Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Sabtu (8/6) pagi dalam pertemuan dengan para guru qiraah, qari', dan huffadz peserta musabaqah internasional al-Qur'an ke-31 menyatakan bahwa salah satu perintah utama al-Qur'an kepada umat Islam adalah menjaga persatuan dan kesatuan. Beliau mengatakan, "Hari ini suara dan lisan yang mengajak umat Islam kepada persatuan adalah suara Ilahi. Dan, suara atau lisan yang memprovokasi umat Islam dan pengikut berbagai madzhab untuk saling bermusuhan di antara mereka adalah suara syaitan."
Ayatollah al-Udzma Khamenei dalam pertemuan itu mengimbau kaum muslimin untuk meningkatkan keakraban dan mengenal lebih baik ajaran al-Qur'an yang mendatangkan kebahagiaan dan kemuliaan. Beliau mengungkapkan, "Salah satu seruan al-Qur'an kepada kaum muslimin adalah bersatu dalam memegang tali Allah dan tidak bercerai-berai. Sebaliknya, ajaran dan ajakan imperialisme adalah menyulut pertikaian di tengah umat Islam dan memperkuat fanatisme madzhab."
Menyinggung adanya sejumlah negara Islam yang terjebak dalam jaring tipuan musuh dan bermain di medan musuh, Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan, "Persatuan dan kesepakatan di antara umat Islam adalah satu kewajiban yang mendesak."
Beliau menambahkan, "Di antara dampak dari perselisihan dan pertikaian di tengah umat Islam adalah pembantaian, pertumpahan darah, terorisme buta, tragedi-tragedi yang muncul akibat terorisme dan terbukanya kesempatan bagi rezim Zionis."
Menurut beliau, hari ini adalah hari ujian bagi umat Islam dan negara-negara Muslim. Bangsa-bangsa Muslim harus benar-benar waspada.
Mengenai gelombang permusuhan terhadap Islam yang terlihat dari arah Dunia Barat, Rahbar mengatakan, "Barat sudah menghunus pedang untuk melawan umat Islam. Karena itu, umat Islam harus meningkatkan unsur-unsur yang bisa memperkuat kemampuan diri. Salah satu unsur itu adalah persatuan dan fokus akan titik-titik kesamaan."
Seraya menyinggung bahwa Dunia Islam saat ini sangat memerlukan hakikat-hakikat ajaran al-Qur'an, Ayatollah al-Udzma Khamenei menambahkan, "Dulu ketika hendak berbicara tentang kebebasan, para tokoh dan pemimpin Dunia Islam mengusung slogan-slogan sosialisme dan komunisme. Beda halnya dengan kondisi saat ini. Sekarang, dari wilayah timur Dunia Islam hingga wilayah barat, jika hendak berbicara tentang keadilan, kemerdekaan, kebebasan, dan kehormatan orang akan menyuarakan syiar-syiar al-Qur'an."
Menurut beliau, penyelenggaraan musabaqah al-Qur'an bisa menjadi salah satu cara untuk semakin mendekatkan diri kepada hakikat Qur'ani.
"Mempelajari ajaran al-Qur'an adalah jalan untuk mencapai keselamatan, keamanan, kemuliaan, dan kesejahteraan hidup umat Islam di bawah naungan ajaran al-Qur'an," kata beliau.
Di awal pertemuan, Wakil Wali Faqih dan Kepala Yayasan Wakaf dan Amal Hojjatul Islam wal Muslimin Mohammadi dalam laporannya menjelaskan soal pelaksanaan musabaqah internasional al-Qur'an ke-31. Dikatakannya bahwa musabaqah ini diikuti oleh para qari', huffadz dan guru al-Qur'an dari 70 negara.