilih, tetapi memberikan suara setidaknya akan ada kemungkinan memperoleh manfaat, meskipun kami yakin bahwa memilih pasti memiliki hasil dan manfaat.”

Imam Ali Khamenei dalam menjelaskan dampak konkrit dari tidak memilih, ia berkata: “Tidak memberikan suara tidak menyelesaikan masalah negara apa pun dan hal ini juga merugikan individu itu sendiri karena jika Anda tidak memilih namun orang lain memberikan pilihan, dan yang terpilih adalah orang yang Anda tidak ingin agar ia dipilih padahal dengan suara Anda ada peluang untuk mencegah terpilihnya orang tersebut.”

Dalam penjelasan kriteria calon yang paling layak, pemimpin revolusi menyebut calon yang disetujui oleh Dewan Garda Revolusi dan Badan Pengawas akan dianggap layak, ia mengatakan: “Calon yang layak adalah orang yang lebih dalam mematuhi agama, lebih maju dan lebih baik dalam pengamalan syariat agama, lebih teguh bersikukuh pada kemandirian negara dan tidak bergantung pada penguasa, serius dalam pemberantasan korupsi, dan lebih gigih dalam hal kepentingan nasional, yaitu lebih mengutamakan martabat dan kepentingan nasional, stabilitas dan kemajuan negara daripada kepentingan pribadi dan golongan.”

Selanjutnya disebutkan cara untuk mengetahui calon yang layak dan menerapkan kriteria tersebut pada kandidat dalam pemilu dengan mempelajari, meneliti, mencermati dalam pernyataan dan mendengar dari orang-orang yang memiliki wawasan luas, serta berkonsultasi dengan mereka. Beliau menambahkan: Ini bukanlah perkara yang sulit atau tidak mungkin. Misalnya, di Teheran terdapat beberapa list calon yang sebagian dari mereka kita kenali, beberapa lainnya dapat kita tanyakan pada orang lain, dan kita percayakan sebagian lagi pada orang-orang yang memperkenalkan kepada kita. Dan kemudian kita menuliskan nama mereka di surat suara. Oleh karena itu, dalam hal ini harus diupayakan sekecil apapun yang memungkinkan.

Beliau menyatakan dan berharap Allah akan memberikan bagi rakyat Iran pemilu yang layak dan menguntungkan.

Persoalan Gaza sebagai masalah mendasar dunia Islam merupakan bagian akhir pidato yang diangkat Imam Khamenei, ia berkata: “Masalah Gaza memperkenalkan Islam kepada dunia dan sudah jelas Islam dan praktek agama menyebabkan kekuatan dan perlawanan, serta masyarakat yang tidak kenal menyerah terhadap segenap bombardir ini dan rekayasa bencana oleh Zionis. Masalah ini menunjukkan kepada dunia akan budaya dan peradaban Barat yang sebenarnya dan sudah jelas bahwa para politikus yang lahir dari budaya ini bahkan tidak pernah mau mengakui tindakan kejahatan Zionis dan genosida terhadap rakyat Palestina. Dan meskipun ada beberapa pernyataan resolusi Dewan Keamanan PBB, tetapi dalam praktiknya mereka melakukan hak veto untuk menghentikan kejahatan tersebut.”

Pemimpin Revolusi menilai bahwa aksi bakar diri seorang tentara Angkatan Udara Amerika sebagai protes terhadap kejahatan rezim Zionis merupakan indikasi tingginya aib dan skandal muslihat anti-manusia Amerika serta budaya kropos Barat yang zalim. Ia mengatakan “Bahkan orang ini yang dibesarkan dalam budaya Barat memahami betapa kejinya budaya ini.” Dan berharap semoga Allah memberikan perlindungan penuh kepada Islam, umat Islam dan Palestina, khususnya Gaza.

Di bagian lain pidatonya, Pemimpin Revolusi Islam menekankan pentingnya bulan Sya’ban dan bulan Ramadhan serta perlunya berusaha mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, dan menambahkan: Hari-hari yang tersisa di bulan Sya’ban dan setelah itu bulan Ramadhan adalah kesempatan yang baik untuk berdoa, bermunajat dan mempererat kedekatan dengan Tuhan. Nasehat saya khususnya kepada generasi muda yang memiliki hati yang suci dan jernih adalah agar jangan abai akan doa yang berasal dari para imam suci, istighfar dan shalawat, karena doa ini memiliki ajaran-ajaran dan isi-kandungan yang agung serta meningkatkan hubungan Anda dengan Pencipta alam semesta. [SA]

 

700 /