Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, Kamis (27/11) dalam pertemuan dengan para anggota Forum Tinggi Basij dan delegasi dari berbagai kalangan relawan Basij menyebut rasa tanggung jawab insani dan ilahi serta bashirah dan ketercerahan hati sebagai dua pilar utama pemikiran Basij. Seraya memuji upaya yang dilakukan tim perunding Iran dalam perundingan nuklir, beliau menegaskan bahwa rakyat Iran tidak memandang perlu akan kepercayaan Amerika Serikat (AS).
Beliau mengatakan, "Dengan alasan yang sama dengan sikap kami yang pada dasarnya tidak menentang perundingan, kamipun tidak menentang perpanjangan masa perundingan. Tentunya, kami akan menerima setiap keputusan dan kesepakatan yang adil dan logis. Walaupun kami tahu bahwa sebenarnya pihak AS-lah yang memerlukan adanya kesepakatan dan merasa rugi jika tak ada kesepakatan yang dicapai. Jika seandainya proses perundingan ini tidak menghasilkan kesepakatan, Republik Islam Iran tidak akan merasa rugi."
Berbicara mengenai basij, Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan bahwa kunci keberhasilan basij di berbagai medan dan bidang adalah karena perpaduan ilmu, pemikiran dan logika dengan cinta dan dorongan kuat yaang muncul dari dalam jiwa.
Lebih lanjut beliau menyinggung rasa tanggung jawab insani dan ilahi serta bashirah dan ketercerahan hati dan menyebutnya sebagai dua pilar utama bagi Basij.
Bashirah menerut beliau sangat penting karena akan menjadi benteng yang melindungi dari guncangan fitnah seperti yang terjadi pada rangkaian peristiwa fitnah pasca pemilihan umum 2009. Sejarah revolusi Islam memperlihatkan adanya orang-orang yang bertindak tanpa bashirah sehingga hasilnya justeru merugikan perjuangan, revolusi dan negara.
Mengenai makna basij yang tidak terbatas pada aktivitas tertentu, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengungkapkan, "Siapa saja dan di mana saja yang bekerja dengan rasa tanggung jawab insani dan Ilahi serta bashirah, dia layak disebut basij."
Beliau menyatakan bahwa hembusan semangat basij saat ini bisa dirasakan di Irak, Suriah, Lebanon, dan Gaza, dan dengan inayah Allah tak lama lagi semangat ini akan menguasai al-Quds dan akan membuahkan kebebasan Masjidul Aqsha.
Rahbar menegaskan bahwa pemikiran dan semangat Basij telah membudaya di tengah rakyat Iran dan inilah yang membuat Iran tangguh dan tak bisa dikalahkan.
"Orientasi utama yang ada di negara ini adalah semangat menentang arogansi dan AS sebagai rezim negara yang arogan. Semangat ini jangan sampai mengendur atau menyimpang. Tentunya, kita tak punya masalah dengan rakyat AS atau negara bernama Amerika. Yang kita permasalahkan adalah kerakusan dan arogansi rezim kekuasaan di AS," kata beliau.
Berbicara mengenai perundingan nuklir antara Iran dan enam negara besar, beliau menyatakan sikapnya yang tidak menolak perundingan atau perpanjangan masa perundingan.
Memuji kepribadian para juru runding Republik Islam Iran yang disebut pekerja keras, gigih, cinta negeri, bersikap logis, dan tegas, beliau mengatakan, "Tim juru runding Iran benar-benar tegas dan resisten menghadapi arogansi pihak lawan, sementara pihak lawan dengan mudah mengubah kata-kata setiap harinya. Dalam pertemuan khusus atau surat resmi mereka berbicara satu hal tapi di depan umum mereka menyebutkan hal yang berbeda."
Beliau menggarisbawahi, "Mereka harus tahu bahwa jika perundingan ini tidak membuahkan hasil apapun, Amerikalah yang akan menanggung kerugian lebih besar, bukan Republik Islam Iran."
Menanggapi embargo atau sanksi yang dijatuhkan atas Iran, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, "Semua itu ditujukan untuk menghentikan kemajuan Iran."
Beliau menyinggung pengakuan pihak Barat akan menurunnya popularitas Presiden AS seraya menandaskan, "Karena berbagai masalah yang menghimpitnya saat ini, pemerintah AS memerlukan satu keberhasilan yang besar."
Pemimpin Besar Revolusi Islam juga mengingatkan bahwa sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh pihak lawan tidak akan membuat Iran lumpuh. Sebab negara ini memiliki kebijakan ekonomi resistensi.
Di akhir pembicaraannya, Ayatollah al-Udzma Khamenei memberikan sejumlah nasehat kepada para relawan Basij tentang kesabaran, kejujuran, kesucian, kehormatan, keberanian, pengorbanan, kerendah-hatian dan berbagai hal penting lainnya.
Pertemuan ini diawali dengan kata sambutan yang disampaikan Pangliman Korps Pasukan Garda Revolusi Islam (Sepah-e Pasdaran) Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari.
Beliau mengatakan, "Dengan alasan yang sama dengan sikap kami yang pada dasarnya tidak menentang perundingan, kamipun tidak menentang perpanjangan masa perundingan. Tentunya, kami akan menerima setiap keputusan dan kesepakatan yang adil dan logis. Walaupun kami tahu bahwa sebenarnya pihak AS-lah yang memerlukan adanya kesepakatan dan merasa rugi jika tak ada kesepakatan yang dicapai. Jika seandainya proses perundingan ini tidak menghasilkan kesepakatan, Republik Islam Iran tidak akan merasa rugi."
Berbicara mengenai basij, Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan bahwa kunci keberhasilan basij di berbagai medan dan bidang adalah karena perpaduan ilmu, pemikiran dan logika dengan cinta dan dorongan kuat yaang muncul dari dalam jiwa.
Lebih lanjut beliau menyinggung rasa tanggung jawab insani dan ilahi serta bashirah dan ketercerahan hati dan menyebutnya sebagai dua pilar utama bagi Basij.
Bashirah menerut beliau sangat penting karena akan menjadi benteng yang melindungi dari guncangan fitnah seperti yang terjadi pada rangkaian peristiwa fitnah pasca pemilihan umum 2009. Sejarah revolusi Islam memperlihatkan adanya orang-orang yang bertindak tanpa bashirah sehingga hasilnya justeru merugikan perjuangan, revolusi dan negara.
Mengenai makna basij yang tidak terbatas pada aktivitas tertentu, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengungkapkan, "Siapa saja dan di mana saja yang bekerja dengan rasa tanggung jawab insani dan Ilahi serta bashirah, dia layak disebut basij."
Beliau menyatakan bahwa hembusan semangat basij saat ini bisa dirasakan di Irak, Suriah, Lebanon, dan Gaza, dan dengan inayah Allah tak lama lagi semangat ini akan menguasai al-Quds dan akan membuahkan kebebasan Masjidul Aqsha.
Rahbar menegaskan bahwa pemikiran dan semangat Basij telah membudaya di tengah rakyat Iran dan inilah yang membuat Iran tangguh dan tak bisa dikalahkan.
"Orientasi utama yang ada di negara ini adalah semangat menentang arogansi dan AS sebagai rezim negara yang arogan. Semangat ini jangan sampai mengendur atau menyimpang. Tentunya, kita tak punya masalah dengan rakyat AS atau negara bernama Amerika. Yang kita permasalahkan adalah kerakusan dan arogansi rezim kekuasaan di AS," kata beliau.
Berbicara mengenai perundingan nuklir antara Iran dan enam negara besar, beliau menyatakan sikapnya yang tidak menolak perundingan atau perpanjangan masa perundingan.
Memuji kepribadian para juru runding Republik Islam Iran yang disebut pekerja keras, gigih, cinta negeri, bersikap logis, dan tegas, beliau mengatakan, "Tim juru runding Iran benar-benar tegas dan resisten menghadapi arogansi pihak lawan, sementara pihak lawan dengan mudah mengubah kata-kata setiap harinya. Dalam pertemuan khusus atau surat resmi mereka berbicara satu hal tapi di depan umum mereka menyebutkan hal yang berbeda."
Beliau menggarisbawahi, "Mereka harus tahu bahwa jika perundingan ini tidak membuahkan hasil apapun, Amerikalah yang akan menanggung kerugian lebih besar, bukan Republik Islam Iran."
Menanggapi embargo atau sanksi yang dijatuhkan atas Iran, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, "Semua itu ditujukan untuk menghentikan kemajuan Iran."
Beliau menyinggung pengakuan pihak Barat akan menurunnya popularitas Presiden AS seraya menandaskan, "Karena berbagai masalah yang menghimpitnya saat ini, pemerintah AS memerlukan satu keberhasilan yang besar."
Pemimpin Besar Revolusi Islam juga mengingatkan bahwa sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh pihak lawan tidak akan membuat Iran lumpuh. Sebab negara ini memiliki kebijakan ekonomi resistensi.
Di akhir pembicaraannya, Ayatollah al-Udzma Khamenei memberikan sejumlah nasehat kepada para relawan Basij tentang kesabaran, kejujuran, kesucian, kehormatan, keberanian, pengorbanan, kerendah-hatian dan berbagai hal penting lainnya.
Pertemuan ini diawali dengan kata sambutan yang disampaikan Pangliman Korps Pasukan Garda Revolusi Islam (Sepah-e Pasdaran) Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari.