Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Ahad (14/7) petang di hari kelima bulan suci Ramadhan dalam pertemuan terakhir dengan pemerintahan kabinet kesepuluh menyebut kerja keras siang malam yang dilakukan pemerintah dengan menggarap pekerjaan-pekerjaan yang sangat besar dan penyampaian slogan-slogan revolusi sebagai keistimewaan menonjol yang ada pada pemerintahan ini. Beliau juga mengapresiasi dan memuji kinerja Presiden Mahmoud Ahmadinejad dan rekan-rekannya dalam menjalankan roda pemerintahan.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menyinggung laporan kinerja pemerintah seraya menyebutnya sebagai bukti akan besarnya pekerjaan yang dilaksanakan oleh kabinet periode ini. "Laporan ini harus dipublikasikan supaya diketahui oleh rakyat," imbau beliau.
Dikatakannya bahwa sebagian kalangan di dalam negeri ikut menyuarakan hal yang sama dengan pihak-pihak asing yang getol berusaha mengingkari kinerja pemerintahan ini. Mengenai hal tersebut, Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan, "Sebagian orang bahkan tak segan mengingkari pekerjaan pemerintah yang jelas dan nampak di depan mata. Tapi yang penting, semua kerja keras dan upaya ini tercatat di benak opini umum di negara ini."
Mengenai kerja keras kabinet periode kesembilan dan kesepuluh yang dipimpin Presiden Ahmadinejad, beliau menandaskan, "Dalam delapan tahun ini, semua orang menyadari bahwa Presiden dan tim kerjanya telah bekerja keras dan hasil kerja pemerintahan ini lebih besar dan lebih cepat dibanding dengan kabinet-kabinet sebelumnya. Fakta ini sangat menonjol dan harus diapresiasi."
Menurut Rahbar, kelebihan lain dari pemerintahan ini adalah sikapnya yang tidak menggunakan fasilitas yang biasa digunakan oleh para pejabat tinggi di negara-negara lain. "Keengganan memanfaatkan fasilitas-fasilitas itu, kerja keras tanpa henti, dan sikap yang tidak mencari kenyamanan diri adalah keistimewaan besar yang ada pada pemerintahan ini. Siapa saja yang hendak memberi penilaian harus memerhatikan hal-hal tadi," imbuh beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa menguatkan dan memaparkan slogan-slogan revolusi Islam adalah langkah yang harus dilakukan. Beliau menambahkan, "Kubu kontra revolusi telah berusaha keras untuk melemahkan slogan-slogan ini bahkan menghapuskannya, atau secara bertahap mengubah haluannya menjadi kontra norma. Tapi mereka gagal. Penyebab utamanya adalah kearifan Imam Khomeini (ra) dalam memaparkan dan mengokohkan slogan-slogan ini."
Lebih lanjut beliau mengimbau para pejabat negara untuk sering-sering menelaah surat wasiat Imam Khomeini yang beliau sebut sebagai intisari dari nilai-nilai suci yang diperjuangkan Sang Pemimpin.
Ayatollah al-Udzma Khamenei memuji pemerintahan Ahmadinejad yang memaparkan dan menonjolkan slogan-slogan revolusi Islam di dalam negeri dan di forum-forum internasional. "Di antara kelebihan pemerintahan ini adalah sikapnya yang tidak malu dan segan untuk menjelaskan tujuan dan cita-cita revolusi Islam di forum dunia," tegas beliau.
Kepada para pejabat pemerintahan beliau berpesan untuk menjaga sikap dalam memperjuangkan orientasi revolusi Islam dalam menjalankan tugas-tugas selanjutnya.
Di bagian lain pembicaraannya, Pemimpin Besar Revolusi Islam membawakan wasiat Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib (as) kepada putra tertuanya, Imam Hasan al-Mujtaba (as) yang dikutip dari kitab Nahjul Balaghah. Dalam wasiat itu, Imam Ali menyebutkan dua pesan dalam melewati jalan kehidupan dunia yang sulit, panjang dan penuh gelombang menuju kehidupan akhirat. Pertama, dengan mengukur jarak perjalanan sekaligus mempersiapkan bekal. Kedua, memperingankan beban yang harus dibawa.
Menurut Rahbar, bekal paling minim untuk mengarungi perjalanan ini supaya selamat sampai hari akhirat adalah dengan melaksanakan kewajiban dan meninggalkan semua perbuatan haram.
Beliau menambahkan, "Tentunya, bekal paling minim ini akan mendatangkan nur ilahi."
Pada akhir acara, Presiden dan para menteri mendapat hadiah berupa kitab suci al-Qur'an dari Pemimpin Besar Revolusi Islam.
Di awal pertemuan, Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad dan beberapa menteri kabinet menyampaikan laporan kinerja pemerintah dan kabinet periode kesepuluh.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menyinggung laporan kinerja pemerintah seraya menyebutnya sebagai bukti akan besarnya pekerjaan yang dilaksanakan oleh kabinet periode ini. "Laporan ini harus dipublikasikan supaya diketahui oleh rakyat," imbau beliau.
Dikatakannya bahwa sebagian kalangan di dalam negeri ikut menyuarakan hal yang sama dengan pihak-pihak asing yang getol berusaha mengingkari kinerja pemerintahan ini. Mengenai hal tersebut, Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan, "Sebagian orang bahkan tak segan mengingkari pekerjaan pemerintah yang jelas dan nampak di depan mata. Tapi yang penting, semua kerja keras dan upaya ini tercatat di benak opini umum di negara ini."
Mengenai kerja keras kabinet periode kesembilan dan kesepuluh yang dipimpin Presiden Ahmadinejad, beliau menandaskan, "Dalam delapan tahun ini, semua orang menyadari bahwa Presiden dan tim kerjanya telah bekerja keras dan hasil kerja pemerintahan ini lebih besar dan lebih cepat dibanding dengan kabinet-kabinet sebelumnya. Fakta ini sangat menonjol dan harus diapresiasi."
Menurut Rahbar, kelebihan lain dari pemerintahan ini adalah sikapnya yang tidak menggunakan fasilitas yang biasa digunakan oleh para pejabat tinggi di negara-negara lain. "Keengganan memanfaatkan fasilitas-fasilitas itu, kerja keras tanpa henti, dan sikap yang tidak mencari kenyamanan diri adalah keistimewaan besar yang ada pada pemerintahan ini. Siapa saja yang hendak memberi penilaian harus memerhatikan hal-hal tadi," imbuh beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa menguatkan dan memaparkan slogan-slogan revolusi Islam adalah langkah yang harus dilakukan. Beliau menambahkan, "Kubu kontra revolusi telah berusaha keras untuk melemahkan slogan-slogan ini bahkan menghapuskannya, atau secara bertahap mengubah haluannya menjadi kontra norma. Tapi mereka gagal. Penyebab utamanya adalah kearifan Imam Khomeini (ra) dalam memaparkan dan mengokohkan slogan-slogan ini."
Lebih lanjut beliau mengimbau para pejabat negara untuk sering-sering menelaah surat wasiat Imam Khomeini yang beliau sebut sebagai intisari dari nilai-nilai suci yang diperjuangkan Sang Pemimpin.
Ayatollah al-Udzma Khamenei memuji pemerintahan Ahmadinejad yang memaparkan dan menonjolkan slogan-slogan revolusi Islam di dalam negeri dan di forum-forum internasional. "Di antara kelebihan pemerintahan ini adalah sikapnya yang tidak malu dan segan untuk menjelaskan tujuan dan cita-cita revolusi Islam di forum dunia," tegas beliau.
Kepada para pejabat pemerintahan beliau berpesan untuk menjaga sikap dalam memperjuangkan orientasi revolusi Islam dalam menjalankan tugas-tugas selanjutnya.
Di bagian lain pembicaraannya, Pemimpin Besar Revolusi Islam membawakan wasiat Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib (as) kepada putra tertuanya, Imam Hasan al-Mujtaba (as) yang dikutip dari kitab Nahjul Balaghah. Dalam wasiat itu, Imam Ali menyebutkan dua pesan dalam melewati jalan kehidupan dunia yang sulit, panjang dan penuh gelombang menuju kehidupan akhirat. Pertama, dengan mengukur jarak perjalanan sekaligus mempersiapkan bekal. Kedua, memperingankan beban yang harus dibawa.
Menurut Rahbar, bekal paling minim untuk mengarungi perjalanan ini supaya selamat sampai hari akhirat adalah dengan melaksanakan kewajiban dan meninggalkan semua perbuatan haram.
Beliau menambahkan, "Tentunya, bekal paling minim ini akan mendatangkan nur ilahi."
Pada akhir acara, Presiden dan para menteri mendapat hadiah berupa kitab suci al-Qur'an dari Pemimpin Besar Revolusi Islam.
Di awal pertemuan, Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad dan beberapa menteri kabinet menyampaikan laporan kinerja pemerintah dan kabinet periode kesepuluh.