Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei di hari keempat kunjungan ke provinsi Khorasan Utara, hari Sabtu (13/10) mengunjungi kota Esfarayen. Di kota yang dikenal dengan sebutan Darul Qur'an ini dan di depan puluhan ribu warga yang memadati lapangan olahraga Takhti, beliau menjelaskan dua parameter utama bagi kemajuan yaitu ‘rasa percaya diri di tingkat nasional' dan ‘keadilan'.
Beliau mengatakan, "Bangsa Iran yang sudah merasakan kekuatan dan kemampuan diri hari ini berada di sebuah front perang ‘kehendak' melawan musuh-musuh yang menentang kemajuan bangsa ini. Yang menentukan dalam perang ini adalah kemampuan mempertahankan tekad dan kehendak yang kuat, kearifan dan ketercerahan, persatuan rakyat dan kekompakan para pejabat negara, rasa tanggung jawab semua elemen bangsa, serta tidak termakan kesombongan diri atau lalai terhadap tipu daya musuh."
Menyinggung gairah dan semangat bangsa sebagai salah satu faktor utama yang menopang kemajuan, Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan, "Modal besar ini harus dipertahankan. Jangan biarkan anasir apapun membuatnya lemah atau menghilangkannya sama sekali."
Seraya menjelaskan bahwa target utama imperium media milik Barat adalah menebar pesimisme dan keputusasaan di tengah masyarakat khususnya generasi muda, beliau menegaskan, "Musuh bangsa ini menyadari bahwa gairah dan semangat adalah motor penggerak bangsa untuk bekerja keras dan berusaha. Karena itu, mereka berusaha memadamkan gelora yang membara ini untuk digantikan dengan kelesuan yang pada akhirnya akan membuat negara ini terbelakang."
Ayatollah al-Udzma Khamenei mengingatkan kembali akan semangat besar yang dimiliki oleh para komandan dan pejuang di masa Perang Pertahanan Suci yang terjun ke medan tempur dalam kondisi yang sangat sulit. "Menjelaskan kisah perjuangan mereka akan melipatgandakan semangat para pemuda saat ini," kata beliau.
Rahbar juga menyinggung masalah obat-obatan terlarang dan narkotika seraya mengatakan, "Sindikat-sindikat internasional terselubung sengaja menyebarkan obat-obatan terlarang dan narkotika di negara ini dengan tujuan meracuni generasi muda. Selain instansi-instansi terkait yang memang bertanggung jawab, semangat dan gairah para pemuda adalah faktor paling dominan untuk melawan bahaya yang besar ini."
Lebih lanjut beliau mengangkat masalah kemajuan dan menegaskan, "Proses kemajuan tak mengenal batas akhir. Proses ini harus terus ditindaklanjuti sampai bangsa Iran menjadi teladan dalam banyak hal."
Seraya menekankan bahwa cita-cita itu bisa tercapai, Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan, "Musuh selalu berusaha mendiktekan kekerdilan jiwa pada diri kita supaya kita mengikuti Barat. Padahal sejarah membuktikan bahwa di masa lalu bangsa ini adalah bangsa yang menonjol di banyak bidang."
Beliau menambahkan, "Meraih kembali kedudukan itu sangat mungkin dicapai dengan tekad dan semangat generasi muda. Seperti yang sudah saya singgung dalam pertemuan dengan para mahasiswa dan elit teladan, dengan mengandalkan kerja keras para pemudanya, Iran harus bisa mencapai kedudukan yang memaksa siapa saja yang ingin memperoleh temuan-temuan ilmiah baru untuk belajar bahasa Persia."
Rahbar mengimbau para pemuda dan elit akademi, politik dan budaya untuk meyakini bahwa itulah yang akan terjadi di masa depan, dan untuk mewujudkannya diperlukan perencanaan dan kerja keras.
Usai menjelaskan kemajuan yang sejalan dengan ajaran Islam, beliau menyebutkan sejumlah parameter kemajuan. Parameter pertama adalah harga diri dan rasa percaya diri di tingkat nasional. "Melihat parameter ini, kemajuan sudah dicapai oleh bangsa Iran. Ketika para pejabat negara ini memiliki kepercayaan diri saat tampil di pentas internasional, itu terjadi karena bangsa ini punya rasa percaya diri," ungkap beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan bahwa kepercayaan diri ini didapatkan berkat Islam. Semakin bangsa ini melaksanakan ajaran Islam, rasa percaya diri akan semakin besar.
Parameter kedua menurut beliau adalah keadilan. Dalam logika Islam, kemajuan tanpa keadilan bukan kemajuan yang hakiki. Beliau mengatakan, "Kemajuan materi yang dicapai Barat termasuk Amerika Serikat (AS) hanyalah kemajuan lahiriyah, bukan hakiki. Kemajuan lahiriyah yang diwarnai dengan kesenjangan sosial menunjukkan bahwa pengelolaan negara didasarkan pada logika kapitalisme dan liberal demokrasi Barat."
Mengenai keadilan, Rahbar menyatakan bahwa negara ini sudah mencapai banyak kemajuan dalam hal pemerataan sarana dan fasilitas umum, pembangunan infrastruktur seperti pembuatan jalan dan jalan raya, kesempatan belajar, dan pengadaan kondisi yang adil bagi semua orang untuk mengaktualisasi potensi di seluruh penjuru negeri.
"Jika kondisi negara dinilai dengan parameter ini, maka kita sudah mencapai banyak kemajuan dibanding kondisi sebelum revolusi atau bahkan jika dibandingkan dengan banyak negara. Tapi jika dibandingkan dengan kondisi ideal yang dimaukan Islam, maka kemajuan ini masih jauh dari yang semestinya," imbuh beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, "Bangsa Iran saat ini berada di medan yang besar dan perang kehendak. Meski menghadapi banyak kesulitan yang alamiah atau yang ditimpakan oleh pihak lain, di medan ini bangsa Iran sama sekali tak merasa lemah. Bangsa ini yakin bahwa ufuk kemajuan di masa depan nampak semakin besar, cerah, dan menarik."
Mengenai faktor penentu kemenangan dalam perang kehendak, beliau menjelaskan, "Tekad kuat, kegigihan, kearifan, ketercerahan, persatuan dan rasa tanggung jawab pada diri semua elemen bangsa, kekompakan para pejabat negara, dan kerjasama antar instansi adalah komponen-komponen yang bisa membawa bangsa Iran mencapai posisi kemajuan yang layak."
Menyinggung agenda luas musuh untuk mencegah kemajuan bangsa Iran, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengungkapkan, "Sebagaimana halnya konspirasi-konspirasi musuh sejak awal revolusi yang selalu gagal, kali inipun semua makar dan konspirasi mereka juga akan gagal."
Kegagalan lawan-lawan bangsa Iran dalam 33 tahun sejak kemenangan revolusi Islam, menunjukkan bahwa pemerintahan dan bangsa ini semakin kuat. "Namun masalah ini jangan sampai menimbulkan keangkuhan sehingga lalai akan tipu daya musuh," kata beliau mengingatkan.
Beliau menambahkan, "Jadilah kuat, tapi jangan menganggap musuh lemah. Sebab musuh akan menyusup dengan cara apapun. Untuk itu, kita harus arif."
Berbicara tentang warga Esfarayen yang menduduki peringkat teratas partisipasi dalam pemilihan umum, Rahbar mengatakan, "Kepedulian akan masa depan negeri dan rasa tanggung jawab atas pengelolaan negara seperti ini membuktikan kearifan warga di daerah ini dan semangat yang sangat berharga dan layak dipertahankan dan diperkuat di seluruh penjuru negeri."
Lebih lanjut beliau mengangkat masalah produksi dalam negeri dan menyatakan bahwa minat menggunakan produksi lokal harus dimasyarakatkan secara luas karena menjadi kebutuhan negara yang mendesak.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan, "Mengutamakan merek dan produk asing dibanding produk lokal adalah hal yang salah. Sebab, mendukung produksi lokal sangat bergantung pada kesadaran menggunakan produk lokal."
Beliau menambahkan, jika produksi dalam negeri mendapat dukungan, maka banyak masalah ekonomi seperti pengangguran dan inflasi yang akan teratasi.
Di bagian lain pembicaraannya, Rahbar mengaku sangat gembira dapat berkunjung ke kota bersejarah yang dikenal menonjol dalam keilmuan, kebudayaan dan sejarah ini. "Dengan masa lalu yang gemilang dan potensi besar alam dan sumber daya manusianya, Esfarayen bisa kembali menjadi tempat kelahiran para ilmuan dan manusia-manusia besar yang membanggakan bagi negara ini," kata beliau.
Di awal pertemuan, Imam Jum'at Esfarayen Hojjatul Islam wal Muslimin Mohammadiyan dalam kata sambutannya mengucapkan selamat datang kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam dan memberikan laporan tentang kondisi ekonomi dan budaya sekaligus menyampaikan berbagai kesulitan yang ada di kota ini.