Pada peringatan kelahiran Khatamun-Nabiyyin Muhammad Mustafa saw dan Imam Jafar Sadiq as, Pemimpin Revolusi Islam, dalam pertemuan dengan para pejabat negara, duta besar negara-negara Islam, tamu undangan Konferensi Persatuan dan sekelompok masyarakat dari berbagai lapisan sosial (Selasa, 3/10), menyatakan bahwa merasakan adanya bahaya dari kekuatan penindas yang merupakan ajaran Alquran telah menjadi alasan rencana bagi mereka untuk menghina kitab suci ini, dan dengan menekankan bahwa cara menghadapi campur tangan Amerika Serikat dan kekuatan-kekuatan arogan adalah penyatuan negara-negara Islam dan menerapkan kebijakan tunggal terkait dengan isu-isu mendasar. Imam Ali Khamenei mengatakan, “Normalisasi hubungan dengan rezim Zionis sama halnya seperti sebuah pertaruhan pada kuda yang lemah dimana pasti akan mengalami kekalahan, karena Gerakan Palestina saat ini lebih hidup dan lebih siap dibandingkan dengan sebelumnya, sementara rezim perampas saat ini tengah sekarat dan di ambang kematian.”
Dalam pertemuan tersebut, Pemimpin Revolusi Islam menyampaikan ucapan selamat atas datangnya hari besar dan penuh cahaya, hari kelahiran Nabi Muhammad saw dan Imam Jafar Sadiq as, ia menganggap bahwa pemahaman manusia tidak memiliki kemampuan untuk memahami kepribadian agung dari manusia-manusia mulia ini, dan lisan manusia pun tidak mampu mengungkapkan kebajikannya, ia berkata, “Kemuliaan nabi Muhammad saw ada di pundak seluruh umat manusia dan setiap orang berhutang budi kepadanya karena nabi seperti seorang dokter yang terampil dan bijaksana, ia memberikan resep yang manjur dan praktis kepada umatnya untuk kesehatan dan pengobatan pada semua penderitaan besar seperti kemiskinan, ketidaktahuan, penindasan, diskriminasi, nafsu, ketidakpercayaan, ketidakberdayaan dan kerusakan moral yang menyebabkan kerusakan sosial pada umat manusia.”
Sembari mengisyaratkan pada hak hidup pada seluruh manusia di dunia sebagai hak asasi yang tertinggi, ia menambahkan, “Allah berfirman dalam Alquran bahwa Nabi akan memberikan kepada manusia kehidupan abadi yang akan menjamin kebahagiaan di dunia dan akhirat, dimana kehidupan ini tidak akan berakhir dan tidak akan terganggu, oleh karena itu setiap manusia berhutang budi kepada Rasulullah, dan ia mempunyai hak hidup atas kemanusiaan.”
Dengan mengutip ayat Alquran, Pemimpin Revolusi menyebutkan bahwa cara membalas jasa kepada Nabi adalah dengan "jihad yang sempurna di jalan Allah" kemudian ia mengatakan, “Yang dimaksud dengan jihad bukan hanya jihad dengan senjata, melainkan seluruh jihad yang bisa diterapkan pada segala bidang, termasuk bisa termanifestasikan dalam ilmu pengetahuan, politik, pengetahuan dan etika, dan dengan berjihad di bidang-bidang ini, kita dapat memberikan penghormatan dan membalas budi kepada wujud suci Rasulullah dengan segenap kemampuan.”
Ia juga menekankan bahwa saat ini permusuhan dengan Islam terlihat sangat kentara dan lebih jelas dari sebelumnya, salah satu contoh dari permusuhan ini adalah penghinaan terhadap Alquran, ia menambahkan, “Ketika ada seorang yang bodoh dan dungu melakukan penghinaan dan pemerintah mendukungnya, hal ini menunjukkan bahwa masalah ini bukan hanya sekedar sebuah penghinaan dan aksi di atas panggung saja.”
Pemimpin Revolusi Islam menambahkan, “Kita tidak ada hubungannya dengan orang bodoh dan dungu yang untuk memenuhi tujuan dari elemennya di balik layar ia rela menghukum dirinya sendiri dengan hukuman dan eksekusi yang paling berat. Yang sedang kita bahas adalah tentang sutradara yang ada dibalik kejahatan dan tindakan-tindakan mereka yang tercela ini.”
Ayatullah Khamenei menganggap gagasan untuk melemahkan Alquran dengan tindakan-tindakan seperti ini sebagai delusi dan menyebabkan terungkapnya isi hati musuh-musuh Alquran. Ia juga menambahkan, "Alquran adalah kitab kebijaksanaan, pengetahuan, humanisasi, dan kebangkitan, dan permusuhan dengan Alquran sebenarnya adalah permusuhan dengan konsep-konsep luhur tersebut. Tentu saja, Alquran merupakan ancaman bagi negara-negara yang arogan, karena Alquran mengutuk penindasan, demikian juga al-Quran mencela orang-orang tertindas yang menyerah pada penindasan.”
Imam Ali Khamenei menganggap pembenaran penghinaan terhadap Alquran dilakukan dengan klaim yang berulang-ulang, palsu dan salah seperti halnya kebebasan berbicara telah menjatuhkan kehormatan para penggugat itu sendiri. Lalu Pemimpin Revolusi menambahkan, “Apakah di negara-negara yang mengizinkan penghinaan terhadap Alquran dengan dalih kebebasan berbicara, juga mengizinkan penghinaan terhadap simbol-simbol Zionis? Dengan bahasa apa kita bisa membuktikan dengan lebih jelas bahwa mereka berada di bawah kekuasaan Zionis yang kejam, kriminal dan penjarah dunia?”
Pada bagian lain pidatonya, dengan mengisyaratkan pada Pekan Persatuan, Pemimpin Revolusi menyerukan kepada para pemimpin dan politisi negara-negara Islam serta para ahli dan elit dunia Islam untuk memikirkan pertanyaan, “Siapakah sebenarnya musuh negara-negara Islam? Siapakah yang akan merasa dirugikan oleh persatuan negara-negara Islam dan menjadi penghalang bagi perampokan dan campur tangan mereka?”
Dengan menekankan bahwa persatuan negara-negara Islam di Asia Barat dan Afrika Utara akan menjadi pencegah bagi penjarahan, pemaksaan, dan campur tangan Amerika Serikat, Imam Ali Khamenei berkata, “Saat ini, Amerika Serikat tengah memukul negara-negara di kawasan ini secara politik dan ekonomi, mereka mencuri minyak Suriah, memelihara dan melindungi ISIS yang kejam, biadab, dan haus darah di kamp-kamp mereka untuk membawa mereka kembali ke medan perang saat dibutuhkan untuk mencampuri urusan negara, akan tetapi jika kita semua bersatu dan Iran, Irak, Suriah, Lebanon, Arab Saudi, Mesir, Yordania dan negara-negara Teluk Persia mempunyai kebijakan tunggal dalam masalah-masalah mendasar dan umum, maka kekuatan-kekuatan perusak tidak akan mampu dan tidak akan berani mencampuri urusan dalam negeri dan kebijakan luar negeri mereka.”
Imam Ali Khamenei menambahkan, “Seperti yang telah kami katakan berkali-kali, kami tidak pernah mendorong siapa pun untuk berperang dan melakukan tindakan militer, dan kami juga menghindarinya, jadi ajakan untuk bersama dan bersatu adalah untuk mencegah penghasutan perang Amerika, karena merekalah yang memulai penghasutan perang dan merupakan penyebab dari semua perang yang terjadi di wilayah ini.”
Pemimpin Revolusi menyerukan pentingnya bagi semua pemimpin dan tokoh di dunia Islam untuk memikirkan isu penting persatuan, dan mengenai isu lain di kawasan ini, yaitu kejahatan yang terus menerus dilakukan oleh rezim Zionis, ia berkata, “Saat ini, rezim ini tidak hanya membenci Republik Islam Iran, melainkan rezim ini juga penuh kedengkian, kebencian dan kemarahan kepada seluruh negara di sekitarnya, seperti Mesir, Suriah, dan Irak.”
Pemimpin Revolusi Islam menyebut bahwa yang menjadi penyebab dari kebencian dan kemarahan ini adalah karena pencegahan yang dilakukan oleh negara-negara di berbagai masa untuk mewujudkan tujuan mereka, yaitu merebut Sungai Nil hingga Efrat, kemudian ia menambahkan, “Mereka penuh dengan kebencian dan kemarahan yang dalam penafsiran Alquran, dikatakan, "Marahlah kalian dan matilah karena kemarahan ini." Mereka saat ini sedang sekarat, dan dengan bantuan Tuhan, ayat tentang rezim perampas ini akan terjadi.”
Ia menyebut masalah Palestina dan perampasan serta pengusiran suatu negara dari rumah mereka sendiri serta penyiksaan dan pembunuhan mereka, merupakan masalah pertama dan utama dunia Islam dalam beberapa dekade terakhir dan menekankan, “Yang pasti dari Republik Islam adalah bahwa pemerintah yang mengambil pertaruhan untuk menormalisasikan hubungan dengan rezim Zionis sebagai program kerja mereka, mereka akan kalah dan merugi karena saat ini, rezim ini sedang sekarat dan mereka tengah bertaruh pada pihak yang kalah.”
Imam Ali Khamenei menilai bahwa saat ini kondisi para pemuda Palestina dan gerakan anti-perampasan dan anti-penindasan Palestina terlihat lebih hidup, lebih energik dan lebih siap dari sebelumnya, kemudian berkata, “Insya Allah, gerakan ini akan membuahkan hasil, dan sebagaimana yang ditafsirkan oleh Imam yang terhormat bahwa rezim yang merebut kekuasaan seperti kanker ini, suatu hari akan dibasmi oleh tangan rakyat Palestina sendiri dengan kekuatan perlawanan di seluruh wilayah.”
Pada akhir pidatonya, Imam Ali Khamenei menyampaikan harapannya agar umat Islam, dengan rahmat dari Allah Swt dapat memanfaatkan potensi alam secara maksimal dan mempergunakan kemanusiaan yang dimilikinya dengan penuh kebanggaan dan bermartabat.
Pada awal pertemuan ini, Presiden Republik Islam Iran dalam pidatonya, mengisyaratkan perjuangan dan upaya Nabi Muhammad saw dalam membangun manusia dan masyarakat berdasarkan “tauhid” dan “keadilan”, melawan permusuhan, demikian juga perlawanan dalam perjalanan menuju perdamaian untuk menggapai tujuan, sebagai salah satu ajaran terpenting Nabi Muhammad saw dan berkata, “Integrasi dunia Islam berdasarkan gagasan persatuan dan perlawanan serta penolakan takfir dan kompromi, akan menjanjikan terbentuknya peradaban baru Islam.”
Ibrahim Raisi dengan mengisyaratkan pada adanya pertolongan dan bimbingan Ilahi dalam pengalaman Revolusi Islam Iran mengatakan bahwa mengandalkan Allah Swt dan mempercayai rakyat serta mengambil manfaat dari keunggulan relatif dunia Islam, menjadi faktor-faktor kemajuan dan kemenangan dalam melawan keinginan pembuat onar, lalu menambahkan. “Kompromi dan normalisasi yang dilakukan oleh beberapa pemerintahan dengan rezim Zionis tidak akan menjamin keamanan bagi mereka karena rezim ini sedang mengalami kemunduran, sedangkan kemenangan perlawanan sudah dekat.”[SZ]