Sebelum siang hari ini (Sabtu, 22/4), Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam, dalam pertemuan dengan rakyat, pejabat-pejabat negara dan para duta besar negara-negara Islam, menyatakan bahwa persatuan merupakan kebutuhan yang mendesak dan esensial bagi umat Islam dan sembari mengisyarahkan pada penurunan nyata yang dialami oleh rezim Zionis dan berkurangnya kekuatan penangkal yang tampak jelas pada rezim ini mengatakan. “Kemajuan dan perkembangan penting ini terjadi berkat perlawanan yang gigih dari bangsa dan pemuda Palestina, dan strategi dunia Islam saat ini harus difokuskan untuk membantu dan memperkuat elemen-elemen pertempuran di internal Palestina.”
Imam Ali Khamenei menyebut bulan Ramadhan sebagai dasar kedekatan hati umat Islam satu sama lain dan menambahkan, “Para pejabat negara Islam harus menggunakan kesempatan ini untuk menciptakan persatuan umat Islam dan mengurangi serta menyelesaikan perbedaan-perbedaan yang ada.”
Menunjuk pada berbagai masalah yang terdapat di negara-negara Islam, termasuk perang dan konflik, ketergantungan, kemiskinan, dan kurangnya kemajuan ilmiah, Pemimpin Revolusi mengatakan, “Jika perintah al-Qur'an tentang "wahdah dan persatuan dalam ikatan Ilahi" diikuti dan diamalkan, maka dunia Islam dengan populasinya yang berjumlah sekitar dua miliar dengan kepemilikan titik-titik geografis paling penting dan paling sensitif di dunia, sudah pasti akan dapat mengambil langkah untuk mencari solusi terhadap berbagai masalah.”
Imam Ali Khamenei menganggap persoalan Palestina sebagai salah satu masalah paling mendasar di dunia Islam, dan saat menyinggung tentang penurunan bertahap yang terjadi pada rezim zionis, beliau berkata, “Penurunan yang dimulai sejak beberapa tahun yang lalu ini, kini terlihat semakin nyata dan semakin cepat, dan dunia Islam harus memanfaatkan kesempatan besar ini.”
Beliau menganggap isu Palestina tidak hanya menjadi masalah Islam saja melainkan juga merupakan masalah insaniah, dan sembari menyinggung tentang demo dan pawai Hari Quds yang juga terlihat di negara-negara non-Islam, beliau mengatakan, “Pertemuan akbar anti-Zionis pada Hari Quds di Amerika dan negara-negara Eropa adalah hasil dari meningkatnya kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis.”
Pemimpin Revolusi menambahkan, “Kehadiran sejumlah warga Eropa untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina merupakan masalah yang sangat penting, karena ini terjadi di negara-negara yang bergantung pada Zionis.”
Beliau menyebut bahwa penyebab utama dari keadaan menyedihkan rezim perampas ini adalah perlawanan yang diberkati dari internal rakyat Palestina dan juga keberanian para pemuda dalam mengambil resiko dan melakukan pengorbanan masa mudanya, kemudian beliau menekankan, “Situasi saat ini di wilayah pendudukan membuktikan bahwa dengan semakin banyaknya rakyat Palestina di berbagai wilayah yang berdiri melawan dan menentang rezim palsu ini, maka rezim ini pun akan semakin melemah.”
Imam Ali Khamenei menganggap bahwa rezim Zionis saat ini tidak lagi memiliki kekuatan untuk melakukan pencegahan, dan berkata, “Beberapa dekade yang lalu, Ben Gurin, salah satu pendiri rezim palsu mengatakan bahwa ketika kekuatan pencegahan kita berakhir, maka saat itulah kita akan dihancurkan, dan saat ini dunia tengah menyaksikan fakta ini, dan jika tidak hal lain yang terjadi, maka kehancuran rezim ini sudah dekat, dimana ini terjadi karena berkah dari para pemuda Palestina di Tepi Barat dan daerah pendudukan lainnya yang tidak mementingkan diri sendiri.”
Mempertimbangkan fakta ini, beliau menganggap bahwa bantuan yang diberikan kepada pasukan internal Palestina bisa menjadi strategi yang sangat diperlukan dunia Islam saat ini dan berkata, “Front perlawanan bersama seluruh upayanya yang berharga, dan semua negara Islam harus fokus pada penguatan elemen pertempuran di internal Palestina.”
Saat mengungkapkan sebuah poin penting, Imam Ali Khamenei menyebut bahwa kecenderungan ke arah Islam menjadi faktor utama di balik penguatan kelompok-kelompok Palestina dan menambahkan, “Tidak ada gerak dan kemajuan seperti ini pada periode-periode dimana tidak ada kecenderungan terhadap Islam.”
Pemimpin Revolusi menganggap anti Islam dan Islamphobia yang digaungkan oleh musuh adalah imbas dari pemahaman atas kekuatan Islam dalam memperkuat bangsa Palestina dan bangsa-bangsa lain, kemudian menambahkan, “Tentu saja, tanpa adanya rahmat Ilahi dan kewaspadaan negara-negara Muslim, strategi ini tidak akan memperoleh hasil apapun.”
Imam Ali Khamenei juga menyinggung tentang kepeloporan Imam Khomeini dan Republik Islam dalam mendukung masalah Palestina, beliau menambahkan, “Gerakan ini akan terus berlanjut dan kami berharap suatu hari nanti rakyat Iran yang terkasih akan menyaksikan saat dimana umat Islam dari semua negara Islam bisa melaksanakan shalatnya di al-Quds dengan bebas.”
Di awal pertemuan ini, Presiden Hujjatul Islam Wal Muslimin Raisi mengisyarahkan apa yang ditekankan oleh Pemimpin Revolusi terkait kerja sama tiga kekuatan, dengan mengatakan, “Saya yakinkan kepada Pemimpin Revolusi Islam dan rakyat Iran yang terkasih bahwa ketiga kekuatan tersebut akan terus berusaha untuk menghindari kesenjangan dengan empati, sinergi, berfokus pada teks yang merupakan realisasi dari slogan tahun ini, mengurai simpul-simpul kehidupan masyarakat dan melayani mereka dengan tulus.”
Selain itu, di sela-sela pertemuan ini juga hadir keluarga para syahid Arman Alivardi, Ruhullah Ajamian dan Hassan Irlu untuk bertemu dan berbincang dengan Pemimpin Revolusi Islam. [EZ]