Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, Kamis (3/9/2015) bertemu dengan Ketua dan anggota Majelis Ahli, serta menilai Majelis ini sebagai manifestasi sempurna demokrasi islami dan faktor ketenangan dan ketenteraman dalam masyarakat. Seraya menekankan pengimbauan kepada seluruh pejabat untuk bergerak dan upaya dalam bingkai sistem perspektif islami dan berhati-hati untuk tidak melebur dalam literatur dan klise orde imperialis, Rahbar mengatakan, “Sekarang tugas terpenting ulama agama, para akademisi, dan para pejabat adalah sensitif terhadap program musuh dan mengenalinya serta penguraian masa depan penuh harapan dan kemajuan negara dalam bingkai utama tatanan pemikiran islami dan dengan memanfaatkan potensi dan kemampuan para pemuda dan kapasitas besar negara.
Rahbar juga menekankan poin-poin penting terkait Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) serta menjelaskan kondisi pasca kesepakatan tersebut.
Di awal pernyataannya, Ayatullah Khamenei menyinggung beberapa ayat al-Quran terkait pencurahan ketenangan Ilahi di hati orang-orang mukmin melalui penyerahan diri di hadapan Allah Swt serta memiliki prasangka baik pada janji-janji Allah Swt, dan beliau menilai Majelis Ahli sebagai faktor ketenangan dan ketenteraman dalam masyarakat. Dalam menjelaskan alasan masalah ini beliau mengatakan, “Majelis Ahli adalah satu-satunya Majelis yang di dalamnya ada dua pemilihan. Satu di antaranya adalah pemilihan anggota Majelis Ahli oleh masyarakat dan lainnya adalah pemilihan Rahbar yang dilakukan oleh Majelis Ahli.”
Beliau menegaskan, “Berdasarkan dua pemilihan tersebut, Majelis Ahli di satu sisi merupakan manifestasi sempurna demokrasi agama dan demokrasi islami serta di sisi lain menjadi manifestasi supremasi nilai dan hukum-hukum islami.”
Rahbar menegaskan, “Ketika Majelis Ahli terbentuk dengan kriteria istimewa seperti ini, dengan sendirinya para anggota Majelis ini dan independensi pemikiran dan kesadaran mereka, di mana masalah ini mempersiapkan ketenangan dan ketenteraman dalam masyarakat.”
Seraya menegaskan bahwa dalam dua pemilihan Majelis Ahli, ketelitian dan independensi pemikiran harus terjaga, Rahbar mengatakan, “Independensi pemikiran berarti para anggota Majelis ini tidak terjerat klise dan literatur orde imperialis.”
Beliau menambahkan, “Tentunya imbauan ini bukan hanya untuk Majelis Ahli saja melainkan seluruh pejabat dan lembaga pemerintah serta semua tokoh politik, sosial, dan agama harus berhati-hati sehingga tidak melebur dalam literatur dan klise rezim imperialis.”
Menyinggung upaya luas dan propaganda masif front imperialis untuk memaksakan literatur dan konsep-konsep rekayasa mereka, kepada para pejabat dan pengambil keputusan dan penetap keputusan negara Rahbar mengatakan, “Dalam literatur orde imperialis, konsep-konsep seperti terorisme, hak asal manusia memiliki makna khusus, dan dalam literatur ini, serangan enam bulan tanpa henti terhadap rakyat Yaman dan pembunuhan warga tidak berdosa Gaza, bukan terorisme, serta penumpasan rakyat Bahrain atas tuntutan untuk memiliki hak suara, bukan termasuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia!”
Ayatullah Khamenei menambahkan, “Dalam literatur orde imperialis, perlawanan sah para pejuang di Lebanon dan Palestina, termasuk terorisme sementara aksi negara-negara despotik dan yang dekat dengan Amerika Serikat di kawasan, tidak bertentangan dengan hak asasi manusia!”
Beliau menegaskan bahwa dalam literatur teror terhadap para ilmuwan nuklir nyaris secara implisit diakui oleh pihak Zionis dan sejumlah negara Eropa dalam peran suportif mereka dalam aksi tersebut, tidak termasuk dalam terorisme.
Seraya menekankan rekayasa konsep-konsep tersebut dan harapan bahwa semua pihak akan berkata sesusai literatur itu merupakan salah satu indikasi nyata kaum imperialis dan arogan, Rahbar mengatakan, “Sebaliknya, pemerintah Republik Islam memiliki sebuah tatanan perspektif islami yang setelah bertahun-tahun berlalu, tetap memiliki daya tarik, kesegaran dan baru di dunia.”
Terkait berbagai bagian dalam tatanan perspektif islami, beliau menyinggung penafian kezaliman, imperialisme dan despotisme, serta penekanan pada kehormatan nasional, islami dan independensi pemikiran, politik dan ekonomi. Bebicara soal pentingnya independensi dan perannya dalam menumbuhkan kepercayaan diri dan kemajuan sebuah bangsa, Rahbar menegaskan, “Independensi adalah bagian dari kebebasan, oleh karena itu orang-orang yang menafikan independensi pada hakikatnya menentang kebebasan .”
Beliau menilai slogan independensi, kebebasan dan Republik Islam, meliputi hubungan rasional ketiga konsep tersebut dan mengatakan, “Indpendensi semua sisi dan kebebasan pemikiran dan ilmiah, keduanya ada dalam tatanan perspektif islami dan Republik Islam dan tatanan pemikiran seperti ini merupakan faktor kepercayaan diri dan gerakan pertumbuhan maju untuk setiap bangsa.”
Rahbar menilai gaya hidup islami, inovasi, sinergi dan persatuan nasional merupakan bagian lain dalam tatanan perspektif islami dan menegaskan, “Bangsa Iran selama 36 tahun terakhir, berkat gerakan dalam bingkai tatanan perspektif tersebut, mampu mencapai banyak kemajuan meski berbagai tantangan.”
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai ufuk yang diacu pemerintah Islam, adalah Iran yang maju dari sisi ilmiah dan industri dengan populasi 150 hingga 200 juta yang memiliki spiritualitas dan jauh dari imperialisme akan tetapi menentang kesewenang-wenangan dan imperialisme. Dikatakan beliau, “Pencapaian posisi tersebut oleh Republik Islam Iran, sangat berat bagi front imperialis, dan alasan di balik semua propaganda dan upaya melawan pemerintah Islam, adalah mencegah realisasi masa depan tersebut.”
Kemunculan negara Islam seperti itu, menurut beliau akan mencerabut asas imperialisme dan kekufuran. “Rakyat Iran khususnya para pemuda, ulama dan kalangan akademisi harus mengarahkan gerakan mereka dalam tatanan perspektif islami dan semua pihak termasuk para pejabat harus menunjukkan kewaspadaan dan sensitivitas terhadap rencana dan program musuh,” tutur Rahbar.
Beliau menekankan, “Jangan sampai tertipu musuh karena senyuman atau terkadang bantuan jangka pendek atau dalam masalah-masalah tertentu, melainkan kita harus senantiasa memperhatikan masalah ini bahwa apa rencana dan program mereka?”
Ayatullah Khamenei kembali menekankan bahwa musuh dan kaum imperialis dunia bukan hal yang ambigu melainkan sebuah fakta di mana contoh nyatanya adalah pemerintah Amerika Serikat dan bahwa korporasi serta kartel-kartel ekonomi rezim Zionis adalah pendukungnya.
Beliau menyinggung kemampuan, kapabilitas dan potensi para pemuda beriman serta berbagai kapasitas, kekayaan dan sumber alam negara, juga kedalaman budaya Islam dan budaya Ahlul Bait (as) dalam masyarakat dan menandaskan, “Semua pejabat dan tokoh-tokoh berpengaruh serta yang ungkapan mereka didengar masyarakat, harus menjelaskan masa depan cerah itu kepada masyarakat dan selain menumbuhkan harapan mereka pada masa depan juga mempersiapkan ketenangan dan kesejahteraan negara.”
Di bagian lain pernyataannya, Rahbar menekankan poin-poin penting terkait JCPOA dan berbagai isu pasca kesepakatan tersebut, dan juga masalah pelaksanaan politik ekonomi muqawama.
Ayatullah Khamenei menyinggung pembahasan dalam beberapa hari terakhir terkait peran parlemen islam dalam menganalisa JCPOA, dan mengatakan, “Terkait dimensi hukum dan legal masalah ini serta berbagai tuntutannya, para pengamat dan ahli hukum harus memberikan pendapat mereka namun dari perspektif nasional secara keseluruhan, saya berpendapat dan telah saya sampaikan kepada bapak presiden bahwa tidak maslahat untuk mengesampingkan parlemen dalam pembahasan JCPOA.”
Beliau menekankan urgensi terjunnya parlemen dalam pembahasan JCPOA, dan pada saat yang sama menegaskan, “Terkait mekanisme pembahasan dan soal apakah akan diratifikasi atau ditolak, saya tidak memiliki imbauan apapun kepada parlemen dan dalam hal ini para wakil rakyat yang harus mengambil keputusan.”
Adapun terkait masalah-masalah pasca JCPOA, Rahbar mengatakan, “Terkait masalah-masalah itu, saya telah sampaikan beberapa poin kepada rekan-rekan tercinta dan sahabat di pemerintah, dan saya akan sampaikan kepada para anggota Majelis Ahli dan semua masyarakat.”
Menyinggung enam negara perunding dengan Iran dan peran Amerika Serikat di antara enam negara tersebut, Rahbar menambahkan, “Pada hakikatnya lawan utama perundingan kita adalah pemerintah Amerika Serikat, namun para pejabat AS berbicara sangat buruk dan penindakan cara berbicara seperti ini harus jelas.”
Menyinggung pernyataan para pejabat Amerika Serikat soal mempertahankan sanksi, Rahbar mengatakan, “Jika koridor sanksi dipertahankan, maka untuk apa kita berunding? Dan ini, sepenuhnya bertentangan dengan alasan kehadiran Republik Islam Iran dalam perundingan, karena tujuan perundingan adalah pencabutan sanksi-sanksi.”
Beliau menambahkan, “Jika dalam perundingan kita merelakan sejumlah masalah dan memberikan sejumlah konsesi, adalah agar sanksi-sanksi dicabut dan jika tidak demikian, apa pentingnya kehadiran dalam perundingan dan kami melanjutkan pekerjaan kami serta mampu meningkatkan 19.000 mesin sentrifugal menjadi 50 hingga 60 ribu dalam waktu singkat, serta melanjutkan pengayaan uranium hingga 20 persen, dan proses riset dan pengembangan berjalan lebih cepat.”
Beliau menekankan, “Jika sanksi-sanksi tidak dicabut, maka transaksi juga tidak akan terjadi, oleh karena itu masalah ini harus diperjelas.”
Ditujukan beliau kepada para pejabat negara, Ayatullah Khamenei mengatakan, “Jangan kalian katakan bahwa orang-orang Amerika mengungkapkan pernyataan tersebut untuk meyakinkan para rival mereka di dalam negeri, meski saya meyakini perselisihan internal Amerika Serikat itu ada dan mereka saling berselisih dan sebab perselisihan tersebut juga jelas bagi kami, akan tetapi apa yang telah diungkapkan secara resmi perlu dijawab dan jika tidak dijawab, ungkapan pihak lawan akan terakui.”
Rahbar juga menyinggung pernyataan para pejabat Amerika Serikat terkait penangguhan sanksi, dan mengatakan, “Sejak awal masalah kita bukan ini, kita telah tekankan bahwa sanksi-sanksi harus dicabut dan bukan ditangguhkan.”
Menurut beliau, “Tentunya yang kami maksud adalah pencabutan segera sanksi-snaksi akan tetapi rekan-rekan di sini, mengartikan masalah ini dengan cara lain dan kami juga tidak menentang, namun sanksi-sanksi harus dicabut. Jika sanksi hanya akan ditangguhkan, maka kita juga harus mengambil langkah-langkah setingkat dengan penangguhan itu dan tidak di tingkat langkah-langkah mendasar.”
Beliau mengatakan, “Pihak seberang mengatakan bahwa pencabutan sejumlah sanksi tidak di tangan pemerintah Amerika Serikat, kita juga mengatakan bahwa sanksi-sanksi yang ada di tangan pemerintah Amerika Serikat dan Eropa, harus dicabut.”
Lebih lanjut Ayatullah Khamenei menilai pernyataan buruk para pejabat Amerika Serikat sebagai pernyataan-pernyataan yang telah keluar dari koridor kesepakatan nuklir dan menegaskan bahwa, “Kelompok penguasa Amerika Serikat berkata soal Iran sama seperti orang-orang Inggris di abad 19 dan tampaknya mereka tertinggal dua abad dari dunia dan sejarah, di saat dunia telah berubah, kubu adidaya sudah tidak lagi memiliki kekuatan dan kemampuan serta daya untuk melakukannya. Sementara di sisi lain, Republik Islam Iran dengan kemampuan baik yang telah dikenal maupun belum dan akan dikenal hanya dalam aksi, dan Iran tidak seperti negara polan yang terbelakang yang dapat berbicara semau mereka.”
Rahbar Revolusi Islam dalam menjelaskan salah satu pernyataan imperialisme orang-orang Amerika Serikat mengatakan, “Para pejabat AS mengatakan, kami berharap para pejabat dan pemerintah Republik Islam melakukan hal yang berbeda!”
Beliau menandaskan, “Hal yang berbeda menurut mereka adalah hal yang berbeda dari masa lalu Republik Islam dan pelampauan dari nilai-nilai islami serta pelepasan komitmen terhadap hukum-hukum Islam, akan tetapi hal seperti ini tidak akan pernah terjadi, baik pemerintah, parlemen maupun para pejabat negara tidak akan pernah melakukan hal itu dan tidak ada orang yang ingin melakukannya, rakyat dan pemerintah Republik Islam Iran tidak akan menerimanya.”
Pemimpin Revolusi Islam Iran dalam menjelaskan salah satu indikasi yang diharaplkan oleh orang-orang Amerika Serikat mengatakan, “Termasuk dalam politik Amerika Serikat di kawasan adalah penghapusan dan penghancuran semua pasukan muqawama serta penguasaan penuh terhadap Suriah dan Irak, dan mereka berharap Republik Islam terjun dalam koridor tersebut di mana hal tersebut tidak akan pernah terjadi.”
Menyinggung salah satu pernyataan para pejabat Amerika Serikat yang membangkitkan sensitivitas, Rahbar mengatakan, “Mereka mengatakan bahwa JCPOA memberikan banyak peluang kepada Amerika Serikat baik di dalam dan luar negeri Iran maupun di kawasan.”
Ditujukan kepada para pejabat pemerintah dan seluruh lembaga negara, Rahbar mengatakan, “Para pejabat pemerintah dan di berbagai lembaga tidak boleh mengijinkan Amerika Serikat mencari-cari celah di dalam negeri dan di luar juga harus diupayakan agar peluang-peluang tersebut tidak ada di tangan Amerika Serikat, karena semakin mereka dekat dengan peluang-peluang mereka, maka dipastikan kehianaan, penderitaan dan keterbelakangan bangsa-bangsa juga akan lebih tinggi.”
Terkait penekanan beliau kepada para pejabat baik para pejabat politik luar negeri maupun pejabat di sektor lain, soal larangan penuh perundingan dengan AS kecuali dalam masalah nuklir, dan mengatakan, “Sebab dari penentangan itu adalah orientasi Amerika Serikat yang benar-benar di titik berseberangan dengan Republik Islam.”
Lebih lanjut Rahbar menjelaskan masalah penting ekonomi negara dan menegaskan, “Politik ekonomi muqawama adalah sebuah paket lengkap dan tidak dapat dipisah dan implementasinya memerlukan program operasional menyeluruh, oleh karena itu kami meminta presiden yang terhormat dan pemerintah untuk mereliasasikan politik ekonomi muqawawama dengan menyusun sebuah program komprehensif, operasional dan praktis, dan kami berharap ini dilakukan.”
Terkait urgensi implementasi ekonomi muqawama, beliau mengatakan, “Jika ekonomi muqawama terealisasi, maka tidak penting lagi berapa dana yang akan dikembalikan kepada Iran, lima miliar dolar atau 100 miliar dolar; tentunya jumlah dana yang kami tuntut dari dunia dan hingga kini secara zalim mereka memblokirnya, harus dimanfaatkan, akan tetapi ekonomi muqawama tidak boleh terhambat karena masalah-masalah ini.”
Ayatullah Khamenei juga menekankan pentingnya pembentukan sebuah komisi operasional aktif untuk melaksanakan program ekonomi muqawama dan menyatakan, “Komisi ini harus dibentuk dalam pemerintah dan tercipta sebuah gerakan besar dengan memperjelas tugas masing-masing instansi serta penindaklanjutan dan perencanaan berbagai aktivitas.”
Pada bagian akhir, Rahbar menujukan pernyataannya kepada tenaga-tenaga mukmin di seluruh penjuru negara dan menegaskan, “Gerakan publik sedang menuju target dan tujuan-tujuan islami dan bahwa tenaga-tenaga mukmin, mulia dan berkeyakinan yang merupakan mayoritas mutlak negara harus dengan prasangka baik pada janji pertolongan Allah, mempersiapkan diri untuk terjun di berbagai medan ekonomi, budaya, politik dan dalam perlawanan terhadap orientasi musuh.”
Rahbar juga menekankan poin-poin penting terkait Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) serta menjelaskan kondisi pasca kesepakatan tersebut.
Di awal pernyataannya, Ayatullah Khamenei menyinggung beberapa ayat al-Quran terkait pencurahan ketenangan Ilahi di hati orang-orang mukmin melalui penyerahan diri di hadapan Allah Swt serta memiliki prasangka baik pada janji-janji Allah Swt, dan beliau menilai Majelis Ahli sebagai faktor ketenangan dan ketenteraman dalam masyarakat. Dalam menjelaskan alasan masalah ini beliau mengatakan, “Majelis Ahli adalah satu-satunya Majelis yang di dalamnya ada dua pemilihan. Satu di antaranya adalah pemilihan anggota Majelis Ahli oleh masyarakat dan lainnya adalah pemilihan Rahbar yang dilakukan oleh Majelis Ahli.”
Beliau menegaskan, “Berdasarkan dua pemilihan tersebut, Majelis Ahli di satu sisi merupakan manifestasi sempurna demokrasi agama dan demokrasi islami serta di sisi lain menjadi manifestasi supremasi nilai dan hukum-hukum islami.”
Rahbar menegaskan, “Ketika Majelis Ahli terbentuk dengan kriteria istimewa seperti ini, dengan sendirinya para anggota Majelis ini dan independensi pemikiran dan kesadaran mereka, di mana masalah ini mempersiapkan ketenangan dan ketenteraman dalam masyarakat.”
Seraya menegaskan bahwa dalam dua pemilihan Majelis Ahli, ketelitian dan independensi pemikiran harus terjaga, Rahbar mengatakan, “Independensi pemikiran berarti para anggota Majelis ini tidak terjerat klise dan literatur orde imperialis.”
Beliau menambahkan, “Tentunya imbauan ini bukan hanya untuk Majelis Ahli saja melainkan seluruh pejabat dan lembaga pemerintah serta semua tokoh politik, sosial, dan agama harus berhati-hati sehingga tidak melebur dalam literatur dan klise rezim imperialis.”
Menyinggung upaya luas dan propaganda masif front imperialis untuk memaksakan literatur dan konsep-konsep rekayasa mereka, kepada para pejabat dan pengambil keputusan dan penetap keputusan negara Rahbar mengatakan, “Dalam literatur orde imperialis, konsep-konsep seperti terorisme, hak asal manusia memiliki makna khusus, dan dalam literatur ini, serangan enam bulan tanpa henti terhadap rakyat Yaman dan pembunuhan warga tidak berdosa Gaza, bukan terorisme, serta penumpasan rakyat Bahrain atas tuntutan untuk memiliki hak suara, bukan termasuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia!”
Ayatullah Khamenei menambahkan, “Dalam literatur orde imperialis, perlawanan sah para pejuang di Lebanon dan Palestina, termasuk terorisme sementara aksi negara-negara despotik dan yang dekat dengan Amerika Serikat di kawasan, tidak bertentangan dengan hak asasi manusia!”
Beliau menegaskan bahwa dalam literatur teror terhadap para ilmuwan nuklir nyaris secara implisit diakui oleh pihak Zionis dan sejumlah negara Eropa dalam peran suportif mereka dalam aksi tersebut, tidak termasuk dalam terorisme.
Seraya menekankan rekayasa konsep-konsep tersebut dan harapan bahwa semua pihak akan berkata sesusai literatur itu merupakan salah satu indikasi nyata kaum imperialis dan arogan, Rahbar mengatakan, “Sebaliknya, pemerintah Republik Islam memiliki sebuah tatanan perspektif islami yang setelah bertahun-tahun berlalu, tetap memiliki daya tarik, kesegaran dan baru di dunia.”
Terkait berbagai bagian dalam tatanan perspektif islami, beliau menyinggung penafian kezaliman, imperialisme dan despotisme, serta penekanan pada kehormatan nasional, islami dan independensi pemikiran, politik dan ekonomi. Bebicara soal pentingnya independensi dan perannya dalam menumbuhkan kepercayaan diri dan kemajuan sebuah bangsa, Rahbar menegaskan, “Independensi adalah bagian dari kebebasan, oleh karena itu orang-orang yang menafikan independensi pada hakikatnya menentang kebebasan .”
Beliau menilai slogan independensi, kebebasan dan Republik Islam, meliputi hubungan rasional ketiga konsep tersebut dan mengatakan, “Indpendensi semua sisi dan kebebasan pemikiran dan ilmiah, keduanya ada dalam tatanan perspektif islami dan Republik Islam dan tatanan pemikiran seperti ini merupakan faktor kepercayaan diri dan gerakan pertumbuhan maju untuk setiap bangsa.”
Rahbar menilai gaya hidup islami, inovasi, sinergi dan persatuan nasional merupakan bagian lain dalam tatanan perspektif islami dan menegaskan, “Bangsa Iran selama 36 tahun terakhir, berkat gerakan dalam bingkai tatanan perspektif tersebut, mampu mencapai banyak kemajuan meski berbagai tantangan.”
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai ufuk yang diacu pemerintah Islam, adalah Iran yang maju dari sisi ilmiah dan industri dengan populasi 150 hingga 200 juta yang memiliki spiritualitas dan jauh dari imperialisme akan tetapi menentang kesewenang-wenangan dan imperialisme. Dikatakan beliau, “Pencapaian posisi tersebut oleh Republik Islam Iran, sangat berat bagi front imperialis, dan alasan di balik semua propaganda dan upaya melawan pemerintah Islam, adalah mencegah realisasi masa depan tersebut.”
Kemunculan negara Islam seperti itu, menurut beliau akan mencerabut asas imperialisme dan kekufuran. “Rakyat Iran khususnya para pemuda, ulama dan kalangan akademisi harus mengarahkan gerakan mereka dalam tatanan perspektif islami dan semua pihak termasuk para pejabat harus menunjukkan kewaspadaan dan sensitivitas terhadap rencana dan program musuh,” tutur Rahbar.
Beliau menekankan, “Jangan sampai tertipu musuh karena senyuman atau terkadang bantuan jangka pendek atau dalam masalah-masalah tertentu, melainkan kita harus senantiasa memperhatikan masalah ini bahwa apa rencana dan program mereka?”
Ayatullah Khamenei kembali menekankan bahwa musuh dan kaum imperialis dunia bukan hal yang ambigu melainkan sebuah fakta di mana contoh nyatanya adalah pemerintah Amerika Serikat dan bahwa korporasi serta kartel-kartel ekonomi rezim Zionis adalah pendukungnya.
Beliau menyinggung kemampuan, kapabilitas dan potensi para pemuda beriman serta berbagai kapasitas, kekayaan dan sumber alam negara, juga kedalaman budaya Islam dan budaya Ahlul Bait (as) dalam masyarakat dan menandaskan, “Semua pejabat dan tokoh-tokoh berpengaruh serta yang ungkapan mereka didengar masyarakat, harus menjelaskan masa depan cerah itu kepada masyarakat dan selain menumbuhkan harapan mereka pada masa depan juga mempersiapkan ketenangan dan kesejahteraan negara.”
Di bagian lain pernyataannya, Rahbar menekankan poin-poin penting terkait JCPOA dan berbagai isu pasca kesepakatan tersebut, dan juga masalah pelaksanaan politik ekonomi muqawama.
Ayatullah Khamenei menyinggung pembahasan dalam beberapa hari terakhir terkait peran parlemen islam dalam menganalisa JCPOA, dan mengatakan, “Terkait dimensi hukum dan legal masalah ini serta berbagai tuntutannya, para pengamat dan ahli hukum harus memberikan pendapat mereka namun dari perspektif nasional secara keseluruhan, saya berpendapat dan telah saya sampaikan kepada bapak presiden bahwa tidak maslahat untuk mengesampingkan parlemen dalam pembahasan JCPOA.”
Beliau menekankan urgensi terjunnya parlemen dalam pembahasan JCPOA, dan pada saat yang sama menegaskan, “Terkait mekanisme pembahasan dan soal apakah akan diratifikasi atau ditolak, saya tidak memiliki imbauan apapun kepada parlemen dan dalam hal ini para wakil rakyat yang harus mengambil keputusan.”
Adapun terkait masalah-masalah pasca JCPOA, Rahbar mengatakan, “Terkait masalah-masalah itu, saya telah sampaikan beberapa poin kepada rekan-rekan tercinta dan sahabat di pemerintah, dan saya akan sampaikan kepada para anggota Majelis Ahli dan semua masyarakat.”
Menyinggung enam negara perunding dengan Iran dan peran Amerika Serikat di antara enam negara tersebut, Rahbar menambahkan, “Pada hakikatnya lawan utama perundingan kita adalah pemerintah Amerika Serikat, namun para pejabat AS berbicara sangat buruk dan penindakan cara berbicara seperti ini harus jelas.”
Menyinggung pernyataan para pejabat Amerika Serikat soal mempertahankan sanksi, Rahbar mengatakan, “Jika koridor sanksi dipertahankan, maka untuk apa kita berunding? Dan ini, sepenuhnya bertentangan dengan alasan kehadiran Republik Islam Iran dalam perundingan, karena tujuan perundingan adalah pencabutan sanksi-sanksi.”
Beliau menambahkan, “Jika dalam perundingan kita merelakan sejumlah masalah dan memberikan sejumlah konsesi, adalah agar sanksi-sanksi dicabut dan jika tidak demikian, apa pentingnya kehadiran dalam perundingan dan kami melanjutkan pekerjaan kami serta mampu meningkatkan 19.000 mesin sentrifugal menjadi 50 hingga 60 ribu dalam waktu singkat, serta melanjutkan pengayaan uranium hingga 20 persen, dan proses riset dan pengembangan berjalan lebih cepat.”
Beliau menekankan, “Jika sanksi-sanksi tidak dicabut, maka transaksi juga tidak akan terjadi, oleh karena itu masalah ini harus diperjelas.”
Ditujukan beliau kepada para pejabat negara, Ayatullah Khamenei mengatakan, “Jangan kalian katakan bahwa orang-orang Amerika mengungkapkan pernyataan tersebut untuk meyakinkan para rival mereka di dalam negeri, meski saya meyakini perselisihan internal Amerika Serikat itu ada dan mereka saling berselisih dan sebab perselisihan tersebut juga jelas bagi kami, akan tetapi apa yang telah diungkapkan secara resmi perlu dijawab dan jika tidak dijawab, ungkapan pihak lawan akan terakui.”
Rahbar juga menyinggung pernyataan para pejabat Amerika Serikat terkait penangguhan sanksi, dan mengatakan, “Sejak awal masalah kita bukan ini, kita telah tekankan bahwa sanksi-sanksi harus dicabut dan bukan ditangguhkan.”
Menurut beliau, “Tentunya yang kami maksud adalah pencabutan segera sanksi-snaksi akan tetapi rekan-rekan di sini, mengartikan masalah ini dengan cara lain dan kami juga tidak menentang, namun sanksi-sanksi harus dicabut. Jika sanksi hanya akan ditangguhkan, maka kita juga harus mengambil langkah-langkah setingkat dengan penangguhan itu dan tidak di tingkat langkah-langkah mendasar.”
Beliau mengatakan, “Pihak seberang mengatakan bahwa pencabutan sejumlah sanksi tidak di tangan pemerintah Amerika Serikat, kita juga mengatakan bahwa sanksi-sanksi yang ada di tangan pemerintah Amerika Serikat dan Eropa, harus dicabut.”
Lebih lanjut Ayatullah Khamenei menilai pernyataan buruk para pejabat Amerika Serikat sebagai pernyataan-pernyataan yang telah keluar dari koridor kesepakatan nuklir dan menegaskan bahwa, “Kelompok penguasa Amerika Serikat berkata soal Iran sama seperti orang-orang Inggris di abad 19 dan tampaknya mereka tertinggal dua abad dari dunia dan sejarah, di saat dunia telah berubah, kubu adidaya sudah tidak lagi memiliki kekuatan dan kemampuan serta daya untuk melakukannya. Sementara di sisi lain, Republik Islam Iran dengan kemampuan baik yang telah dikenal maupun belum dan akan dikenal hanya dalam aksi, dan Iran tidak seperti negara polan yang terbelakang yang dapat berbicara semau mereka.”
Rahbar Revolusi Islam dalam menjelaskan salah satu pernyataan imperialisme orang-orang Amerika Serikat mengatakan, “Para pejabat AS mengatakan, kami berharap para pejabat dan pemerintah Republik Islam melakukan hal yang berbeda!”
Beliau menandaskan, “Hal yang berbeda menurut mereka adalah hal yang berbeda dari masa lalu Republik Islam dan pelampauan dari nilai-nilai islami serta pelepasan komitmen terhadap hukum-hukum Islam, akan tetapi hal seperti ini tidak akan pernah terjadi, baik pemerintah, parlemen maupun para pejabat negara tidak akan pernah melakukan hal itu dan tidak ada orang yang ingin melakukannya, rakyat dan pemerintah Republik Islam Iran tidak akan menerimanya.”
Pemimpin Revolusi Islam Iran dalam menjelaskan salah satu indikasi yang diharaplkan oleh orang-orang Amerika Serikat mengatakan, “Termasuk dalam politik Amerika Serikat di kawasan adalah penghapusan dan penghancuran semua pasukan muqawama serta penguasaan penuh terhadap Suriah dan Irak, dan mereka berharap Republik Islam terjun dalam koridor tersebut di mana hal tersebut tidak akan pernah terjadi.”
Menyinggung salah satu pernyataan para pejabat Amerika Serikat yang membangkitkan sensitivitas, Rahbar mengatakan, “Mereka mengatakan bahwa JCPOA memberikan banyak peluang kepada Amerika Serikat baik di dalam dan luar negeri Iran maupun di kawasan.”
Ditujukan kepada para pejabat pemerintah dan seluruh lembaga negara, Rahbar mengatakan, “Para pejabat pemerintah dan di berbagai lembaga tidak boleh mengijinkan Amerika Serikat mencari-cari celah di dalam negeri dan di luar juga harus diupayakan agar peluang-peluang tersebut tidak ada di tangan Amerika Serikat, karena semakin mereka dekat dengan peluang-peluang mereka, maka dipastikan kehianaan, penderitaan dan keterbelakangan bangsa-bangsa juga akan lebih tinggi.”
Terkait penekanan beliau kepada para pejabat baik para pejabat politik luar negeri maupun pejabat di sektor lain, soal larangan penuh perundingan dengan AS kecuali dalam masalah nuklir, dan mengatakan, “Sebab dari penentangan itu adalah orientasi Amerika Serikat yang benar-benar di titik berseberangan dengan Republik Islam.”
Lebih lanjut Rahbar menjelaskan masalah penting ekonomi negara dan menegaskan, “Politik ekonomi muqawama adalah sebuah paket lengkap dan tidak dapat dipisah dan implementasinya memerlukan program operasional menyeluruh, oleh karena itu kami meminta presiden yang terhormat dan pemerintah untuk mereliasasikan politik ekonomi muqawawama dengan menyusun sebuah program komprehensif, operasional dan praktis, dan kami berharap ini dilakukan.”
Terkait urgensi implementasi ekonomi muqawama, beliau mengatakan, “Jika ekonomi muqawama terealisasi, maka tidak penting lagi berapa dana yang akan dikembalikan kepada Iran, lima miliar dolar atau 100 miliar dolar; tentunya jumlah dana yang kami tuntut dari dunia dan hingga kini secara zalim mereka memblokirnya, harus dimanfaatkan, akan tetapi ekonomi muqawama tidak boleh terhambat karena masalah-masalah ini.”
Ayatullah Khamenei juga menekankan pentingnya pembentukan sebuah komisi operasional aktif untuk melaksanakan program ekonomi muqawama dan menyatakan, “Komisi ini harus dibentuk dalam pemerintah dan tercipta sebuah gerakan besar dengan memperjelas tugas masing-masing instansi serta penindaklanjutan dan perencanaan berbagai aktivitas.”
Pada bagian akhir, Rahbar menujukan pernyataannya kepada tenaga-tenaga mukmin di seluruh penjuru negara dan menegaskan, “Gerakan publik sedang menuju target dan tujuan-tujuan islami dan bahwa tenaga-tenaga mukmin, mulia dan berkeyakinan yang merupakan mayoritas mutlak negara harus dengan prasangka baik pada janji pertolongan Allah, mempersiapkan diri untuk terjun di berbagai medan ekonomi, budaya, politik dan dalam perlawanan terhadap orientasi musuh.”