Pemimpin Besar Republik Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Jumat (29/4), menyampaikan pesan dan pidato berbahasa Arab yang ditayangkan secara langsung di televisi dalam rangka memperingati Hari Quds Sedunia.
Dalam pesan ini dia antara lain menyebutkan bahwa selagi Rezim Zionis Israel masih eksis maka sepanjang tahun adalah hari Quds.
Berikut terjemahan lengkap pidato tersebut;
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam atas penghulu makhluk dan manusia termulia junjungan kita Muhammad Al-Mustafa, penutup para rasul, serta keluarga yang suci, para sahabatnya yang mulia, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat.
Salam sejahtera atas seluruh umat kita, laki-laki maupun perempuan, di seluruh penjuru dunia. Salam atas para pemuda Dunia Islam. Salam atas para pemuda gagah perwira Palestina dan atas semua anak bangsa Palestina.
Hari Quds kembali tiba. Al-Quds al-Sharif mengumandangkan seruannya kepada seluruh umat Islam di dunia. Pada hakikatnya, selagi entitas Zionis perampas dan penjahat ini masih menguasai Quds maka semua hari sepanjang tahun haruslah dianggap sebagai Hari Quds.
Al-Quds al-Sharif adalah jantung Palestina dan semua negeri yang dirampas dari laut hingga sungainya, yang merupakan perpanjangan Quds. Bangsa Palestina kian hari kian menunjukkan keteguhan dan keberaniannya yang langka bandingannya, berdiri menghadapi kezaliman, dan akan terus sedemikian teguh. Dengan aksi-aksi heroiknya, para pemuda (Palestina) telah menjadi tameng pertahanan bagi Palestina, dan memberikan kabar gembira akan (terpenuhi) janji di masa depan.
Hari Quds berjalan pada tahun ini, sementara segala sesuatu mengabarkan akan adanya perimbangan baru untuk Palestina hari ini dan esok.
Kehendak yang tak terpatahkan di gelanggang Palestina dan di semua kawasan Asia Barat (Timur Tengah) telah menggeser posisi “tentara tak terkalahkan” yang disebutkan untuk para Zionis. Hal ini telah membuat tentara penjahat itu terpaksa mengubah formasi barisannya dari ofesif ke defensif.
Hari ini di kancah politik kita melihat pendukung utama rezim penjajah, yaitu Amerika Serikat (AS), menderita kekalahan-kekalahan beruntun; kalah dalam perang Afghanistan, kalah dalam memraktikkan tekanan maksimum terhadap Iran, kalah di depan kekuatan Asia, kalah dalam pengendalian ekonomi global, dan kalah dalam kehendak dalam negeri serta timbulnya keretakan yang mendalam dalam pemerintahannya.
Rezim perampas terbelit carut marut problema pelik di gelanggang politik dan militernya. Tukang jagal dan penjahat lama (Benjamin Netanyahu) yang pernah memimpin rezim ini telah tercampakkan ke sampah pasca Perang Pedang Quds, sementara orang yang menggantikannya juga sedang menantikan pedang tajam pada perang lain.
Entitas Zionis telah dibuat gila oleh gerakan di Jenin, sementara entitas perampas ini pada 20 tahun silam sengaja membantai 200 orang Palestina di Kamp Jenin sebagai balasan atas terbunuhnya sejumlah orang Zionis di Nahariyya dengan asumsi bahwa masalah Jenin terselesaikan untuk selamanya.
Berbagai suvei menunjukkan bahwa sekira 70% orang Palestina di tanah pendudukan tahun 1948 dan 1967, dan di berbagai kamp pengungsi yang tersebar, menuntut para pemimpin Palestina melakukan perlawanan militer terhadap entitas penjajah. Ini adalah fenomena umat, yang berarti kesiapan orang-orang Palestina sepenuhnya untuk melawan entitas penjajah, dan juga berarti lampu hijau publik bagi faksi-faksi pejuang untuk memraktikkan peran mereka kapanpun mereka memandangnya perlu.
Pergerakan jihad bangsa Palestina di bagian utara dan selatan tanah pendudukan 1948, yang terjadi bersamaan dengan keluarnya aksi-aksi unjuk rasa akbar di Yordania dan Quds Timur, pembelaan heroik pemuda Palestina atas Masjid Al-Aqsa, dan manuver-manuver militer di Gaza, semua ini menunjukkan bahwa Palestina secara keseluruhan telah menjelma menjadi gelanggang resistensi. Bangsa Palestina sekarang telah bersatu untuk melanjutkan jihad.
Aneka peristiwa ini dan apa yang terjadi di kancah Palestina dalam beberapa tahun terakhir telah menganulir semua prakarsa penyelesaian masalah dengan musuh, Zionis. Sebab memang tak mungkin prakarsa apapun mengenai Palestina bisa diterapkan tanpa kehadiran orang-orangnya sendiri, yaitu orang-orang Palestina, ataupun bertolak belakang dengan perspektif mereka. Dan ini berarti batalnya semua kesepakatan yang pernah ada seperti Kesepakatan Oslo, Solusi Dua Negara, Perjanjian Abad Ini, ataupun normalisasi receh yang terjadi belakangan ini.
Entitas Zionis, meski pasukannya sudah sempoyongan, masih terus melanjutkan kejahatannya, mengokang senjata terhadap orang-orang tertindas, membunuh orang-orang perempuan, anak kecil, lansia tak berdaya, dan anak-anak muda, melakukan penganiayan dan penyiksaan di dalam penjara, menghancurkan rumah-rumah, dan memusnahkan lahan-lahan pertanian dan properti.
Para “Dajjal” (pendusta) yang mengaku peduli HAM di Eropa dan AS berkoar kencang dalam isu Ukraina, tapi Anda melihat mereka bungkam sepenuhnya terkait semua kejahatan yang terjadi di Palestina. Jadi, alih-alih membela orang yang tertindas, mereka malah gencar membantu srigala pemangsa.
Ini merupakan satu pelajaran besar. Dalam urusan Dunia Islam, terutama urusan Palestina, elemen-elemen rasis keras kepala ini tak dapat dan tak boleh dipercaya.
Daya resistensi yang terinspirasi dari ajaran Al-Quran al-Karim dan hukum-hukum Islam yang mulia adalah satu-satunya kekuatan yang dapat menyelesaikan persoalan Dunia Islam, terutama masalah Palestina.
Mengkristalnya kubu resistensi di Asia Barat dalam beberapa dekade terakhir merupakan fenomena yang paling diberkahi di kawasan ini. Postur resistensi inilah yang telah membersihkan bagian tanah pendudukan Lebanon dari noda keberadaan para Zionis, meloloskan Irak dari kerongkongan AS, menyelamatkan Irak dari kekejian ISIS, dan memberikan bantuan kepada para pejuang Suriah dalam melawan rencana-rencana kotor AS.
Poros resistensi memerangi terorisme dunia, membantu bangsa pejuang Yaman dalam perang yang dipaksakan terhadap mereka, memerangi eksistensi Zionis penjajah di Palestina, dan akan menggulingkannya, dengan pertolongan Allah SWT. Melalui jerih payah dan jihadnya, poros ini akan membuat isu Quds dan Palestina menjadi lebih spektakuler di tengah opini publik dunia.
Kalian wahai anak-anak bangsa Palestina, kalian wahai para pemuda yang siap berkorban di Tepi Barat dan tanah penduduk 1948, kalian wahai para pejuang di Kamp Jenin, kalian wahai orang-orang yang tinggal di kamp-kamp pengungsi sporadis Palestina, adalah elemen terpenting dan paling sensitif dan terdepan dalam tubuh Poros Resistensi. Maka ketahuilah;
إنّ اللهَ يُدافِعُ عَن الذينَ آمنوا.
Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman.” (QS. Al-Hajj [22]: 38)
و لئنْ صَبَرتُم لهوَ خَيْرٌ للصّابرينَ.
“Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.” (QS. An-Nahl [16]: 126)
و إنْ تَصْبِروا وتتّقوا فإنّ ذلكَ مِن عَزْمِ الأمور.
“Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” (QS. Ali Imran [3]: 186)
“Dan salam atas apa yang kamu sabari, maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Al-Ra’ad [13]: 24)
Republik Islam Iran mendukung dan menyokong Poros Resistensi dan mendukung resistensi Palestina. Kami telah menegaskan hal ini berulangkali, melakukan apa yang kami katakan, dan kami bersikukuh atas hal ini.
Kami mencela pengkhianatan normalisasi (hubungan dengan Israel). Kami mencela fenomena “portabilitas normalisasi” dan apa yang dikatakan oleh beberapa pemerintah Arab kepada AS bahwa isu Palestina harus segera dituntaskan. Jika maksudnya adalah penyingkiran segala kendala bagi proses pengukuhan entitas perampas maka; pertama, mereka melakukan pengkhianatan dan mendatangkan aib pada dunia Arab; kedua, mereka melakukan praktik-praktik polos, sebab seperti kata pepatah; orang buta tak dapat menuntun orang buta.
Sebagai penutup, saya mengucapkan salam atas arwah para syuhada Palestina, dan salam hormat dan takzim saya kepada keluarga mereka yang tabah. Saya juga mengucapkan salam kepada para tahanan Palestina yang teguh pada kehendak mereka yang kokoh di dalam penjara-penjara rezim pendudukan. Saya menjabat erat tangan faksi-faksi pejuang Palestina yang bangkit mengemban porsi besar tanggungjawab ini. Dan saya juga menyerukan kepada Dunia Islam, terutama generasi pemuda, untuk eksis di gelanggang-gelanggang martabat dan kemuliaan.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
Wassalamualaikum wr. wb.