Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatolah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Selasa (16/10) pagi dalam pertemuan dengan perwakilan dari berbagai elemen masyarakat dan pejabat provinsi Khorasan Utara menilai pengabdian tanpa pamrih kepada masyarakat sebagai anugerah Ilahi yang didapat oleh para pejabat negara. Menyinggung tipuan propaganda dan politik yang dilakukan oleh media massa Barat terkait tekanan terhadap Iran, beliau mengatakan, "Berlawanan dengan kebohongan terus menerus yang dilakukan Barat, kita tak pernah meninggalkan meja perundingan dalam berbagai masalah termasuk dalam masalah nuklir sehingga harus kembali ke sana. Yang mereka maukan adalah bangsa Iran menyerah. Tapi mereka jauh lebih kecil dari itu."
Seraya menyebut pengabdian kepada rakyat sebagai kebanggaan yang sebenarnya, Ayatollah al-Udzma Khamenei menandaskan, "Para pembesar di dunia makrifat bukan hanya menekankan masalah dzikir, ibadah dan tawakkal, tapi juga terkadang mengutamakan pengabdian kepada masyarakat di atas ibadah yang lain."
Untuk itu beliau mengimbau para abdi masyarakat termasuk pejabat negara dan mereka yang secara tidak resmi melayani rakyat baik yang menyangkut urusan ekonomi, budaya maupun agama untuk mensyukuri anugerah Ilahi ini. "Dalam mengabdi, semua rakyat harus diperlakukan sama, dan jangan ada diskriminasi di antara mereka," kata beliau menasehati.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa kemauan yang besar dan tekad ganda dalam mengabdi akan mendatangkan berkah dari Allah Swt. "Tekad ganda memerlukan kerja ganda. Selain itu, kerja ganda bukan hanya berarti kerja keras, tapi lebih berarti kerja berkwalitas, cermat, terencana, ilmiah, berkesinambungan, gigih dan disertai dengan nasehat," kata beliau.
Menyinggung bahwa negara memerlukan keras keras dan usaha yang gigih, Rahbar mengatakan, "Setiap kali menyaksikan kelemahan di negara ini, musuh akan memperoleh semangat baru dan siap untuk kembali menyerang dan menekan. Dan setiap kali menyaksikan kerja keras serta gerakan yang berkesan dan besar, musuh akan merasa pesimis lalu berpikir untuk mengganggu. Karena itu, semua pihak terutama para pejabat negara harus memperkuat semangat, optimisme dan kesegaran di tengah masyarakat dengan kerja keras tanpa henti."
Beliau menambahkan, "Tak syak bahwa setiap gerakan yang menunjukkan keputusasaan, keletihan dan perselisihan merugikan kepentingan negara serta kemajuan dan martabat bangsa."
Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan bahwa meski menghadapi segala macam tekanan, ancaman dan konspirasi musuh, dalam 33 tahun terakhir, kemajuan dan perkembangan yang dicapai Iran puluhan kali lipat lebih besar dari apa yang dicapai di masa lalu. Fakta tersebut menandakan adanya kekuatan internal, konstruktif dan hakiki di negara ini.
"Realita yang terlihat dan tak bisa dipungkiri ini menunjukkan bahwa dalam menghadapi musuh, kita punya potensi yang besar dan bisa mengalahkan mereka," tegas beliau.
Lebih lanjut Rahbar menjelaskan bahwa salah satu medan konfrontasi melawan musuh adalah retorika dalam berbicara di tingkat global, dan dalam hal ini Iran sudah mengukir kemajuan yang besar. "Saat ini, di meja perundingan dan di berbagai forum dunia lainnya retorika berbicara para pejabat kita matang, komprehensif, menarik dan benar," ungkap beliau.
Seraya mengingatkan penguasaan kaum zionis atas media massa Barat dan Eropa, beliau mengatakan, "Pembuatan berita, pengarahan dan doktrin yang disampaikan oleh media-media ini sedemikian kuat sehingga para petinggi di dunia Barat pun ikut terpengaruh, dan ini adalah masalah yang penting."
Masih tentang modus propaganda media Barat dan Zionis, Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan, "Dalam sebuan tipuan dan distorsi propaganda mereka terus menerus mengatakan bahwa tekanan terhadap Iran telah memaksa Republik Islam ini untuk kembali ke meja perundingan. Padahal, kita tidak pernah meninggalkan meja perundingan dalam berbagai masalah termasuk dalam isu nuklir untuk dikatakan kembali ke sana."
Beliau menambahkan, "Tujuan yang sebenarnya dari formula propaganda politik seperti ini adalah untuk memaksa bangsa Iran menyerah kalah di meja perundingan. Kita katakan kepada mereka, ‘kalian lebih kecil dari mimpi untuk bisa memaksa bangsa Iran yang pejuang, arif dan berwawasan ini tunduk terhadap kemauan kalian'."
Ayatollah al-Udzma Khamenei menandaskan, "Para petinggi Eropa masih berada dalam bayang-bayang kondisi di abad 19, zaman penjajahan dan arogansi mereka. Tapi mereka harus tahu bahwa keputusan bangsa dan para pejabat Iran untuk tidak tunduk kepada arogansi akan menyulitkan mereka sendiri."
Lebih lanjut beliau menekankan bahwa memperkuat diri dari dalam akan menguatkan sisi lahiriyah. "Dengan kekuatan itulah hari ini ide-ide baru Republik Islam diantaranya kerakyatan dan perlawanan terhadap arogansi sangat berpengaruh pada gerakan bangsa-bangsa lain. Masalah inilah yang mengejutkan kaum arogan dan hal ini berkat inayah Allah akan terus berlanjut," kata beliau.
Di bagian lain pembicaraannya, Rahbar mengimbau para pejabat provinsi Khorasan Utara untuk membuat perencanaan dan bekerja keras dalam upaya meningkatkan kondisi umum di daerah ini.
Beliau mengatakan, "Kapasitas yang bagus baik sumber daya manusia, alam maupun kondisi geografis provinsi Khorasan Utara menunjukkan bahwa perencanaan, tekad kuat, dan kerja keras tanpa henti dari para pejabat lokal yang dibarengi dengan bantuan rakyat akan mendongkrak daerah ini masuk ke dalam kelompok sepuluh provinsi terbaik di Iran, selain juga akan membuat kehidupan rakyat yang beriman dan loyal ini semakin layak."