Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menyebut penyusunan konsep untuk Model Kemajuan Islami-Irani sebagai pekerjaan yang sangat besar, membanggakan, berjangka panjang dan mendalam. Hal itu beliau sampaikan dalam pertemuan dengan para anggota Dewan Tinggi Pusat Perancangan Konsep Model Kemajuan Islami-Irani dan pusat-pusat kajian terkait yang berlangsung Senin (4/3) pagi.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh para cendekiawan dan pemikir dari berbagai disiplin keilmuan, baik dari kalangan perguruan tinggi maupun hauzah ilmiah itu, Rahbar mengingatkan, "Terwujudnya model kemajuan Islami-Irani dan bukti merasuknya pemikiran ini ke tengah lingkungan elit bangsa meniscayakannya menjadi tema dialog di tengah masyarakat."
Beliau menambahkan, "Perancangan Model Kemajuan Islami-Irani adalah kata lain dari pemaparan buah yang dihasilkan oleh revolusi dan konsep membangun peradaban yang baru dan maju di semua bidang yang didasari oleh pemikiran dan perspektif Islam. Karena itu, cakrawala program ini harus tampil sebagai program jangka panjang yang diiringi dengan pendalaman."
Seraya menyinggung kondisi saat ini yang diwarnai oleh keterpengaruhan dunia oleh model peradaban dan kemajuan Barat serta hegemoni Dunia Barat yang menguasai seluruh lini kehidupan masyarakat dunia, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, "Dalam kondisi seperti ini, penyusunan Model Kemajuan Islami-Irani menuntut mental, keberanian dan motivasi yang sangat kuat."
Menurut beliau, pemikiran adalah spirit utama yang mendorong gerakan ini. Seraya mengingatkan bahwa semua bentuk kekurangan atau masalah yang mungkin muncul dalam proses jangka panjang adalah hal yang bisa diperbaiki, Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan, "Dalam hal ini, selain harus menghindari ketergesa-gesaan, perlu penyegaran dengan memanfaatkan pengalaman-pengalaman baru dan potensi muda sehingga motor penggerak tidak berhenti."
Mengenai keterlibatan para ilmuan muda yang energik dan penuh semangat di pusat-pusat sains modern juga di pusat teknologi nano, nuklir dan industri pertahanan, beliau menjelaskan, "Kaum muda harus diberi kepercayaan. Sebab, gairah, semangat dan motivasi yang ada pada mereka tidak akan habis."
Rahbar menegaskan bahwa landasan utama program penyusunan Model Kemajuan Islami-Irani adalah ajaran Islam.
"Dalam semua tahap perancangan konsep ini, dasar-dasar ajaran Islam harus diperhatikan secara komprehensif dan cermat. Terkait masalah ini tidak ada kata toleransi atau segan terhadap siapapun," tambah beliau.
Menurut Ayatollah al-Udzma Khamenei, hauzah ilmiah memiliki kapasitas besar yang harus dimanfaatkan. Beliau mengungkapkan, "Dalam menyusun konsep untuk Model Kemajuan Islami-Irani harus ada penekanan pada empat hal; pemikiran, keilmuan, spiritualitas, dan kehidupan. Dari keempat hal tadi, masalah pemikiran lebih substansial dan mendasar."
Dalam pandangan beliau, proses kelahiran peradaban Barat hingga kejayaan dan kemudian munculnya tanda-tanda keruntuhannya adalah realitas nyata yang menuntut analisa semua hal yang berhubungan dengan kekurangan dan problematika yang menyelimutinya.
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, "Peradaban Barat terbentuk di atas landasan pemikiran humanisme dan teori kekuatan politik yang dalam proses berikutnya berporos pada ide kapitalisme. Setelah melewati masa-masa kejayaannya, tanda-tanda keruntuhan peradaban ini sekarang sudah nampak. Diantara faktor terpenting yang menyebabkan keruntuhan peradaban ini adalah dekadensi moral serta maraknya praktik asusila dan kebebasan seksual."
Masalah penting lainnya yang dihadapi peradaban Barat dan disinggung dalam pembicaraan Rahbar adalah banyaknya jumlah perang destruktif yang dialami Barat di Eropa dalam beberapa abad terakhir. Beliau menandaskan, "Munculnya beragam masalah dan kemerosotan pada peradaban Barat disebabkan oleh krisis spiritual di sana."
Menurut beliau, syarat utama untuk membangun sebuah peradaban yang maju dengan masalah seminim mungkin adalah spiritualitas yang bersandarkan pada ajaran agama Islam. Ayatollah al-Udzma Khamenei menambahkan, "Spiritualitas agama adalah bekal untuk mengenal potensi dan memanfaatkannya secara baik, serta syarat untuk mencapai kemajuan yang ideal dalam semua bidang dan dengan resiko yang paling kecil."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan bahwa pekerjaan jangka panjang dan sangat penting dan cermat ini memerlukan semangat jihad dan keikhlasan yang tinggi.
"Membangun sebuah dialog umum adalah syarat utama untuk mewujudkan Model Kemajuan Islami-Irani," imbuh beliau.
Lebih lanjut Rahbar menyatakan bahwa meresapnya Model Kemajuan Islami-Irani ke dalam pemikiran dan jiwa para elit bangsa, kalangan muda dan semua lapisan masyarakat memerlukan adanya dialog yang bertemakan model kemajuan ini.
"Model ini mesti dikaji dengan penuh ketekunan dan kesabaran melalui dialog umum dengan memanfaatkan pandangan kalangan elit pemikir dan kaum cendekia, sehingga tersusun sebuah Model Kemajuan yang membanggakan, kokoh dan bernilai," kata beliau.
Di awal pertemuan, Dr Sadeq Vaez Zadeh, Kepala Kantor Pusat Model Kemajuan Islami-Irani dalam laporannya menjelaskan tentang proses pembentukan kantor pusat Model Kemajuan Islami-Irani dan 28 pusat kajian yang berhubungan dengannya.
Pertemuan tersebut dilanjutkan dengan pemaparan berbagai pandangan oleh sejumlah pakar dan cendekiawan.