Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei hari ini (26/8) saat menerima kunjungan Raja Oman, Sultan Qabus beserta rombongan menyinggung hubungan bersahabat dua negara Iran dan Oman seraya menekankan bahwa bangsa Iran selalu mengingat Oman sebagai negara yang baik. Beliau mengatakan, "Ada banyak peluang untuk meningkatkan kerjasama dan hubungan bilateral di berbagai bidang khususnya di sektor gas."
Menyebut Oman sebagai negara tetangga yang baik, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung perkembangan di kawasan dan menandaskan, "Saat ini kawasan sedang berada dalam kondisi yang sensitif dan rawan yang tentunya menuntut Iran dan Oman untuk meningkatkan koordinasi di antara kedua negara."
Mengenai krisis di kawasan beliau menegaskan, "Penyebab utama terciptanya kondisi seperti ini adalah campur tangan pihak asing di berbagai bidang."
Menurut Ayatollah al-Udzma Khamenei, salah satu hal yang berbahaya di kawasan adalah upaya sebagian kalangan yang memasukkan isu perbedaan agama dan madzhab ke dalam konflik politik.
Beliau menambahkan, "Yang sangat disayangkan adalah munculnya kelompok takfiri dengan dukungan sejumlah negara kawasan. Mereka memerangi semua kelompok muslim. Para pendukung takfiri harus menyadari bahwa mereka juga akan terkena imbasnya."
Seraya menyebut Rezim Zionis Israel yang selalu dibela dan didukung Amerika Serikat (AS) sebagai ancaman yang sebenarnya di kawasan, Rahbar mengatakan, "Rezim Zionis Israel yang memiliki gudang senjata pemusnah massal adalah ancaman yang sangat berbahaya bagi kawasan."
Menurut beliau, kawasan ini memerlukan ketenangan umum, dan hal yang sangat urgen ini hanya bisa tercapai dengan melarang keberadaan senjata pemusnah massal.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani itu, Sultan Qabus menyatakan gembira dapat bertatap muka dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam. Raja Oman menyebut hubungan negaranya dengan Iran sebagai hubungan yang didasari oleh latar belakang sejarah dan budaya.
"Dalam perundingan dengan Presiden Republik Islam Iran, kami sudah membicarakan upaya meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral di berbagai bidang termasuk di bidang ekonomi dan transit, terlebih yang berkaitan dengan sektor gas," katanya.
Menyinggung pernyataan Rahbar tentang kondisi yang rawan dan sensitif di kawasan serta ancaman rezim Zionis Israel, Sultan Qabus menambahkan, "Untuk keluar dari kondisi ini diperlukan perhatian akan kepentingan umum dan kerjasama negara-negara kawasan."
Menyebut Oman sebagai negara tetangga yang baik, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung perkembangan di kawasan dan menandaskan, "Saat ini kawasan sedang berada dalam kondisi yang sensitif dan rawan yang tentunya menuntut Iran dan Oman untuk meningkatkan koordinasi di antara kedua negara."
Mengenai krisis di kawasan beliau menegaskan, "Penyebab utama terciptanya kondisi seperti ini adalah campur tangan pihak asing di berbagai bidang."
Menurut Ayatollah al-Udzma Khamenei, salah satu hal yang berbahaya di kawasan adalah upaya sebagian kalangan yang memasukkan isu perbedaan agama dan madzhab ke dalam konflik politik.
Beliau menambahkan, "Yang sangat disayangkan adalah munculnya kelompok takfiri dengan dukungan sejumlah negara kawasan. Mereka memerangi semua kelompok muslim. Para pendukung takfiri harus menyadari bahwa mereka juga akan terkena imbasnya."
Seraya menyebut Rezim Zionis Israel yang selalu dibela dan didukung Amerika Serikat (AS) sebagai ancaman yang sebenarnya di kawasan, Rahbar mengatakan, "Rezim Zionis Israel yang memiliki gudang senjata pemusnah massal adalah ancaman yang sangat berbahaya bagi kawasan."
Menurut beliau, kawasan ini memerlukan ketenangan umum, dan hal yang sangat urgen ini hanya bisa tercapai dengan melarang keberadaan senjata pemusnah massal.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani itu, Sultan Qabus menyatakan gembira dapat bertatap muka dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam. Raja Oman menyebut hubungan negaranya dengan Iran sebagai hubungan yang didasari oleh latar belakang sejarah dan budaya.
"Dalam perundingan dengan Presiden Republik Islam Iran, kami sudah membicarakan upaya meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral di berbagai bidang termasuk di bidang ekonomi dan transit, terlebih yang berkaitan dengan sektor gas," katanya.
Menyinggung pernyataan Rahbar tentang kondisi yang rawan dan sensitif di kawasan serta ancaman rezim Zionis Israel, Sultan Qabus menambahkan, "Untuk keluar dari kondisi ini diperlukan perhatian akan kepentingan umum dan kerjasama negara-negara kawasan."