Pemimpin Revolusi Islam pagi hari ini (Rabu, 4/1) dalam pertemuan bersama ribuan pelantun kidung pujian untuk Ahlulbait dan para penyair menyebutkan Sayyidah Fatimah Zahra sa adalah perintis jihad pencerahan, dan menekankan, “Para penyair dan pengidung mazhab Ahlulbait dengan mengikuti tradisi gemilang dan pelajaran besar Fatimiah, beranggapan tugas pokok jihad pencerahan adalah dengan 2 indikator “Kemampuan menggugah perasaan dan penyampaian ide baru, dan “orientasi yang benar dan tepat.” Para pengidung hendaknya berinovasi serta memberi pencerahan dalam persoalan-persoalan dan momen hari penting seperti pemilu.
Imam Khamenei mengganggap ucapan hari milad Sayyidah Fatimah Shiddiqah Thahirah sa dan milad Imam Khomeini ra adalah sebagai pembawa panji (pelopor) jihad Fatimiah dan peringatan kesyahidan Panglima Jendral Sulaimani dikenang dengan sebutan “Haji Qasim.”
Ia menilai “jihad pencerahan” sebagai karakteristik yang sangat luar biasa dari Sayyidah Fatimah sa, mengacu pada khutbah Fatimah yang terkenal, Pemimpin Revolusi menyatakan, “Pola pikir yang teratur, logika yang kuat, konsistensi kata, bahasa yang berkarakter, keindahan sastra dan pidato-pidato yang penuh dengan kearifan serta hakikat Sayyidah Fatimah Shidiqah Kubra sa dapat disejajarkan dengan khutbah-khutbah terbaik Nahj al-Balagah. Tentu saja hal ini mencengangkan para ahli sastra.”
Pemimpin Revolusi dengan mengisyaratkan meneruskan tradisi jihad pencerahan dalam bahasa para imam serta khutbah-khutbah Ahlulbait dan juga syair-syair para penyair Arab berkelas, menambahkan, “ Dalam keberlanjutan perjalanan ini, di era kami, Imam Khomeini menghidupkan panji jihad pencerahan dengan bahasa, logika serta kebangkitan masyarakat, ia menghancurkan pemerintahan korup, memalukan, diktator, kekuasaan dinasti yang kemudian mendirikan pemerintahan rakyat dan Islamiyah bahwa peristiwa bersejarah ini memperjelas pentingnya dan betapa dahsyatnya “jihad pencerahan.”
Imam Khamenei menilai peran dan kapasitas murni para penyair adalah melanjutkan jalan terang para pejuang pencerah dari zaman para Imam sampai sekarang dan berkata, “Seni berkidung dengan pujian terhadap Ahlulbait dan bentuk ungkapan adalah tolok ukur seorang penyair di samping itu ia juga seorang pemberi nasehat,,hal ini termasuk bagian terpenting soft power masyarakat Islam.”
Imam Khamenei menilai bahwa kekuatan lembut (soft power) lebih tajam dan lebih berpengaruh dari kekuatan keras (hard power), dan mengatakan, “Inilah sebabnya, meskipun dengan adanya persenjataan canggih, Amerika paling banyak mengucurkan dana di bidang-bidang seperti media, seni, sastra dan sinema.”
Pemimpin Revolusi menganggap pengaruh dan dampak penggunaan kekuatan kekerasan (hard power) bersifat sementara dan akan hilang, dan merujuk pada para pengecut Amerika yang lari dari Afghanistan dan kebencian mendalam rakyat Irak terhadap Gedung Putih, ia menambahkan, “Penggunaan kekuatan kekerasan tidak mampu membuat Amerika bertahan dan berhasil di dua negara ini, namun, penggunaan kekuatan halus memampukan sebuah kelompok yang tampaknya kecil seperti rakyat Palestina menjadi perhatian dunia karena penindasan, kesabaran dan sikap pantang menyerahnya.”
Imam Ali Khamenei menggolongkan pengetahuan-pengetahuan Islam, Logika Qur’an serta “disiplin ilmu, peristiwa-peristiwa serta sejarah Ahlul Bait” adalah standar pokok aktivitas penyair, dan berkata, “Adalah sebuah harapan dan ekspektasi dimana muatan syair pengidung ini disuguhkan kepada masyarakat dengan ungkapan terbaik, metode terbaik, dengan karakteristik sama seperti yang ada dalam sejarah jihad pencerahan.”
Pemimpin Revolusi menyebutkan Republik Islam yang bersandar pada kekuatan halus merupakan stategi utama negara pada akhir tahun 1345 H, dan mengatakan, “Kami percaya pada “memiliki senjata canggih yang sesuai dengan kebutuhan negara dan efektif mampu melawan musuh”, namun, kami memiliki kepercayaan penuh bahwa kekuatan halus yaitu ‘perbaikan pola pikir, bahasa dan berfikir secara logis’ lebih kuat dan lebih efektif serta perlu untuk diperluas.
Sang Pemimpin Revolusi menilai ‘kemampuan bangkit dan menumbuhkan gerakan’ serta ‘akurasi tujuan yang tepat’ sebagai dua indikator penting untuk memvalidasi Jihad Pencerahan, beliau mengatakan: Dalam Jihad Pencerahan, selain kekuatan untuk menggugah hati dan membangkitkan gerakan, akurasi dalam menentukan sasaran sangatlah penting karena terkadang misalnya seperti dalam kondisi dunia Islam yang membutuhkan persatuan, kekurangcermatan dapat menyebabkan perbedaan dan perpecahan.
Dengan peningkatan perkembangan keilmuan kelompok pelantun syair pujian dibanding pada masa lalu, beliau berpesan kepada para pelantun syair pujian untuk berhati-hati agar benar-benar memahami dan mengungkapkan pengetahuan keagamaan dan beliau menambahkan: kelompok pelantun syair pujian saat ini adalah masyarakat yang berkedudukan tinggi dan mulia, dan darinya apa yang diharapkan adalah transmisi akurasi pengetahuan agama dengan alat yang sangat istimewa, yaitu syair pujian dan lantunan duka.
Imam Khamenei menyebut kelompok pelantun syair pujian amat begitu akrab dengan sejumlah kitab hadits, khotbah-khutbah edukatif dan menggetarkan Nahj al-Balaghah serta doa-doa Sahifah Sajjadiyyah dan beliau berkata: “Pada Sahifah Sajjadiyyah, yang merupakan aspek mengagumkan dalam mazhab Ahlulbait, Imam Sajjad as berdoa bagi garda terdepan Islam, yang saat ini garda depan dan denyut nadi dunia Islam adalah Gaza.”
Ia menambahkan: “Saat ini, rakyat Gaza tidak hanya menentang rezim Zionis, bahkan mereka juga bangkit berdiri melawan dunia kekafiran, tirani, dan arogansi, serta Amerika. Dan fakta bahwa presiden Amerika Serikat terang-terangan mengatakan bahwa saya adalah seorang Zionis itu berarti kekejian dan tujuan kotor Zionis yang sama juga terdapat pada dirinya.”
Pemimpin Revolusi Islam menyadari salah satu tugas Mujahidin pencerahan adalah memahami dan menjelaskan isu-isu saat ini, antara lain masalah Gaza dan permusuhan para pendengki, dan beliau menambahkan: Kita harus berdiri kokoh membusungkan dada dalam menghadapi propaganda dusta Amerika Serikat dan para pengikutnya yang menentang Islam dan negara Islam.
Ia menyebut pemilu yang akan datang sebagai medan penting jihad pencerahan dan menekankan perlunya mengambil peran melawan orang-orang yang pesimis dan provokator akan kesia-siaan pemilu, dan beliau mengatakan: Beberapa orang menginginkan pemilu dan kehadiran masyarakat yang merupakan pembuktian realisasi demokrasi religius, menjadi lemah dan tidak legitimet, sehingga perkataan dan gagasan Imam yang mulia dan janji Allah akan nampak terlihat palsu, dimana berseberangan dengan gerakan permusuhan ini, para mujahidin pencerahan harus bangkit berdiri dengan menyatakan kebenaran dan memenuhi kewajibannya.
Imam Khamenei menekankan: “Pemilu adalah suatu kewajiban dan siapa pun yang menentang pemilu berarti menentang Islam dan Republik Islam.”
Ia menyebut perubahan beberapa poin kekuatan sistem menjadi titik lemah sebagai salah satu trik para pendengki Iran untuk membuat masyarakat sinis terhadap sistem dan membuat mereka pesimis terhadap masa depan. Beliau mengatakan: salah satu titik kekuatan sistem Islam adalah memerangi kebobrokan, akan tetapi setelah kebobrokan muncul di suatu tempat dan pemerintah serta pejabat peradilan dan departemen lain memberantasnya, dengan segera beberapa orang mengatakan ada kebobrokan; Ya, kebobrokan memang ada, tapi mentolelir kebobrokan dan membantunya adalah titik lemah, dan poin kekuatan adalah memberantas kebobrokan.
Pemimpin revolusi menyebutkan cara hidup yang mulia Imam Khomeini qs dengan berdiri secara terang-terangan dan tanpa kompromi menghadapi pernyataan-pernyataan permusuhan serta menjelaskan dengan terang duduk perkara sebenarnya kepada masyarakat. Dan beliau berkata: Imam melalui penjelasan-penjelasan tersebut, mampu memperkuat sedemikian rupa fondasi-fondasi sistem Islam. sehingga saat ini sistem melambung tinggi dan berdiri di atas fondasi yang sama tersebut, dan di masa depan akan semakin tinggi.
Beliau menganggap rakyat Iran adalah pecinta kemerdekaan, kemajuan serta kehormatan bangsa dan muak dengan kesombongan Amerika dan simpatisannya. Dan beliau berkata: alasan bangkit dan berdirinya rakyat Republik Islam adalah karena ketertarikan mereka pada nilai-nilai ini. Jalan ini adalah jalan Tuhan dan tidak ada sama sekali kekuatan yang dapat menekan rakyat untuk menempuh jalan tersebut.
Di awal pertemuan ini, delapan orang yang hadir, Bapak Ahmad Vaezi, Mojtaba Ramezani, Mohsen Iraqi, Seyyed Hijazi dari Lebanon, Mohammad Rasouli, Taher Qalandari, Amir Kermansyahi dan Ali Akbar Haeri melantunkan syair dan kidung pujian untuk AhlulBayt yang maksum dan suci. [SA]