Situs Media Informasi Kantor Imam Ali Khamenei

Pemimpin Revolusi Islam dalam Pertemuan dengan Para Peziarah Makam Suci Radhawi as:

Transformasi Berarti Memperbaiki Kekurangan Bukan Mengubah Identitas

Pada hari pertama tahun baru (21/3), Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam, dalam pertemuan besar dengan para penduduk dan peziarah makam suci Radhawi as mengatakan bahwa transformasi dengan makna "memperbesar kekuatan dan menghilangkan titik kelemahan dan cacat" merupakan kebutuhan dasar negara, dan dengan mengisyarahkan pada tujuan dan tuntutan musuh yang sepenuhnya anti-transformasi, beliau berkata, “Kita harus memulai tugas transformasi yang berat dan sulit dengan kemauan yang kuat, mengandalkan kepercayaan diri nasional, harapan dan kewaspadaan, dan mengubah titik kelemahan terutama dalam sektor ekonomi, menjadi hal yang cemerlang dan menonjol.”

Sembari membahas tentang doa umum bangsa Iran yang dilantunkan saat pergantian Tahun Baru untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik, Imam Ali Khamenei mengatakan, “Seseorang harus melakukan usaha dan upayanya dengan tekun untuk setiap perubahan, sembari memohon bantuan dari-Nya.”

Pemimpin Revolusi Islam menyebut bahwa kesadaran opini publik tentang isu-isu dasar negara akan menjadi landasan untuk aktivasi para kawula muda yang memiliki ide, kebijakan dan kecerdasan, kemudian beliau menambahkan, “Transformasi dan perubahan merupakan isu penting yang harus diangkat di kalangan masyarakat seperti masalah-masalah penting lainnya, karena jika opini publik tidak menerima sebuah pemikiran dan ide, maka pemikiran itu tidak akan bisa dilaksanakan dan lambat laun akan dilupakan.”

Dalam membatasi konsep transformasi yang sebenarnya dengan apa yang disebut musuh sebagai perubahan, beliau berkata, “Musuh memiliki tuntutan yang anti-transformasi dan sepenuhnya bertentangan dengan tujuan sistem, sayangnya, ada sebagian orang dalam yang mengikuti atau meniru mereka, atau mengulangi kata yang sama tentang perubahan dengan motivasi yang berbeda dimana maksudnya adalah perubahan konstitusi atau struktur sistem.”

Beliau mengatakan bahwa tujuan utama musuh dari konsep "transformasi struktural", "perubahan", "revolusi" atau kata-kata yang serupa adalah perubahan identitas Republik Islam dan menambahkan, “Tujuan musuh adalah menghilangkan titik-titik kekuatan negara dan sistem, dan melupakan isu-isu yang mengingatkan rakyat kepada revolusi, Islam yang murni dan revolusioner, diantaranya seperti pengulangan nama Imam, penyampaian ajaran-ajaran Imam, masalah Wilayatul Faqih, 22 Bahman, dan partisipasi masyarakat yang penuh antusias dalam pemilu.”

Imam Ali Khamenei menyebut pengubahan sistem demokrasi Islam menjadi pemerintahan yang individual dan patuh, atau pemerintahan dengan tampilan demokrasi tetapi dalam praktiknya melaksanakan perintah Barat, sebagai tujuan akhir dari kata-kata yang secara lahiriah mereka sebut sebagai perubahan, kemudian beliau mengatakan, “Mereka mencari dominasi politik dan ekonomi atas Iran dalam segala hal yang mereka lakukan, dan mereka menjarah negara.”

Setelah pembatasan ini, beliau menyebutkan titik kekuatan dan kelemahan negara sebagai prasyarat yang diperlukan untuk terjadinya transformasi lalu berkata, “Melintasi jalan transformasi yang sulit membutuhkan kepercayaan diri nasional.”

Pemimpin Tertinggi Revolusi Iran menganggap bangsa ini memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan sembari mengisyarahkan pada harga diri, kemandirian, dan keberanian bangsa, beliau berkata, “Unsur terpenting kedua dalam lintasan transformasi adalah kewaspadaan dan kesadaran.”

Imam Ali Khamenei menganggap kelalaian dan ketidakpedulian terhadap kewaspadaan bisa menjadi penyebab kerusakan yang mungkin akan berakibat buruk bagi kekuatan, beliau menambahkan, “Sebagian dari para simpatisan dan mereka yang tertarik pada sistem dan revolusi kadangkala menyerang kekuatan sistem untuk sebuah gerakan yang baik dan reformis, dan ini terjadi karena kelalaian dan ketiadaan perhatian terhadap titik-titik kekuatan sistem, kelalaian yang seperti ini harus sangat diwaspadai.”

Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam menyebut perlu untuk menjaga kekuatan dan mengidentifikasi mereka dan sembari menyebutkan beberapa kekuatan bangsa Iran, beliau meminta kepada para pemuda untuk memikirkan masalah tersebut dan bersinergi.

Beliau menganggap "struktur internal bangsa Iran yang kuat dan kokoh" sebagai salah satu kekuatan negara yang jelas, kemudian beliau berkata, “Kekuatan dan stabilitas internal ini muncul dan bersumber dari kepercayaan rakyat, karena bahkan mereka yang tidak sepenuhnya mematuhi aturan Islam pun tetap percaya dan beriman pada Tuhan, Al-Quran dan Imam.”

Dalam menjelaskan tanda-tanda yang jelas dari kekuatan internal bangsa Iran, beliau menunjuk pada "kemenangan bangsa ini atas rantai permusuhan selama puluhan tahun berturut-turut dari para arogansi dunia" dan berkata, “Negara dan revolusi mana yang mampu tetap berdiri tegak dan tidak bertekuk lutut dalam melawan pukulan berturut-turut dari negara-negara terkuat dunia selama bertahun-tahun?”

Imam Ali Khamenei menyebut bahwa "kudeta, embargo, tekanan politik, serangan media yang belum pernah terjadi sebelumnya, konspirasi-konspirasi keamanan dan sanksi ekonomi yang luar biasa" sebagai dimensi dan aspek dari konspirasi musuh yang terjadi secara terus menerus, kemudian menambahkan, “Pada putaran akhir dari permusuhan ini, para pemimpin Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa secara terbuka dan terang-terangan mendukung kerusuhan yang mereka mulai tahun lalu dengan persentase yang sangat kecil dan setidaknya mereka berusaha melemahkan Republik Islam dengan segala jenis senjata, dukungan politik, keuangan, keamanan dan media, akan tetapi yang terjadi di lapangan justru kebalikan dari apa yang mereka targetkan, Republik Islam memenangkan konspirasi global ini dan menunjukkan bahwa bangsa ini tak tergoyahkan, kuat dan solid.”

Pemimpin Revolusi Islam menilai 22 Bahman tahun ini yang merupakan manifestasi pondasi internal sistem yang sangat kuat, tersampaikan dengan jauh lebih bergelora dan lebih semarak dibandingkan dengan peristiwa serupa di tahun-tahun sebelumnya, lalu beliau menambahkan, “Kemajuan besar bangsa ini di berbagai bidang merupakan tanda-tanda lain dari kekuatan internal negara ini.”

Beliau menyebut bahwa kemajuan yang dicapai selama periode embargo ekonomi dan tekanan yang paling parah sebagai kinerja bangsa yang cemerlang dan membanggakan, dan berkata, “Amerika dengan segala kebohongan yang mereka miliki mengakui bahwa tekanan ekonomi yang mereka lakukan terhadap bangsa Iran merupakan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.”

Imam Ali Khamenei juga menyebutkan tentang kemajuan-kemajuan yang diraih oleh bangsa ini dalam bidang sains dan teknologi dan peringkat yang diperolehnya di antara negara-negara teratas di dunia dalam bidang-bidang seperti nano dan bioteknologi, kemajuan di bidang kesehatan, kedirgantaraan, nuklir, pertahanan, infrastruktur, pusat medis dan kesehatan, kilang minyak dan berbagai bidang lainnya, kemudian berkata, “Di bidang hubungan luar negeri pun upaya musuh untuk mengisolasi Iran juga telah gagal, dan Republik Islam, dengan melakukan penguatan seratus persen dalam hubungannya dengan Asia, akan terus memperluas hubungan politik, ekonomi, ilmiah dan teknis dengan negara penting di kawasan ini.”

Beliau menambahkan, “Keanggotaan dalam beberapa pakta regional penting dan penguatan hubungan dengan Afrika dan Amerika Latin merupakan perkembangan lain di bidang hubungan luar negeri, selain itu, kita tidak marah dengan Eropa dan jika mereka berhenti dari mematuhi Amerika, maka kita siap bekerja sama dengan mereka.”

Imam Ali Khamenei menyebut bahwa iman, rasa kebanggaan nasional dan mengandalkan kekuatan domestik sebagai faktor dan lahan bagi kemajuan bangsa Iran, dan berkata, “Titik kekuatan lain yang juga harus diperkuat oleh sistem ini diantaranya adalah Republikanisme dan Islamisme.”

Setelah menyebutkan poin-poin kekuatan negara, Imam Ali Khamenei selanjutnya menjelaskan tentang titik-titik kelemahan dan perlunya reformasi, dengan berkata, “Di atas seluruh kekurangan, ada masalah perekonomian dan kebijakan-kebijakan perekonomian yang kebanyakan merupakan warisan masa lalu, dari revolusi dan beberapa di antaranya berkaitan dengan pasca revolusi.”

Beliau menganggap masalah terpenting dan titik lemah perekonomian negara adalah ekonomi pemerintahan dan kewirausahaan ekstrim yang muncul dari kebijakan ekonomi tahun 60-an, dan menambahkan, “Hasil dari tindakan yang ekstrim ini adalah tersingkirnya masyarakat dari kegiatan-kegiatan besar ekonomi yang bisa menciptakan kekayaan dan munculnya masalah yang bisa kita saksikan saat ini di negara.”

Pemimpin Tertinggi Revolusi menyerukan tujuan mengumumkan kebijakan-kebijakan umum Pasal 44 adalah untuk mempercayakan kegiatan-kegiatan ekonomi kepada rakyat, dan beliau mengatakan, “Bagian penting dari ekonomi dan produksi harus berada dalam kewenangan rakyat, dan seperti yang telah kami ulangi berkali-kali, perusahaan negara dan semi negara, yang kadang-kadang diibaratkan sebagai hal yang buruk, tidak seharusnya bersaing dengan perusahaan swasta.”

Beliau menyebut tidak terwujudnya keadilan ekonomi dengan memberikan teladan kunci perekonomian kepada pemerintah, sebagai tanda kesalahan dari metode ini, dan menegaskan, “Pemerintah harus mengurangi administrasi dan campur tangan dalam perekonomian; serta mengawasi dan mengurus urusan tersebut dengan menyerahkannya dalam kewenangan rakyat sendiri. Tentunya kami telah memerintahkan masalah ini kepada berbagai pemerintahan, akan tetapi penyerahannya tidak dilakukan atau dilakukan tetapi dengan cara yang salah, yang mengakibatkan kerugian rakyat.”

Imam Ali Khamenei mencatat bahwa cacat ekonomi lainnya di negara ini adalah adanya ketergantungan pada minyak mentah, dan berkata, “Kita harus memisahkan tali pusat ekonomi dari ekspor minyak mentah dan berfokus pada kegiatan non-minyak untuk mendapatkan lebih banyak pendapatan, yang alhamdulillah berdasarkan berbagai laporan, telah dimulai langkah-langkah yang baik dalam persoalan ini.

Ketergantungan perekonomian negara pada mata uang Dolar adalah titik lemah lain yang diisyarahkan oleh Pemimpin Revolusi, kemudian beliau menambahkan, “Beberapa negara yang diberi sanksi oleh Barat menjadi lebih baik ketika mereka memotong ketergantungan terhadap Dolar dan bekerja dengan mata uang lokal, dan kita pun harus melakukan hal yang sama.”

Beliau menyebutkan lambannya pertumbuhan ekonomi negara di tahun 90-an sebagai kelemahan lain, kemudian mengatakan, “Pada beberapa tahun 90-an, pertumbuhan ekonomi berada di bawah angka satu, dan selama masa pemerintahan saat ini, tingkat pertumbuhan ekonomi juga sangat rendah, sedangkan untuk memperbaiki perekonomian negara, kita membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan berkelanjutan, yang memerlukan peningkatan produksi dengan bantuan dan bimbingan rakyat.”

Imam Ali Khamenei meminta kepada para pejabat pemerintah dan anggota parlemen untuk mendorong dan membimbing rakyat supaya memainkan peran yang lebih produktif dalam perekonomian negara dan menciptakan kepercayaan untuk melakukan investasi dan kewirausahaan sektor swasta, dan berkata, “Jika kita memanfaatkan kemampuan rakyat dalam perekonimian dan melakukan peningkatan dalam produksi, maka sudah pasti mata pencaharian umum dan inflasi akan membaik dan moto tahun ini akan terwujud.”

Beliau menganggap mengabaikan lintasan-lintasan partisipasi masyarakat dalam masalah ekonomi sebagai kelemahan lain, kemudian beliau menasihati pihak berwenang, para ahli dan mereka yang tertarik dengan nasib negara untuk menemukan cara yang tepat terkait dengan partisipasi masyarakat dalam ekonomi, kemudian beliau mengatakan, “Di mana pun kita lihat masyarakat masuk ke dalamnya, maka di situ pula kita mengalami kemajuan, seperti Pertahanan Suci dan masalah-masalah politik. Oleh karena itu, ketika kita mampu menentukan bagaimana mengaktifkan masyarakat dalam perekonomian, maka di bidang ini pun kita akan menang dan berhasil.”

"Meningkatkan mobilitas dalam perdagangan luar negeri", "memperkuat perusahaan dan kegiatan berbasis pengetahuan", "transformasi dalam undang-undang berdasarkan kebijakan legislatif" dan "menghindari penciptaan biaya pasti untuk pendapatan yang tidak pasti dalam anggaran tahunan" adalah kelemahan-kelemahan lain yang ditunjuk oleh pemimpin Revolusi Islam.

Imam Ali Khamenei menganggap perlu untuk memberi tahu masyarakat tentang perang gabungan dan kebijakan musuh di bidang ini, dan berkata, ”Dalam perang gabungan, tidak ada serangan militer, melainkan propagandis-propagandis asing dan pengikutnya akan menyerang keyakinan agama dan politik rakyat dari dalam, supaya dengan memutarbalikkan fakta, mereka bisa melemahkan kehendak bangsa dan memadamkan api harapan di hati para pemuda dan mematahkan semangat mereka dari masa depan, pekerjaan dan kemajuan.

Pemimpin Revolusi Islam menambahkan, “Dalam perang gabungan ini, musuh ingin menciptakan perselisihan, menciptakan bipolaritas di dalam negeri, ingin merampas perangkat lunak nyata kekuatan bangsa, yaitu iman dan nilai-nilai agama dan kebangsaan, dari tangan rakyat untuk menciptakan ketidakstabilan dan ketidakamanan di dalam negeri, dan jika bisa, mereka juga ingin ciptakan perang saudara yang tentu saja mereka merencanakan semuanya ini karena kebingungan, dan sampai nanti pun mereka tetap akan kebingungan.”

Sembari mengacu pada penggunaan segala macam alat dan faktor dalam perang gabungan seperti faktor budaya, keamanan, ekonomi, dan menyusupkan pengaruh untuk menciptakan keputusasaan dan mengabaikan kemampuan sendiri, beliau menambahkan, “Mereka berusaha memisahkan masyarakat dengan cara menciptakan rasa pesimis dan memunculkan pikiran-pikiran negatif terhadap lintasan-lintasan informasi kita dengan mengatakan bahwa kalian jangan mendengarkan radio dan televisi atau laporan dari para pejabat karena apa yang mereka katakan itu tidak sesuai dengan realita yang ada, atau kalian jangan memperhatikan kata-kata Rahbar karena sebenarnya itu hanyalah kata yang diulang-ulang.”

Imam Ali Khamenei saat menolak klaim simpatisan, mengatakan, “Front musuh telah mengumumkan dengan lantang selama bertahun-tahun bahwa mereka ingin membuat Republik Islam bertekuk lutut, namun sebagai gantinya, kepemimpinan berkata, "Kalian salah", ini bukanlah pengulangan, tetapi istiqamah dan kegigihan pada perkataan yang benar sesuai dengan perintah Ilahi.”

Beliau juga menyampaikan rasa penghormatannya atas kehadiran masyarakat di lapangan baru-baru ini dan menyebutnya sebagai contoh kebangkitan dan kegigihan masyarakat dalam menentang kerusuhan, beliau menekankan, “Rakyat negara ini menampar semua pihak yang menghasut atau mendukung para perusuh dalam kerusuhan akhir-akhir ini dan dengan kehendak dan rahmat Ilahi di masa depan rakyat Iranpun akan tetap menampar para musuhnya.”

Pemimpin Revolusi Islam menambahkan, “Saya dengan tegas menyatakan bahwa bangsa Iran adalah bangsa yang kuat, maju dan mampu menyingkirkan kekurangan yang dimilikinya untuk menciptakan transformasi dan perubahan.”

Sembari menekankan dukungan yang berkelanjutan terhadap sistem untuk front perlawanan, beliau juga menolak klaim palsu tentang partisipasi Iran dalam perang Ukraina dan berkata, “Kami dengan tegas menolak klaim partisipasi Iran dalam perang Ukraina, dan hal seperti itu sama sekali tidak benar. Perang Ukraina dimulai oleh Amerika Serikat untuk memperluas NATO ke timur, dan sekarang, sementara rakyat Ukraina terjebak dan mengalami berbagai penderitaan, Amerika Serikat dan pabrik-pabrik senjatanya mendapatkan keuntungan paling banyak dari perang, dan karena inilah mereka selalu mencoba menghalangi hal-hal yang diperlukan untuk mengakhiri perang.”

Imam Ali Khamenei setelah menyebutkan satu persatu kelemahan utama ekonomi negara yang harus diselesaikan dengan program transformasional, juga menunjukkan beberapa titik lemah yang terdapat di kalangan masyarakat, dengan mengatakan, “Pemborosan dalam konsumsi air, listrik, gas, roti, dan bensin”, "kecenderungan terhadap kemewahan yang ekstrim, yang terkadang berubah menjadi pamer dan persaingan kemewahan, dan telah menyebabkan peningkatan biaya, termasuk biaya pernikahan", "ketiadaan fanatisme terhadap produksi dalam negeri, yang terkadang kualitasnya justru lebih baik daripada produksi luar negeri, dimana hal ini berimbas pada kenaikan tingkat pengangguran pekerja Iran” dan “terlalu memanjakan dan tidak memaafkan adanya perbedaan pendapat yang sepele dan kecil, termasuk dalam masalah politik, dimana hal ini bisa menciptakan adanya dua kubu dalam masyarakat” adalah beberapa kekurangan dan persoalan-persoalan yang harus dihilangkan dan diperbaiki dari perilaku publik.

Dalam nasehat pentingnya, Pemimpin Revolusi Islam juga menyerukan kepada semua orang yang memiliki kemampuan berbicara kepada rakyat dan pemilik media, baik di ruang maya, pers, maupun radio, untuk menciptakan asa dan harapan, dengan mengatakan, “Upaya yang dilakukan oleh musuh adalah memunculkan kekecewaan dan rasa putus asa di kalangan pemuda, dan di sisi lain, kita harus menciptakan harapan dalam banyak persoalan di negara ini. Seluruh kewajiban ini harus ditanggapi dengan serius.”

Menurut beliau menciptakan harapan itu bukan berarti menyembunyikan kelemahan dan kekurangan dengan menipu diri sendiri, kemudian menambahkan, “Kekurangan dan kelemahan juga harus diungkapkan, akan tetapi seiring dengan itu, poin-poin yang menjanjikan dan masa depan yang cerah juga harus ditunjukkan dan ditempatkan di depan mata semua orang.”

Mengacu pada kebingungan Amerika di kawasan, Imam Ali Khamenei mengatakan, “Jalur dan kebijakan negara ini di kawasan sangat jelas dan kita mengetahui apa yang harus kita lakukan, akan tetapi Amerika bingung dan tidak berdaya karena jika mereka tetap tinggal di kawasan, seperti Afghanistan, mereka akan berhadapan dengan kebencian yang kian hari kian meningkat dan terpaksa harus meninggalkan kawasan, dan jika meninggalkan kawasan, maka mereka akan kehilangan ambisi mereka, dimana kebingungan ini merupakan tanda kelemahan mereka yang nyata.”

Pemimpin Revolusi juga menyampaikan puji syukur kepada Allah swt karena telah bertemu kembali secara pribadi dengan masyarakat Masyhad yang saleh, para peziarah terkasih makam Hadhrat Ali bin Musa Ar-Ridha as, semua ilmuwan, peneliti, dokter, perawat, relawan masyarakat, balai produksi dan penyuntikan vaksin, perbekalan kesehatan dan lain-lain yang dalam beberapa tahun terakhir mereka aktif dalam mengatasi wabah Corona di masyarakat, dan beliau mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaannya yang tak terhingga kepada mereka semua.

Di awal acara ini, Hujjatul-Islam wal-Muslimin Marwi, penanggung jawab Astan Muqaddas Radhawi dalam pidatonya mengatakan bahwa mematuhi perjanjian dengan Imam Ridha as berarti bisa mendominasi dalam mengatur gaya hidup Radhawi dan menerapkan ajarannya dalam kehidupan pribadi dan sosial, dan dalam kaitannya dengan laporan kegiatan Astan al-Quds ia mengatakan, “Menyebarluaskan ziarah dengan pengetahuan, memberikan perhatian pada yang membutuhkan, termasuk hal-hal yang harus diperhatikan untuk memperluas program sosial Astan al-Quds, memberikan kemudahan berziarah, menghormati para peziarah, memberikan pengarahan pada minat dan kepemudaan adalah di antara pendekatan dan tindakan yang dilakukan oleh Astan Al-Quds Radhawi. [EZ]

700 /