Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Rabu (29/5) dalam pertemuan dengan Ketua dan para anggota Majlis Shura Islami menekankan bahwa parlemen adalah lembaga yang berada di atas semua urusan negara dan menyebut pemerintah sebagai lembaga eksekutif yang berada di tengah medan dan mengemban tanggung jawab yang sangat berat. Beliau mengimbau dua lembaga tinggi negara tersebut untuk bekerjasama dan menjalin koordinasi dengan lebih baik.
Seraya mengingatkan semua pihak untuk untuk patuh kepada aturan, saling bekerjasama dan bersikap obyektif, Ayatollah al-Udzma Khamenei menyinggung pelaksanaan pemilihan Presidan periode kesebelas yang akan digelar pada 14 Juni mendatang, dan mengatakan, "Semua pihak harus berusaha supaya pemilu berlangsung meriah dengan partisipasi umum rakyat yang tinggi. Sebab, sejak awal kemenangan revolusi Islam hingga saat ini, kekokohan pemerintahan Islam ditentukan oleh dukungan dan keterlibatan rakyat di tengah medan."
Pelaksanaan pemilu dengan meriah, kata beliau, akan membuahkan keterlindungan, kekuatan, dan keamanan negara, sekaligus mampu menangkis segala ancaman yang datang dari arah musuh. "Republik Islam Iran adalah pemerintahan yang punya akar kuat, yang akarnya adalah rakyat dan dukungan seluruh rakyat di negara ini," imbuh beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan bahwa dukungan rakyat kepada pemerintahan Islam adalah modal utama meraih kemuliaan dan berkah bagi negara dan bangsa ini. Karenanya, pemilu yang merupakan manifestasi keterlibatan rakyat harus berlangsung meriah.
Beliau menekankan bahwa semua proses persiapan pemilu dilakukan dalam kerangka hukum dan undang-undang. Di saat yang sama, para kandidat presiden juga sudah menyatakan komitmen mereka untuk patuh kepada aturan. Beliau mengapresiasi sikap para kandidat, khususnya para calon kandidat yang tidak lolos seleksi kelayakan yang telah menyatakan menerima keputusan Dewan Garda Konstitusi. Sikap seperti ini menunjukkan bahwa hukum dan undang-undang sangat penting di mata mereka.
"Mungkin saja kita tidak puas dengan keputusan hukum. Tapi tunduk kepada keputusan itu akan mengukuhkan supremasi hukum," kata beliau selanjutnya.
Rahbar menjelaskan tentang kearifan rakyat Iran dalam memilih calon presiden. Langkah Radio dan Televisi yang memfasilitasi para kandidat untuk berkampanye dinilai sebagai media yang baik bagi rakyat untuk mengenal para kandidat dan menentukan pilihan.
Tanpa menafikan kesalahan orang dalam menentukan pilihan yang terbaik, beliau mengatakan, "Kesalahan dalam menentukan pilihan bukan masalah. Yang penting adalah orang melakukan sesuatu berdasarkan ketentuan yang dia peroleh, dan insya Allah, Allah akan mengganjar dengan pahala."
Kepada para kandidat Presiden beliau berpesan untuk tidak mengumbar kata-kata yang tidak faktual lewat media televisi hanya dengan tujuan untuk memperoleh dukungan suara lebih banyak.
"Para kandidat hendaknya berbicara dengan ramah, akurat dan jujur. Dengan kejujuran itu, Allah swt pasti akan membantu. Bantuan Ilahi itu ada kalanya dalam bentuk keberhasilan memperoleh kepercayaan untuk mengabdi dan ada kalanya dalam bentuk tidak diberi tanggung jawab itu," kata beliau.
Pesan beliau selanjutnya kepada para kandidat adalah tidak memburukkan citra orang lain atau mengesankan kondisi buruk di negara ini.
Menyinggung adanya pemberitaan tentang dukungan Pemimpin Revolusi kepada kandidat tertentu, Rahbar menyebutnya sebagai isu yang selalu ada. Beliau menepis kebenaran berita itu dan menegaskan bahwa tidak ada seorangpun yang tahu pilihan beliau.
Di bagian lain pembicaraannya, Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebut kesempatan mengabdi di parlemen sebagai kesempatan yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mengabdi kepada pemerintahan Islam. Beliau juga menilai kesempatan ini sebagai periode yang penting dan ujian yang berat di depan Allah Swt.
"Anda harus selalu waspada dalam melewati periode yang vital dan penuh bahaya ini supaya berhasil melewatinya dengan sukses untuk bisa berdiri dengan kepala tegak di hadapan Allah kelak," tandas beliau.
Rahbar dalam kesempatan itu menyampaikan keluhan atas minimnya kehadiran para anggota dalam sejumlah sidang paripurna. "Wakil rakyat tidak cukup hadir dengan pemikiran dan hati saja tapi juga harus hadir secara fisik, dan ikut membahas draf dan rancangan undang-undang secara aktif," kata beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut mengimbau parlemen, pemerintah dan mahkamah agung untuk meningkatkan kerjasama dan koordinasi di antara mereka. Beliau juga menekankan untuk mengedepankan obyektifitas. Sebab, tanpa obyektifitas maka yang muncul adalah dampak buruk.
"Undang-undang sudah menetapkan lingkup wewenang bagi lembaga legislatif dan lembaga eksekutif. Batasan wewenang itu harus dijaga dan kedua lembaga negara harus memupuk kerjasama yang semestinya," tegas beliau.
Seraya menyebut perbedaan pandangan antara parlemen dan pemerintah sebagai hal yang wajar, Ayatollah al-Udzma Khamenei menekankan bahwa perbedaan pandangan jangan sampai memicu perseteruan dan konflik.
Beliau mengimbau parlemen untuk menimbang keadaan pemerintah yang berada di tengah medan dengan tanggung yang berat. Namun, pemerintah juga harus komitmen dengan tugasnya menjalankan undang-undang yang ditetapkan oleh parlemen.
Meski menyebut parlemen sebagai lembaga yang di atas segala urusan negara, Rahbar menggarisbawahi, "Tapi ini bukan berarti bahwa setiap anggota parlemen berada di atas semua urusan negara."
Beliau menambahkan, "Tugas paling utama dan penting saat ini adalah melaksanakan tugas dengan niat yang tulus, serius, dengan semangat berjuang dan rasa tanggung jawab."
Di awal pertemuan, Ketua Majlis Shura Islam menyampaikan laporan kinerja parlemen dalam masa satu tahun terakhir.