Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menyatakan bahwa salah satu tujuan penting yang hendak diwujudkan oleh Imam Ali (as) saat memimpin kaum muslimin adalah kebahagiaan hakiki masyarakat yang seiring dengan kesejahteraan materi mereka.
Berbicara dalam acara peringatan Milad Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (as), beliau menjelaskan sejumlah keutamaan yang dimiliki oleh Imam Ali (as) yang dibagi ke dalam empat kelompok fase kehidupan beliau. Rahbar mengatakan, "Salah satu pelajaran yang diambil dari kehidupan Imam Ali (as) adalah kerja keras beliau untuk mewujudkan kebahagiaan hakiki bagi masyarakat serta upaya untuk memperbaiki kesejahteraan dan mengatasi kesulitan ekonomi umat. Untuk kondisi masa kini, target itu bisa diwujudkan dengan perencanaan yang benar, aktifasi potensi berlimpah yang ada di dalam negeri, dan mengandalkan bakat kaum muda di Iran. Dengan demikian, negara ini akan maju di sisi materi, spiritual, akhlak, kredibiltas di mata dunia, kehormatan dan kepercayaan diri, dan akan terbebas dari kepongahan piahk asing yang memusuhi."
Beliau membagi keutamaan Imam Ali (as) ke dalam empat bagian, yaitu ‘kedudukan maknawiyah', ‘perjuangan dan pengorbanan', ‘suluk secara individu, sosial dan pemerintahan', dan ‘target yang beliau cita-citakan untuk masyarakat' yang kesemuanya ditinjau dalam fase kehidupan beliau saat memerintah. Mengenai kedudukan maknawiyah Amirul Mukminin (as), beliau mengatakan, "Sama seperti sisi tauhid, ibadah, kedekatan dengan Allah dan keikhlasannya, sisi maknawiyah Imam Ali (as) tak ubahnya bagai samudera dalam yang menyimpan banyak rahasia, dimana para ulama dan tokoh-tokoh besar pun mengakui ketidakmampuan untuk mengenalnya."
Mengenai perjuangan dan pengorbanan Amirul Mukminin (as) sejak menerima Islam sebagai agama saat di Mekah maupun fase-fase kehidupan setelah hijrah dan di masa pemerintahan Reasulullah Saw di Madinah hingga Sang Nabi wafat sampai dibaiatnya beliau sebagai khalifah, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengungkapkan, "Amirul Mukminin Ali (as) di semua fase itu berada di puncak perjuangan dan pengorbanan yang membuat semua orang kagum."
Terkait suluk maknawiyah Imam Ali (as), beliau menyatakan bahwa salah satu sisi kehidupan Imam Ali (as) yang paling istimewa dan tak tertandingi adalah sisi suluk maknawiyah dalam kapasitasnya sebagai individu, maupun sosial dan pemerintahan.
"Ketika duduk sebagai penguasa besar yang kuat dengan wilayah pemerintahan yang terbentang luas dan berlimpah harta, Amirul Mukminin (as) justeru hidup layaknya orang miskin di sebuah rumah yang kecil dan sederhana. Di saat yang sama, beliau tegar untuk menegakkan kebenaran dan keadilan serta menjalankan hukum ilahi. Imam Ali (as) melakukan banyak pekerjaan besar," tambah beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut menegaskan bahwa tujuan utama yang ingin diwujudkan oleh Imam Ali (as) di masa pemerintahannya adalah mengantarkan umat ke surga selain juga mematangkan pemikiran, spiritualitas, dan kehidupan sosial masyarakat, dan ini adalah masalah sangat penting yang juga merupakan tugas utama yang diemban oleh penguasa di pemerintahan Islam.
Pemimpin dalam masyarakat Muslim, kata beliau, bertugas untuk membawa masyarakat kepada kebahagiaan yang hakiki, dan tentunya hal ini tidak bisa diwujudkan dengan paksaan dan kekerasan. Harus diciptakan peluang untuk membantu dan membimbing umat untuk mencapai tujuan luhur itu.
Menurut beliau salah satu jalan untuk mengantarkan umat kepada kebahagiaan hakiki adalah dengan mengupayakan kesejahteraan hidup mereka, memberantas kemiskinan, serta menghapuskan pengangguran, kesenjangan sosial dan diskriminasi. "Alhamdulillah, para petinggi negara saat ini terus bekerja keras untuk menyelesaikan kesulitan masyarakat. Tapi semua pikiran harus disatukan," ungkap beliau.
Seraya mengingatkan potensi dan kapasitas besar yang dimiliki oleh Iran dan bangsa Iran, Rahbar mengingatkan bahwa jika semua potensi ini dimanfaatkan dengan baik, maka tak akan ada kekuatan apapun di dunia baik militer atau non-militer yang bisa menundukkan Iran.
"Kekuatan-kekuatan adidaya dunia harus sadar bahwa bangsa Iran tidak akan bisa ditundukkan. Sebab, bangsa ini adalah bangsa yang hidup, dan pemuda-pemuda di sini bergerak di jalan yang benar," kata beliau tegas.
Di awal pertemuan, Wakil Wali Fakih dan imam Jum'at Ilam, Hojjatul Islam wal Muslimin Lotfi dalam kata sambutannya menjelaskan kondisi warga Ilam dan semangatnya dalam membela revolusi Islam.
Berbicara dalam acara peringatan Milad Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (as), beliau menjelaskan sejumlah keutamaan yang dimiliki oleh Imam Ali (as) yang dibagi ke dalam empat kelompok fase kehidupan beliau. Rahbar mengatakan, "Salah satu pelajaran yang diambil dari kehidupan Imam Ali (as) adalah kerja keras beliau untuk mewujudkan kebahagiaan hakiki bagi masyarakat serta upaya untuk memperbaiki kesejahteraan dan mengatasi kesulitan ekonomi umat. Untuk kondisi masa kini, target itu bisa diwujudkan dengan perencanaan yang benar, aktifasi potensi berlimpah yang ada di dalam negeri, dan mengandalkan bakat kaum muda di Iran. Dengan demikian, negara ini akan maju di sisi materi, spiritual, akhlak, kredibiltas di mata dunia, kehormatan dan kepercayaan diri, dan akan terbebas dari kepongahan piahk asing yang memusuhi."
Beliau membagi keutamaan Imam Ali (as) ke dalam empat bagian, yaitu ‘kedudukan maknawiyah', ‘perjuangan dan pengorbanan', ‘suluk secara individu, sosial dan pemerintahan', dan ‘target yang beliau cita-citakan untuk masyarakat' yang kesemuanya ditinjau dalam fase kehidupan beliau saat memerintah. Mengenai kedudukan maknawiyah Amirul Mukminin (as), beliau mengatakan, "Sama seperti sisi tauhid, ibadah, kedekatan dengan Allah dan keikhlasannya, sisi maknawiyah Imam Ali (as) tak ubahnya bagai samudera dalam yang menyimpan banyak rahasia, dimana para ulama dan tokoh-tokoh besar pun mengakui ketidakmampuan untuk mengenalnya."
Mengenai perjuangan dan pengorbanan Amirul Mukminin (as) sejak menerima Islam sebagai agama saat di Mekah maupun fase-fase kehidupan setelah hijrah dan di masa pemerintahan Reasulullah Saw di Madinah hingga Sang Nabi wafat sampai dibaiatnya beliau sebagai khalifah, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengungkapkan, "Amirul Mukminin Ali (as) di semua fase itu berada di puncak perjuangan dan pengorbanan yang membuat semua orang kagum."
Terkait suluk maknawiyah Imam Ali (as), beliau menyatakan bahwa salah satu sisi kehidupan Imam Ali (as) yang paling istimewa dan tak tertandingi adalah sisi suluk maknawiyah dalam kapasitasnya sebagai individu, maupun sosial dan pemerintahan.
"Ketika duduk sebagai penguasa besar yang kuat dengan wilayah pemerintahan yang terbentang luas dan berlimpah harta, Amirul Mukminin (as) justeru hidup layaknya orang miskin di sebuah rumah yang kecil dan sederhana. Di saat yang sama, beliau tegar untuk menegakkan kebenaran dan keadilan serta menjalankan hukum ilahi. Imam Ali (as) melakukan banyak pekerjaan besar," tambah beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut menegaskan bahwa tujuan utama yang ingin diwujudkan oleh Imam Ali (as) di masa pemerintahannya adalah mengantarkan umat ke surga selain juga mematangkan pemikiran, spiritualitas, dan kehidupan sosial masyarakat, dan ini adalah masalah sangat penting yang juga merupakan tugas utama yang diemban oleh penguasa di pemerintahan Islam.
Pemimpin dalam masyarakat Muslim, kata beliau, bertugas untuk membawa masyarakat kepada kebahagiaan yang hakiki, dan tentunya hal ini tidak bisa diwujudkan dengan paksaan dan kekerasan. Harus diciptakan peluang untuk membantu dan membimbing umat untuk mencapai tujuan luhur itu.
Menurut beliau salah satu jalan untuk mengantarkan umat kepada kebahagiaan hakiki adalah dengan mengupayakan kesejahteraan hidup mereka, memberantas kemiskinan, serta menghapuskan pengangguran, kesenjangan sosial dan diskriminasi. "Alhamdulillah, para petinggi negara saat ini terus bekerja keras untuk menyelesaikan kesulitan masyarakat. Tapi semua pikiran harus disatukan," ungkap beliau.
Seraya mengingatkan potensi dan kapasitas besar yang dimiliki oleh Iran dan bangsa Iran, Rahbar mengingatkan bahwa jika semua potensi ini dimanfaatkan dengan baik, maka tak akan ada kekuatan apapun di dunia baik militer atau non-militer yang bisa menundukkan Iran.
"Kekuatan-kekuatan adidaya dunia harus sadar bahwa bangsa Iran tidak akan bisa ditundukkan. Sebab, bangsa ini adalah bangsa yang hidup, dan pemuda-pemuda di sini bergerak di jalan yang benar," kata beliau tegas.
Di awal pertemuan, Wakil Wali Fakih dan imam Jum'at Ilam, Hojjatul Islam wal Muslimin Lotfi dalam kata sambutannya menjelaskan kondisi warga Ilam dan semangatnya dalam membela revolusi Islam.