Teks pernyataan Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam dalam pertemuan dengan penyelenggara kongres nasional memperingati dua ribu empat puluh empat syuhada Sabzevar, serta penyelenggara kongres nasional dua ribu empat ratus sembilan puluh delapan syuhada Neisyabour dan sebagian dari keluarga syuhada dari dua kota ini, diterbitkan pagi ini Selasa tanggal 9 Khurdad 1402 (30 Mei 2023) di tempat konferensi di Sabzevar.
Dalam pertemuan ini, Imam Ali Khamenei menganggap menjaga memori para martir sebagai jihad besar dan setara dengan jihad dalam menjaga darah suci yang tertumpah di Karbala dan berkata, “Kita harus bekerja keras dan menggunakan seni dan cara-cara yang kreatif dan menarik untuk mengingat tingkah laku dan perjuangan para syuhada, dan hal ini harus diwariskan kepada generasi muda dan generasi selanjutnya.”
Beliau juga menyebut bahwa memperkenalkan sejarah, ilmuwan dan keagungan spiritual dan ilmiah kota-kota, termasuk Neisyabour dan Sabzevar kepada kaum muda merupakan sebuah kewajiban.
Pemimpin Revolusi Islam sembari menyampaikan penghormatannya kepada mereka yang terlibat dalam pengorganisasian Kongres Nasional Syuhada di Sabzevar dan Neisyabour, beliau juga mengungkapkan bahwa manfaat dan kebaikan dari kekuatan arogan dan para pendusta di sepanjang sejarah adalah tidak tersisanya ingatan, nama para pejuang dan keberanian para syuhada, dimana masalah ini berlanjut terus menerus, oleh karena itu menghidupkan memori para syahid, keluarga serta sahabat para syahid sebagai penjagaan syahid dan mereka yang berada di tempat kejadian dengan segala kekuatan dan dukungannya adalah Jihad dan harus diapresiasi.
Imam Ali Khamenei juga mengisyarahkan tentang latar belakang dan identitas sejarah, agama dan ilmu kota-kota Sabzevar dan Neisyabour, beliau mengatakan bahwa dua kota ini merupakan sebagian dari khazanah sejarah dan peradaban Islam-Iran dan berkata, “Dalam selang waktu antara Fazl bin Syazan Neisyaburi hingga Haj Mulahadi Sabzevari selama sekitar seribu tahun, banyak bintang ilmiah, spiritual, dan intelektual yang bersinar dimana semua pembesar ini merupakan identitas sejarah kota-kota ini dan harus diperkenalkan kepada generasi muda.”
Mengenai kedudukan tinggi para syuhada Sabzevar dan Neisyabur, beliau juga menambahkan, “Di dua kota ini kita bisa melihat ada satu syahid muda yang arif dan pejuang keras yang kira-kira berusia dua puluh tahun, seperti Syahid Nashir Baghani dari Sabzevar hingga seorang mujahid paruh baya dan lansia seperti Syahid Nur Ali Syusytari dari Neisyabour dimana surat wasiat mereka penuh dengan pengetahuan dan hikmah”
Sembari menekankan bahwa mendeskripsikan syuhada itu hal yang tidak mungkin, beliau menganggap para syuhada adalah teladan dan surat-surat wasiat mereka adalah pelajaran, kemudian melanjutkan, “Masing-masing syuhada seperti Syusytari, Baghani, Brunasi, dan Syahid Akhiri Sabzevari dan Syahid Ad-Daghi bisa ditempatkan sebagai teladan sebagaimana yang kita lihat kesyahidan Hamid Ridha asd-Daghi telah memberikan pengaruh yang sangat kuat pada opini umum masyarakat.
Imam Ali Khamenei pada akhir acara mengisyarahkan perlunya memperkuat penulisan memoar kehidupan para syahid dan menekankan bahwa penulisan memoar ini harus dilakukan dengan seni dan profesional.[EZ]