Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Ahad (21/7) petang dalam pertemuan dengan para pejabat tinggi negara menyebut pelimpahan tugas eksekusi negara kepada kabinet baru sebagai kesempatan yang penuh bekah dalam upaya melanjutkan gerak langkah yang telah digariskan oleh Imam Khomeini terkait negara ini. Beliau menekankan supaya masalah ekonomi dan kelanjutan program kemajuan ilmu di Iran menjadi prioritas dalam pemerintahan yang baru.
Di awal pembicaraannya, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengucapkan syukur kepada Allah karena masih diberi kesempatan untuk menyaksikan bulan Ramadhan tahun ini dan memanfaatkan berkah-berkah yang turun di dalamnya. Beliau mengatakan, "Salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh manusia adalah meningkatkan penghambaan kepada Allah setelah memperoleh setiap keberhasilan dan pertolongan Ilahi."
Beliau menjelaskan bahwa bangsa Iran sudah sering kali menyaksikan pertolongan Ilahi yang salah satunya adalah keberhasilan bangsa ini menciptakan epik politik pada pemilihan presiden yang berlangsung beberapa waktu lalu. Mengenai bulan Ramadhan beliau menyatakan bahwa bulan ini adalah bulan rahmat dan ampunan Ilahi serta bulan taubat dan kembali kepada Allah yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan bahwa baik di masa-masa sulit maupun saat nyaman manusia harus selalu mengingat Allah. Sebab mengingatkan Allah akan membantunya meraih kesempurnaan. Dzikir kepada Allah harus berlanjut hingga ke tahap amal dan tindakan, sehingga tak ada lagi kata putus asa, pesimisme dan kemunduran. Beliau melanjutkan, amal dan tindakan meniscayakan kesabaran dan tawakkal. Sabar berarti keteguhan, resistensi dan tidak melupakan tujuan sedangkan tawakkal berarti berbuat dan memohon hasilnya dari Allah.
Rahbar menandaskan bahwa sebagaimana sabar dan tawakkal sangat penting dalam membentuk amal individu manusia, keduanya juga sangat berpengaruh dalam hal-hal yang berhubungan dengan pengelolaan negara. Lebih lanjut beliau menyebutkan beberapa unsur utama dan vital yang sangat dipengaruhi oleh kesabaran dan tawakkal. Salah satunya adalah dalam memilih arah yang tepat dan mempertahankan orientasi yang benar. Jika orientasi yang dipilih salah maka kerja berlipat yang kita lakukan bukan hanya tidak membawa hasil malah akan membuat kita semakin jauh dari tujuan.
Menurut beliau salah satu orientasi yang benar adalah apa yang telah digariskan oleh Imam Khomeini (ra). "Orientasi yang benar ini tidak memerlukan peninjauan ulang lagi," kata beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebut Imam Khomeini sebagai sosok fakih dan pemimpin bijak yang matang dan berwawasan luas.
Di bagian lain pembicaraannya, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung peralihan tugas eksekusi negara kepada kabinet dan pemerintahan baru seraya menyebut masuknya wajah-wajah dan pemikiran-pemikiran baru ke dalam tubuh pemerintahan sebagai peluang besar yang mesti dimanfaatkan dengan baik.
"Alhamdulillah, di negara ini pembentukan kabinet baru di Iran yang Islami ini selalu berjalan dengan damai dan baik serta diiringi dengan perasaan suka cita kecuali tahun 2009 saat sekelompok orang dengan melakukan kesalahan besar telah membawa negara ini ke tepi jurang," ungkap beliau.
Seraya menyinggung pekerjaan-pekerjaan menonjol yang dilaksanakan oleh pemerintahan saat ini, Rahbar menambahkan, "Setiap tim kerja harus melihat tim sebelumnya dengan pandangan positif. Alangkah baiknya jika kabinet yang baru mempunyai kinerja sebesar ini atau jauh lebih besar darinya."
Lebih lanjut Ayatollah a-Udzma Khamenei menyebutkan beberapa potensi besar yang dimiliki oleh Iran dan kemajuan-kemajuan yang sudah dicapai selama ini. Menurut beliau semua itu menandakan akan masa depan cemerlang yang menanti Iran dan bangsa Iran, dan sangat membantu untuk mencapai target yang telah dicanangkan dalam dekade Kemajuan dan Keadilan.
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan bahwa untuk membuat negara dan bangsa ini kuat, rakyat dan para pejabat negara harus memiliki tekad yang kokoh dan tidak goyah menghadapi pelbagai kesulitan dan gangguan politik, ekonomi dan propaganda yang datang dari arah musuh. Untuk itu beliau mengimbau pemerintahan mendatang untuk memprioritaskan masalah ekonomi dan kemajuan keilmuan dalam program kerjanya.
"Epik ekonomi adalah salah satu slogan yang kita angkat tahun ini. Sebagaimana epik politik yang sudah terlaksana, dengan tekad dan kerja keras para pejabat negara epik ekonomi harus bisa dicapai," kata beliau.
Namun demikian, beliau menambahkan bahwa epik ekonomi bukan program yang bisa diwujudkan dalam jangka pendek, tapi yang penting langkah ini harus dimulai.
Di bagian akhir pembicaraannya, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengangkat masalah hubungan dengan dunia luar. Beliau menegaskan, "Kami meyakin prinsip untuk menjalin hubungan dengan pihak lain di dunia. Tapi masalah penting yang harus diperhatikan adalah bahwa kita harus mengenal pihak lain dan bisa membaca agenda dan trik-trik yang mereka miliki. Jika tidak, maka kita yang akan terjungkal."
Beliau menandaskan pula, "Dalam berhubungan dengan dunia kita tidak boleh melupakan langkah dan tindakan musuh-musuh kita, walaupun terkadang demi suatu kepentingan tidak kita tunjukkan dengan jelas."
Menyinggung pernyataan para petinggi Amerika Serikat (AS) terkait soal perundingan dengan Iran, Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan, "Di awal tahun ini saya sudah katakan bahwa saya tidak merasa optimis dalam hal perundingan dengan AS, walaupun saya tidak melarang pemerintah melakukan perundingan dengan AS yang terkait beberapa isu seperti tentang masalah Irak yang dilakukan dalam beberapa tahun yang lalu."
Menurut beliau, para petinggi AS tidak bisa dipercaya dan tidak menunjukkan sikap yang logis.
Lebih lanjut Rahbar mengatakan, "Dalam menjalin hubungan dengan dunia, kita harus bisa melanjutkan langkah kita tanpa ada halangan dari pihak lain. Jika hubungan dengan dunia hanya membuat kita melangkah mundur maka kitalah yang rugi."
Beliau juga mengimbau para pejabat tinggi negara untuk cermat dalam mengamati perkembangan di kawasan.
Di awal pertemuan Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad menyampaikan laporan kinerja delapan tahun selama menjalankan pemerintahannya.
Di awal pembicaraannya, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengucapkan syukur kepada Allah karena masih diberi kesempatan untuk menyaksikan bulan Ramadhan tahun ini dan memanfaatkan berkah-berkah yang turun di dalamnya. Beliau mengatakan, "Salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh manusia adalah meningkatkan penghambaan kepada Allah setelah memperoleh setiap keberhasilan dan pertolongan Ilahi."
Beliau menjelaskan bahwa bangsa Iran sudah sering kali menyaksikan pertolongan Ilahi yang salah satunya adalah keberhasilan bangsa ini menciptakan epik politik pada pemilihan presiden yang berlangsung beberapa waktu lalu. Mengenai bulan Ramadhan beliau menyatakan bahwa bulan ini adalah bulan rahmat dan ampunan Ilahi serta bulan taubat dan kembali kepada Allah yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan bahwa baik di masa-masa sulit maupun saat nyaman manusia harus selalu mengingat Allah. Sebab mengingatkan Allah akan membantunya meraih kesempurnaan. Dzikir kepada Allah harus berlanjut hingga ke tahap amal dan tindakan, sehingga tak ada lagi kata putus asa, pesimisme dan kemunduran. Beliau melanjutkan, amal dan tindakan meniscayakan kesabaran dan tawakkal. Sabar berarti keteguhan, resistensi dan tidak melupakan tujuan sedangkan tawakkal berarti berbuat dan memohon hasilnya dari Allah.
Rahbar menandaskan bahwa sebagaimana sabar dan tawakkal sangat penting dalam membentuk amal individu manusia, keduanya juga sangat berpengaruh dalam hal-hal yang berhubungan dengan pengelolaan negara. Lebih lanjut beliau menyebutkan beberapa unsur utama dan vital yang sangat dipengaruhi oleh kesabaran dan tawakkal. Salah satunya adalah dalam memilih arah yang tepat dan mempertahankan orientasi yang benar. Jika orientasi yang dipilih salah maka kerja berlipat yang kita lakukan bukan hanya tidak membawa hasil malah akan membuat kita semakin jauh dari tujuan.
Menurut beliau salah satu orientasi yang benar adalah apa yang telah digariskan oleh Imam Khomeini (ra). "Orientasi yang benar ini tidak memerlukan peninjauan ulang lagi," kata beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebut Imam Khomeini sebagai sosok fakih dan pemimpin bijak yang matang dan berwawasan luas.
Di bagian lain pembicaraannya, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung peralihan tugas eksekusi negara kepada kabinet dan pemerintahan baru seraya menyebut masuknya wajah-wajah dan pemikiran-pemikiran baru ke dalam tubuh pemerintahan sebagai peluang besar yang mesti dimanfaatkan dengan baik.
"Alhamdulillah, di negara ini pembentukan kabinet baru di Iran yang Islami ini selalu berjalan dengan damai dan baik serta diiringi dengan perasaan suka cita kecuali tahun 2009 saat sekelompok orang dengan melakukan kesalahan besar telah membawa negara ini ke tepi jurang," ungkap beliau.
Seraya menyinggung pekerjaan-pekerjaan menonjol yang dilaksanakan oleh pemerintahan saat ini, Rahbar menambahkan, "Setiap tim kerja harus melihat tim sebelumnya dengan pandangan positif. Alangkah baiknya jika kabinet yang baru mempunyai kinerja sebesar ini atau jauh lebih besar darinya."
Lebih lanjut Ayatollah a-Udzma Khamenei menyebutkan beberapa potensi besar yang dimiliki oleh Iran dan kemajuan-kemajuan yang sudah dicapai selama ini. Menurut beliau semua itu menandakan akan masa depan cemerlang yang menanti Iran dan bangsa Iran, dan sangat membantu untuk mencapai target yang telah dicanangkan dalam dekade Kemajuan dan Keadilan.
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan bahwa untuk membuat negara dan bangsa ini kuat, rakyat dan para pejabat negara harus memiliki tekad yang kokoh dan tidak goyah menghadapi pelbagai kesulitan dan gangguan politik, ekonomi dan propaganda yang datang dari arah musuh. Untuk itu beliau mengimbau pemerintahan mendatang untuk memprioritaskan masalah ekonomi dan kemajuan keilmuan dalam program kerjanya.
"Epik ekonomi adalah salah satu slogan yang kita angkat tahun ini. Sebagaimana epik politik yang sudah terlaksana, dengan tekad dan kerja keras para pejabat negara epik ekonomi harus bisa dicapai," kata beliau.
Namun demikian, beliau menambahkan bahwa epik ekonomi bukan program yang bisa diwujudkan dalam jangka pendek, tapi yang penting langkah ini harus dimulai.
Di bagian akhir pembicaraannya, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengangkat masalah hubungan dengan dunia luar. Beliau menegaskan, "Kami meyakin prinsip untuk menjalin hubungan dengan pihak lain di dunia. Tapi masalah penting yang harus diperhatikan adalah bahwa kita harus mengenal pihak lain dan bisa membaca agenda dan trik-trik yang mereka miliki. Jika tidak, maka kita yang akan terjungkal."
Beliau menandaskan pula, "Dalam berhubungan dengan dunia kita tidak boleh melupakan langkah dan tindakan musuh-musuh kita, walaupun terkadang demi suatu kepentingan tidak kita tunjukkan dengan jelas."
Menyinggung pernyataan para petinggi Amerika Serikat (AS) terkait soal perundingan dengan Iran, Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan, "Di awal tahun ini saya sudah katakan bahwa saya tidak merasa optimis dalam hal perundingan dengan AS, walaupun saya tidak melarang pemerintah melakukan perundingan dengan AS yang terkait beberapa isu seperti tentang masalah Irak yang dilakukan dalam beberapa tahun yang lalu."
Menurut beliau, para petinggi AS tidak bisa dipercaya dan tidak menunjukkan sikap yang logis.
Lebih lanjut Rahbar mengatakan, "Dalam menjalin hubungan dengan dunia, kita harus bisa melanjutkan langkah kita tanpa ada halangan dari pihak lain. Jika hubungan dengan dunia hanya membuat kita melangkah mundur maka kitalah yang rugi."
Beliau juga mengimbau para pejabat tinggi negara untuk cermat dalam mengamati perkembangan di kawasan.
Di awal pertemuan Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad menyampaikan laporan kinerja delapan tahun selama menjalankan pemerintahannya.