Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam, melakukan pertemuan dengan para ulama, pelajar agama dan dai Hauzah Ilmiah pagi ini (Rabu, 12 Juli). Imam Khamenei menyebut bahwa dakwah agama dan tujuan-tujuan keagamaan sebagai tugas terpenting Hauzah Ilmiah, dan dengan mengacu pada piranti-piranti yang efektif dan up-to-date dakwah, yaitu, “Mengenal audiens, mengetahui komposisi sebenarnya dari kancah dakwah global untuk memiliki sikap agresif dan memiliki spirit jihad.”
Imam Ali Khamenei menekankan bahwa generasi muda, sebagai pemilik masa depan dan pembangun negara, harus menjadi pusat dakwah kreatif dan mengandalkan metode dan instrumen baru.
Dalam pertemuan yang diadakan menjelang bulan Muharram ini, Ayatullah Khamenei menganggap kebutuhan negara terhadap kegiatan dakwah berbasis penelitian lebih dari kegiatan saat ini, dan dengan mengutip beberapa ayat Alquran tentang dakwah dan dimensi serta seluk-beluknya, beliau berkata: “Agama Allah tidak dapat diwujudkan di tingkat masyarakat kecuali dengan dakwah yang tepat.”
Dengan menyinggung soal pentingnya tradisi lama berdakwah di Hauzah Ilmiah dan dalam kehidupan para ulama besar, beliau menambahkan: “Prioritas berdakwah di antara tugas Hauzah Ilmiah telah berlipat ganda paska berdirinya Republik Islam karena pembentukan negara berdasarkan agama telah meningkatkan permusuhan kaum imperialis terhadap Islam.”
Pemimpin Revolusi menyebut keimanan rakyat sebagai dasar stabilitas sistem Islam dan mengatakan: “Menjaga negara dan pada sejatinya menjaga keimanan umat adalah klimaks kewajiban, di samping di era sekarang, dakwah dilakukan dengan segala macam metode yang mengandalkan sains dan penyebaran aneka ragam piranti, termasuk internet dan kecerdasan buatan (sebagai simbol dari fase pasca-internet) telah banyak dikembangkan, jadi menurut akal sehat juga bahwa kita menganggap dakwah sebagai prioritas utama dalam menghadapi propaganda musuh.”
Ayatullah Khamenei, selain perluasan perangkat keras propaganda di Barat, menganggap kemajuan dalam metode membuat pesan dapat dipercaya sebagai salah satu realitas saat ini dan menambahkan: “Orang Barat, dengan menggunakan berbagai ilmu, termasuk psikologi, menempatkan pesan palsu 100% sebagai kebenaran di benak penonton mereka.”
Beliau memperingatkan: “Jika kita mengabaikan dan kendor dalam menghadapi perkembangan baru dalam hal dakwah, kita akan mengalami metamorfosis budaya dan, seperti Barat, kita akan terjebak dalam pencemaran dosa besar selangkah demi selangkah, yang tidak mudah diperbaiki, seperti yang diulangi berkali-kali oleh Imam Khomeini bahwa jika Islam dihancurkan di Iran, maka efeknya akan bertahan selama bertahun-tahun.”
Setelah menjelaskan kepentingan ganda dan prioritas masalah dakwah, pemimpin revolusi, di bagian kedua pidatonya, dalam pertemuan dengan para ulama, pelajar agama dan mubalig, menyampaikan sejumlah poin penting dan kiat-kiat praktis dakwah.
Ayatullah Khamenei menyebutkan bahwa mengenal audiens mutlak diperlukan dalam dakwah apa pun dan dengan menyinggung soal peningkatan tingkat kesadaran masyarakat secara umum, termasuk remaja dan kaum muda, beliau mengatakan: “Dakwah tidak akan efektif tanpa mempertimbangkan tingkat intelektual dan kebutuhan audiens.”
Beliau menilai penurunan pengaruh pengajaran langsung dan tidak langsung dari ayah dan ibu kepada anak-anak mereka sebagai wabah nyata dan berkata: “Sayangnya, di pasar yang kacau dari banyak suara berbeda di ruang virtual dan pluralis media, suara mentransmisikan pengetahuan-pengetahuan tradisional dan keluarga telah diisolasi.”
Pemimpin revolusi menyebut bahwa makna “bahasa kaum” dalam Alquran adalah urgensi memperhatikan komposisi intelektual dan mental audiens. Beliau berkata: “Jika bahan dan metode dakwah tidak sesuai dengan tingkat dan kebutuhan audiens, maka dai tersebut tidak akan berhasil.”
Poin praktis kedua yang disebutkan Ayatullah Khamenei dalam masalah dakwah adalah pentingnya menghindari posisi dan sikap defensif murni dan urgensi sikap menyerang fondasi intelektual terhadap front yang berlawanan.
Untuk hal ini, beliau menilai perlu mengetahui di balik layar aktivitas terkini di ruang virtual dan non-virtual dan mengatakan: “Perlu dicek dan dilihat dengan seksama apakah aktivis “media-propaganda-virtual” ini bertindak mandiri atau ada di belakang permainan di balik layar, yang dalam banyak kasus demikian adanya.”
Pemimpin Revolusi menyebut front melawan sistem Islam, yang menyebut dirinya demokrasi liberal, adalah sebuah front pembohong dan pendusta, dan dengan mengacu pada banyak fakta sejarah kontemporer, beliau berkata: “Front melawan rakyat Iran menentang kebebasan dan kebebasan berpikir dan melawan segala jenis demokrasi yang tidak bergantung pada imperialis dan konsistensi serta perjuangan bangsa Iran dan pemerintahan Islam dengan front ini adalah suatu perjuangan peradaban dan global.”
Dia menyebut situasi bangsa Ukraina yang tanpa perlindungan dan miskin sebagai bukti kelanjutan motif kolonial dan predator Barat dan berkata: “Bangsa Ukraina harus dibunuh karena kepentingan perusahaan produksi dan penjualan senjata Barat terletak pada kelanjutan perang Di Ukraina.”
Pemimpin Revolusi mengakui kerentanan Barat hari ini lebih dari sebelumnya dan berkata: Amerika, yang beri gelar kehormatan oleh Imam Khomeini dengan gelar “Setan Besar,” di berbagai bidang “politik, konfrontasi dengan bangsa-bangsa, konfrontasi dengan bangsa Amerika sendiri, rasisme, etika seksual, kejahatan dan kekejaman” adalah kumpulan dari sifat setan dan kejahatan.”
Ayatullah Khamenei, dalam menyimpulkan bagian pidatonya ini, menganggap pertahanan dakwah sebagai hal yang perlu dan wajib, tetapi beliau mengatakan: “Seseorang tidak boleh membatasi diri pada sikap bertahan, bahkan dengan melihat fakta dunia dengan benar dan melaporkannya dengan benar, fondasi front musuh harus dijadikan sasaran propaganda dan dakwah.”
Ayatullah Khamenei menganggap semangat dan spirit jihad sebagai persyaratan ketiga untuk dakwah yang efektif dan berkata: “Tanpa spirit jihad, akan ada kesalahan dalam memahami adegan atau perilaku dakwah, tetapi unsur perjuangan dan jihad, bersama dengan cara pandang dan karya ilmiah, menjamin efektivitas dakwah.”
Dalam poin penting, Pemimpin Revolusi menyebut kehadiran ulama di tengah-tengah medan dakwah mutlak diperlukan dan mengatakan: “Ulama Islam selalu penuh harapan, dinamis dan jihadis, di tengah medan dakwah.”
Beliau menilai perlu memperhatikan kebutuhan dan bahan intelektual semua lapisan, termasuk para pemikir, penulis, dan seniman, dalam masalah dakwah, dan pada saat yang sama, beliau berkata: “Perhatian khusus harus diberikan kepada pemuda dan generasi muda, karena masa depan negara adalah milik generasi ini, dan pikiran tanpa rasa ragu, bergerak maju membangun masa depan.”
Pemimpin Revolusi menganggap komitmen praktis kaum muda untuk beribadah dan menghindari dosa sebagai hal yang penting dan menyebut peran masjid dan majlis-majlis taklim efektif dalam bidang ini.
Dalam diskusi memakmurkan dan menghidupkan masjid-masjid ini, Ayatullah Khamenei menganggap hal itu sebagai perkara wajib dan beliau berkata: “Masjid tidak boleh dibuka hanya pada waktu salat, tetapi masjid harus menjadi tempat permanen bagi orang untuk datang dan pergi.”
Merujuk pada salah satu pertemuannya dengan orang-orang sinema di masa lalu, beliau berkata: “Kadang-kadang kita berharap banyak dari komunitas masyarakat tertentu; Namun, kita gagal memberi mereka pengetahuan dan nutrisi intelektual yang diperlukan.”
Poin terakhir yang ditekankan oleh Pemimpin Revolusi dalam pertemuan ini adalah urgensi untuk membentuk pusat hauzah yang besar (pertama di Hauza Ilmiah Qum dan kemudian di hauzah-hauzah besar lainnya) untuk perluasan kuantitatif dan promosi dakwah agama secara kualitatif dan ilmiah.
Beliau menyatakan 3 misi untuk pusat ini: “Menyediakan dan memproduksi materi dakwah terkini dan inovatif, menyusun metode dakwah yang canggih dan efektif dan pelatihan yang efektif dalam arti sebenarnya.”
Di awal pertemuan ini, Hujjatul-Islam wa Al-Muslimin A’rafi, Direktur Hauzah Ilmiah Iran, menyampaikan: “Para pelajar agama dan dai dengan orientasi moral selalu aktif dan berperan besar dalam memajukan masyarakat dan menggunakan pengetahuan dan instrumen modern. Pelajar agama menganggap diri mereka bertanggung jawab atas persoalan-persoalan sosial dan masyarakat dan dalam masalah seperti kehidupan, bahaya sosial, pencegahan diskriminasi, kesehatan peradilan dan perbaikan situasi ruang virtual.” [SN]