Di hari ke 19 Ramadhan, ribuan mahasiswa dari berbagai universitas dan perguruan tinggi memperoleh kesempatan bertatap muka dan berbincang-bincang dalam suasana penuh keakraban dengan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei. Dalam pertemuan tersebut, 12 orang yang mewakili berbagai himpunan dan organisasi mahasiswa menyampaikan pandangan dan masukan terkait sejumlah permasalahan.
Menjawab sejumlah pandangan dan pertanyaan yang disampaikan, Rahbar menjelaskan banyak hal terutama yang berhubungan dengan komunitas mahasiswa dan upaya memarakkan kehidupan kampus.
Di awal pembicaraannya, beliau menyatakan bersyukur kepada Allah yang memberikan kesempatan hadir dalam acara tatap muka dengan para mahasiswa. Seraya menyebut pandangan-pandangan yang disampaikan pada pertemuan ini bernas, terarah dan sangat baik, beliau juga mengimbau instansi-instansi negara untuk mempelajari masukan-masukan yang disampaikan oleh para mahasiswa ini.
Menanggapi pernyataan salah seorang mahasiswa terkait dukungan kepada pemerintah, Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan kembali kepada semua pihak untuk mendukung dan membantu pemerintahan baru yang akan terbentuk. Seraya menyatakan setuju terhadap kritik, beliau menegaskan bahwa kritik berbeda dengan pernyataan yang bersifat menjatuhkan pihak lain.
Beliau juga mengingatkan bahwa lembaga eksekutif negara memikul tugas yang sangat berat. "Tidak ada seorangpun yang tak punya sisi kelemahan. Karena itu, jangan pernah menuntut sesuatu di luar kemampuan yang logis," kata beliau.
Menyinggung berbagai kesulitan yang ada, Ayatollah al-Udzma Khamenei menandaskan, "Seluruh elemen bangsa harus bergandengan tangan supaya dengan izin Allah, pekerjaan-pekerjaan yang ada bisa dilaksanakan dengan baik."
Menanggapi pernyataan salah seorang mahasiswa yang menyebutkan adanya friksi di tengah kalangan kampus yang dipicu oleh perbedaan latar belakang politik dan sosial, Rahbar menyerukan untuk menghindari perselisihan seraya menegaskan, "Saya benar-benar memohon kepada para mahasiswa dan para pendukung masing-masing kubu politik untuk tidak mengizinkan perbedaan pandangan dan penafsiran yang ada berujung pada permusuhan."
Beliau menambahkan, "Seperti yang dikatakan Imam Khomeini (ra), jadilah seperti santri hauzah yang terlibat perdebatan sengit dalam masalah keilmuan tapi mereka tetap akrab dan bersahabat."
Terkait rangkaian kerusuhan pasca pemilu 2009, Rahbar mengatakan, "Jika rangkaian peristiwa itu dianalisa dengan baik maka akan terlihat bahwa masalah utamanya dipicu oleh tindakan di luar hukum yang dilakukan oleh sekelompok orang. Mereka sengaja melawan undang-undang dan akibatnya, negara yang harus menanggung pukulan dan kerugiannya."
Lebih lanjut beliau mempertanyakan, "Mereka yang menuduh telah terjadi kecurangan dalam pemilu, mengapa memilih untuk mengerahkan orang-orang ke jalanan demi menyampaikan tuntutan?"
Beliau menambahkan, "Pertanyaan ini sudah disampaikan berulang kali dan dalam forum-forum yang memungkinkan bagi mereka untuk menjawabnya. Mengapa mereka tidak pernah menjawab dan tidak pula meminta maaf?"
Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan, "Dalam forum-forum pertemuan khusus mereka mengakui tidak terjadi kecurangan. Tapi mengapa lantas mereka tetap melakukan tindakan yang merugikan negara?"
Seraya menyinggung konflik berdarah yang terjadi di sejumlah negara di kawasan beliau mengatakan, "Jika saat itu Allah Swt tidak menolong, apa yang akan terjadi dengan negara ini saat kubu-kubu rakyat saling berhadap-hadapan? Allah tidak membiarkan hal itu terjadi dan bangsa inipun sudah menunjukkan kearifannya."
Di bagian lain pembicaraannya, Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebut pemuda sebagai generasi yang memiliki potensi untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan besar. Beliau juga mengimbau para masiswa untuk lebih mempererat hubungan dengan pusat-pusat rujukan pemikiran yang bisa dipercaya.
Menjawab sejumlah pandangan dan pertanyaan yang disampaikan, Rahbar menjelaskan banyak hal terutama yang berhubungan dengan komunitas mahasiswa dan upaya memarakkan kehidupan kampus.
Di awal pembicaraannya, beliau menyatakan bersyukur kepada Allah yang memberikan kesempatan hadir dalam acara tatap muka dengan para mahasiswa. Seraya menyebut pandangan-pandangan yang disampaikan pada pertemuan ini bernas, terarah dan sangat baik, beliau juga mengimbau instansi-instansi negara untuk mempelajari masukan-masukan yang disampaikan oleh para mahasiswa ini.
Menanggapi pernyataan salah seorang mahasiswa terkait dukungan kepada pemerintah, Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan kembali kepada semua pihak untuk mendukung dan membantu pemerintahan baru yang akan terbentuk. Seraya menyatakan setuju terhadap kritik, beliau menegaskan bahwa kritik berbeda dengan pernyataan yang bersifat menjatuhkan pihak lain.
Beliau juga mengingatkan bahwa lembaga eksekutif negara memikul tugas yang sangat berat. "Tidak ada seorangpun yang tak punya sisi kelemahan. Karena itu, jangan pernah menuntut sesuatu di luar kemampuan yang logis," kata beliau.
Menyinggung berbagai kesulitan yang ada, Ayatollah al-Udzma Khamenei menandaskan, "Seluruh elemen bangsa harus bergandengan tangan supaya dengan izin Allah, pekerjaan-pekerjaan yang ada bisa dilaksanakan dengan baik."
Menanggapi pernyataan salah seorang mahasiswa yang menyebutkan adanya friksi di tengah kalangan kampus yang dipicu oleh perbedaan latar belakang politik dan sosial, Rahbar menyerukan untuk menghindari perselisihan seraya menegaskan, "Saya benar-benar memohon kepada para mahasiswa dan para pendukung masing-masing kubu politik untuk tidak mengizinkan perbedaan pandangan dan penafsiran yang ada berujung pada permusuhan."
Beliau menambahkan, "Seperti yang dikatakan Imam Khomeini (ra), jadilah seperti santri hauzah yang terlibat perdebatan sengit dalam masalah keilmuan tapi mereka tetap akrab dan bersahabat."
Terkait rangkaian kerusuhan pasca pemilu 2009, Rahbar mengatakan, "Jika rangkaian peristiwa itu dianalisa dengan baik maka akan terlihat bahwa masalah utamanya dipicu oleh tindakan di luar hukum yang dilakukan oleh sekelompok orang. Mereka sengaja melawan undang-undang dan akibatnya, negara yang harus menanggung pukulan dan kerugiannya."
Lebih lanjut beliau mempertanyakan, "Mereka yang menuduh telah terjadi kecurangan dalam pemilu, mengapa memilih untuk mengerahkan orang-orang ke jalanan demi menyampaikan tuntutan?"
Beliau menambahkan, "Pertanyaan ini sudah disampaikan berulang kali dan dalam forum-forum yang memungkinkan bagi mereka untuk menjawabnya. Mengapa mereka tidak pernah menjawab dan tidak pula meminta maaf?"
Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan, "Dalam forum-forum pertemuan khusus mereka mengakui tidak terjadi kecurangan. Tapi mengapa lantas mereka tetap melakukan tindakan yang merugikan negara?"
Seraya menyinggung konflik berdarah yang terjadi di sejumlah negara di kawasan beliau mengatakan, "Jika saat itu Allah Swt tidak menolong, apa yang akan terjadi dengan negara ini saat kubu-kubu rakyat saling berhadap-hadapan? Allah tidak membiarkan hal itu terjadi dan bangsa inipun sudah menunjukkan kearifannya."
Di bagian lain pembicaraannya, Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebut pemuda sebagai generasi yang memiliki potensi untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan besar. Beliau juga mengimbau para masiswa untuk lebih mempererat hubungan dengan pusat-pusat rujukan pemikiran yang bisa dipercaya.