Pidato Televisi Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam dalam Peringatan Hari Mab’ats (Pengangkatan Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi dan Rasul):
Kami mendukung Penghentian Perang,
Akar dari Krisis Ukraina adalah Kebijakan Amerika
Dalam pidatonya pada peringatan Hari Mab’ats pagi ini (Selasa, 1/3/22), Imam Khamenei menyebut, hadiah terpenting bagi umat manusia dari Islam dan Hari Mab’ats adalah ajakan kepada rasionalitas, penyucian jiwa dan moralitas dalam menghadapi kebodohan. Dengan mengisyarahkan pada pembodohan modern di Barat dalam berbagai dimensi yang semakin meluas dan saat ini terjadi secara terorganisir, beliau menekankan, “Hari ini manifestasi yang paling jelas dan lengkap dari jahiliyyah dan kebodohan modern adalah rezim mafia Amerika yang pada dasarnya merupakan sebuah rezim yang senantiasa menjadi pemicu krisis dan kerusuhan.”
Mengacu pada krisis Ukraina dan pelajaran yang bisa diambil dari kejadian ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut bahwa masalah ini merupakan contoh yang jelas dari kesalahan fatal kebijakan Amerika dan menambahkan: “Bertolak belakang dengan posisi ganda Barat, Republik Islam Iran selalu berada dalam satu posisi yang jelas dalam menentang perang dan kehancuran di belahan dunia manapun. Kami menganggap analisa dan pemulihan krisis Ukraina baru bisa dilakukan dengan mengetahui akar permasalahan yang sebenarnya.”
Sembari menyampaikan ucapan selamat atas tibanya hari Mab’ats (pengangkatan Nabi Muhammad saw sebagai nabi) kepada bangsa Iran dan seluruh umat Islam di seluruh dunia, Imam Khamenei menyebut bahwa rasionalitas dan konsep moral yang semakin meluas merupakan dua elemen yang menonjol dari nilai-nilai Islam, keduanya juga merupakan anugerah terbesar dari Mab’ats dan Islam kepada umat manusia. Beliau mengatakan, “Melalui bi’tsat Rasulullah saw, masyarakat jazirah Arab pada masa jahiliyyah tadinya adalah masyarakat yang berkarakter sesat, bodoh, hasad, fanatik buta, keras kepala, arogan, kasar, berkejahatan moral dan memiliki tingkat akhlak yang rendah, telah berubah menjadi masyarakat yang bersatu, rela berkorban, berbudi luhur, dan memiliki reputasi terpuji di seluruh dunia.”
Dengan menekankan bahwa bi’tsat dan Islam menyiapkan dasar untuk tugas-tugas tiada akhir yang tampaknya mustahil, menambahkan, “Pelajaran terpenting yang bisa diambil dari bi’tsat adalah jika kehendak manusia sejalan dengan kehendak Ilahi, maka perbuatan dan tujuan yang berdasarkan perhitungan manusia tidak mungkin dicapai, akan bisa terwujud.”
Pemimpin Besar Revolusi Islam menganggap pemberantasan monarki di Iran dan pembentukan sistem Islam sebagai contoh dari pengulangan pengalaman kenabian, beliau menambahkan, “Kepemimpinan Imam Khomeini yang begitu ikhlas dan kepedulian bangsa Iran telah menyebabkan tercapainya tujuan yang tadinya tampak mustahil, tergulingnya monarki arogan padahal semula didukung oleh seluruh kekuatan dunia, dan Revolusi Islam telah memberikan kemuliaan dan keagungan kepada bangsa Iran.”
Imam Khamenei menekankan bahwa puncak dari gerakan kenabian adalah pembentukan pemerintahan Islam, “Hal ini bertolak belakang dengan pendapat sebagian yang memisahkan agama dari politik dan pemerintahan. Pembentukan pemerintahan adalah bagian dari gerakan kenabian yang paling menggelora, dan Nabi saw juga tidak berhenti sebatas membentuk pemerintahan saja, melainkan melanjutkannya dengan menghadapi musuh dari seluruh dimensi yang ada.”
Menurut Imam Khamenei, orientasi terpenting Nabi Islam saw dalam bi’tsat dan pengangkatan ini adalah melawan kebodohan dan sembari mengisyarahkan berbagai dimensi kebodohan, beliau menambahkan, “Hari ini dimensi kebodohan yang sama seperti kebodohan di masa pra Islam masih bisa ditemukan di peradaban Barat yang berlandaskan tamak dan keserakahan, bahkan kini dalam bentuk yang sangat terorganisir dan meluas.”
Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam menambahkan, “Keserakahan, uang, diskriminasi, penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membunuh manusia, penjarahan negara-negara lemah, kevulgaran moral yang sangat ekstrim dan kekacauan seksual adalah karakteristik utama dan fondasi peradaban Barat, yang sebenarnya merupakan bentuk modern dari kebodohan dan jahiliyah pra Islam.”
Imam Khamenei menyerukan perlunya memanfaatkan ajaran-ajaran bi’tsat untuk melawan jahiliyah modern dan berkata, “Memperkuat keimanan dalam beragama, mengembangkan kelompok-kelompok Mukmin yang tangguh di seluruh dunia, memperkokoh sistem Islami, agenda dan program-program yang cerdas dan bijak, dan pemahaman dan pengenalan meluas tentang ciri-ciri jahiliyah modern merupakan faktor-faktor yang bisa menjadi dasar untuk menghadapi kebodohan ini.”
Beliau juga menekankan bahwa sistem Islam merupakan model untuk menentang kebodohan modern, menurut beliau, “Meskipun sistem Islam masih setengah jalan dan masih jauh dari tujuan besar, namun sistem ini menjadi model dan contoh yang menarik bagi kaum Muslim dan masyarakat dunia.”
Pemimpin Besar Revolusi Islam sembari mengisyarahkan pada insiden baru-baru ini terkait penghinaan seorang polisi di sebuah negara terhadap Jenderal Sulaimani dan perlawanan rakyat dan tuntutan mereka kepada polisi untuk meminta maaf, mengatakan, “Contoh ini menunjukkan bahwa model semi fungsional Revolusi Islam itu menarik, dan jika menemukan lintasan yang tepat, semuanya akan berjalan dengan baik dan bergerak maju dan pasti akan menjadi sebuah model dan contoh yang sangat menarik.”
Imam Khamenei menyebut rezim Amerika sebagai contoh yang paling jelas dan lengkap dari jahiliyyah modern di dunia saat ini, beliau menekankan bahwa karakteristik utama Amerika adalah sebagai ‘rezim pemicu krisis’ dan menambahkan, “Amerika itu rezim pemicu krisis dan hidup dalam krisis, pada dasarnya negara ini merupakan sebuah rezim mafia yang di dalamnya terdapat jaringan-jaringan mafia politik, ekonomi dan industri senjata yang memiliki andil besar dalam penyebaran krisis di seluruh dunia.”
Mengacu pada peran efektif jaringan mafia dalam mengendalikan dan mengarahkan kebijakan Amerika, beliau mengatakan, “Mafia-mafia ini yang bahkan proses pengangkatan dan pencopotan para presiden Amerika Serikat pun berada dalam kewenangan mereka, perlu menciptakan berbagai krisis di berbagai belahan dunia demi bisa mempertahankan posisi dan melanjutkan hidupnya.”
Menurut Imam Khamenei, krisis yang terjadi beberapa tahun terakhir seperti pembentukan ISIS merupakan salah satu dari krisis yang diciptakan oleh rezim mafia Amerika, beliau menambahkan, “Hasil didikan mereka yaitu ISIS yang mengakui sendiri hal ini, secara terang-terangan memenggal kepala, membakar hidup-hidup manusia-manusia tak berdosa atau menenggelamkan mereka ke dalam air, supaya industri persenjataan Amerika bisa dipergunakan secara maksimal dalam krisis-krisis seperti ini.”
Imam Khamenei juga menyebut krisis Ukraina sebagai akibat dari kebijakan AS dan menekankan, “Hari ini Ukraina adalah korban dari kebijakan krisis AS karena Amerikalah yang ikut campur dalam urusan internal Ukraina, mengorganisir demonstrasi dan menciptakan kudeta berwarna, kehadiran para senator AS dalam demonstrasi oposisi dan relokasi pemerintah telah membawa Ukraina ke titik ini.”
Dengan menekankan posisi tegas Republik Islam Iran dalam menentang perang, beliau berkata, “Kami menentang perang, pembunuhan dan penghancuran infrastruktur milik negara di belahan dunia manapun. Ini adalah kalimat tegas dari Republik Islam dan kebijakan kami. Kami tidak seperti kebijakan Barat yang ganda yang mengatasnamakan pengeboman pesta pernikahan di Afganistan dan pembunuhan rakyat Irak sebagai perang melawan terorisme.”
Imam Khamenei menunjuk contoh krisis AS dan menambahkan, Apa yang dilakukan oleh Amerika di Suriah Timur? Mengapa mereka mencuri minyak Suriah? Mengapa mereka merampas kekayaan nasional rakyat Afganistan? Mengapa di Asia Barat masih saja ada pembelaan terhadap kejahatan Zionis yang dilakukan sepanjang siang dan malam? Dan mereka mengatasnamakan seluruh krisis ini sebagai membela hak asasi manusia?
Beliau menyebut kejahatan terhadap rakyat Yaman sebagai contoh lain dari perilaku kontradiktif Barat dan Amerika Serikat dan mengatakan, Rakyat Yaman telah dibombardir selama delapan tahun tetapi Barat tidak hanya tidak mengutuk perbuatan ini, melainkan malah mendukung kejahatan terhadap masyarakat, memberikan support propaganda, media, dan bahkan dukungan praktis.
Imam Khamenei selain menegaskan bahwa dalam krisis Ukraina ini kami berpihak pada penghentian dan akhiri perang, juga mengatakan bahwa solusi dari krisis ini baru bisa diperoleh ketika telah diketahui akar permasalahan yang sebenarnya. Akar krisis di Ukraina adalah kebijakan-kebijakan Amerika Serikat dan Barat, dimana semua itu harus dianalisa dan dikenali dan berdasarkan hasil analisa tersebut barulah bisa disimpulkan langkah dan tindakan selanjutnya.
Dalam menyampaikan ibrah dan pelajaran-pelajaran dari krisis Ukraina ini beliau mengatakan, Pelajaran pertama bagi semua negara, bahwa dukungan yang dijanjikan oleh kekuatan Barat itu hanyalah seperti fatamorgana dan tidak nyata.
Beliau menyebut Ukraina hari ini dan Afganistan kemarin sebagai dua saksi hidup bagi pemerintahan yang bersandar pada Amerika Serikat dan Eropa. Selain itu beliau menambahkan, Baik presiden Ukraina dan presiden Afganistan yang berada dalam pelarian mengatakan, kami mempercayai pemerintah Amerika Serikat dan Barat, tetapi mereka meninggalkan kami sendirian.
Ibrah dan pelajaran kedua yang disebutkan oleh Pemimpin Besar Revolusi adalah rakyat itu sebagai pendukung paling utama bagi pemerintah dan menambahkan, Andai saja masyarakat Ukraina bersedia memasuki medan, maka situasi Ukraina tidak akan seperti ini, akan tetapi yang menyebabkan masyarakat tidak ikut berperan dalam krisis ini, karena mereka menolak dan tidak menerima pemerintah. Sama halnya seperti masyarakat Irak yang tidak terjun ke lapangan saat terjadi penyerangan Amerika ke Irak di masa Saddam Husain, akan tetapi saat menghadapi serangan ISIS, masyarakat yang sama memasuki medan dan bersatu padu untuk mengusir dan menghancurkan kekuatan ISIS.
Imam Khamenei menyebut rakyat sebagai faktor utama dalam kemerdekaan negara dan menyampaikan pengalaman indah bangsa Iran dalam mengatasi musuh Ba’ath yang mengandalkan dukungan dari semua kekuatan, berkata, “Ibrah dan pelajaran-pelajaran yang besar harus bisa dimanfaatkan dengan membuka mata dan pikiran dan melakukan tindakan yang benar.” [EZ]