Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Pakistan Navaz Sharif dan rombongan, Senin (12/5), menyebut titik-titik persamaan budaya dan agama yang luas sebagai faktor paling dominan yang menciptakan hubungan baik dan hangat antara dua bangsa dan negara, Iran dan Pakistan.
Seraya mempertanyakan menurunnya hubungan kerjasama bilateral di bidang ekonomi, beliau mengungkapkan, "Ada pihak-pihak tertentu yang melakukan berbagai cara termasuk dengan menebar ketidakamanan di perbatasan kedua negara, berupaya merusak hubungan persahabatan hangat yang terjain antara Iran dan Pakistan. Jangan dibiarkan peluang besar untuk memperluas hubungan kedua negara menguap begitu saja."
Menekankan pentingnya untuk meningkatkan hubungan bilateral Iran dan Pakistan, serta mengaktifkan kembali berbagai proyek kerjasama besar kedua negara yang berbasis ekonomi, termasuk diantaranya proyek pembuatan pipa penyaluran gas, Ayatollah al-Udzma Khamenei kepada PM Pakistan mengatakan, "Kami berharap dalam masa tugas Anda, akan ada langkah signifikan yang diambil dalam upaya meningkatkan hubungan kedua negara di berbagai bidang."
Beliau menegaskan bahwa Iran tidak menunggu izin dari pihak manapun untuk meningkatkan hubungan dengan negara lain. "Amerika Serikat (AS) adalah negara yang kejahatannya sudah diketahui oleh semua orang. AS adalah salah satu pihak yang berusaha merusak hubungan antara Iran dan Pakistan. Tentunya, ada negara-negara selain AS yang juga melakukan hal yang serupa," tandas beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung ketidakamanan yang marak di perbatasan Iran dan Pakistan dalam beberapa bulan terakhir, dan menambahkan, "Sebagian kalangan sengaja menebar ketidakamanan di wilayah perbatasan kedua negara. Kami tidak bisa mempercayai bahwa masalah ini terjadi begitu saja dan tanpa konspirasi."
Beliau menyatakan bahwa Iran mengantongi informasi yang akurat terkait gerak-gerik yang ada di kawasan Baluchestan Pakistan yang tujuannya merusak keamanan di perbatasan kedua negara.
Menyebut kelompok-kelompok takfiri sebagai bahaya besar bagi seluruh umat Islam, baik Sunni maupun Syiah, Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan, "Jika kelompok takfiri tidak dilawan, mereka akan lebih banyak memukul dan merugikan Dunia Islam."
Di akhir pembicaraannya, beliau berharap hubungann bilateral Iran dan Pakistan akan semakin meningkat.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Islam Iran Jahangiri itu, PM Pakistan Navaz Sharif menyatakan suka citanya bertemu kembali dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam seraya menceritakan pengalaman kunjungan Ayatollah al-Udzma Khamenei ke Pakistan dan Lahore. Katanya, "Dalam lawatan itu, saya menjabat sebagai Kepala Menteri wilayah Punjab, pusat negara bagian Lahore. Saya menyaksikan sambutan hangat rakyat Pakistan atas kunjungan kenegaraan itu, dan ini menunjukkan adanya ikatan yang mendalam dalam hubungan budaya, agama dan sejarah antara kedua bangsa."
Mengenai lawatannya ke Iran kali ini dan perundingannya dengan para pejabat tinggi Republik Islam Iran di Tehran, PM Pakistan mengatakan, "Saya akan berusaha sekuat tenaga supaya hubungan ekonomi kedua negara semakin meningkat hingga menembus angka 3 miliar USD seperti tahun-tahun yang lalu bahkan lebih dari itu. Saya juga akan menghidupkan kembali proyek pembuatan pipa gas."
Navaz Sharif menyesalkan terjadinya ketidakamanan di wilayah perbatasan seraya berjanji akan mengatasi masalah ini semaksimal mungkin dan akan mendukung semua program Republik Islam Iran dalam hal ini.
Seraya mempertanyakan menurunnya hubungan kerjasama bilateral di bidang ekonomi, beliau mengungkapkan, "Ada pihak-pihak tertentu yang melakukan berbagai cara termasuk dengan menebar ketidakamanan di perbatasan kedua negara, berupaya merusak hubungan persahabatan hangat yang terjain antara Iran dan Pakistan. Jangan dibiarkan peluang besar untuk memperluas hubungan kedua negara menguap begitu saja."
Menekankan pentingnya untuk meningkatkan hubungan bilateral Iran dan Pakistan, serta mengaktifkan kembali berbagai proyek kerjasama besar kedua negara yang berbasis ekonomi, termasuk diantaranya proyek pembuatan pipa penyaluran gas, Ayatollah al-Udzma Khamenei kepada PM Pakistan mengatakan, "Kami berharap dalam masa tugas Anda, akan ada langkah signifikan yang diambil dalam upaya meningkatkan hubungan kedua negara di berbagai bidang."
Beliau menegaskan bahwa Iran tidak menunggu izin dari pihak manapun untuk meningkatkan hubungan dengan negara lain. "Amerika Serikat (AS) adalah negara yang kejahatannya sudah diketahui oleh semua orang. AS adalah salah satu pihak yang berusaha merusak hubungan antara Iran dan Pakistan. Tentunya, ada negara-negara selain AS yang juga melakukan hal yang serupa," tandas beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung ketidakamanan yang marak di perbatasan Iran dan Pakistan dalam beberapa bulan terakhir, dan menambahkan, "Sebagian kalangan sengaja menebar ketidakamanan di wilayah perbatasan kedua negara. Kami tidak bisa mempercayai bahwa masalah ini terjadi begitu saja dan tanpa konspirasi."
Beliau menyatakan bahwa Iran mengantongi informasi yang akurat terkait gerak-gerik yang ada di kawasan Baluchestan Pakistan yang tujuannya merusak keamanan di perbatasan kedua negara.
Menyebut kelompok-kelompok takfiri sebagai bahaya besar bagi seluruh umat Islam, baik Sunni maupun Syiah, Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan, "Jika kelompok takfiri tidak dilawan, mereka akan lebih banyak memukul dan merugikan Dunia Islam."
Di akhir pembicaraannya, beliau berharap hubungann bilateral Iran dan Pakistan akan semakin meningkat.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Islam Iran Jahangiri itu, PM Pakistan Navaz Sharif menyatakan suka citanya bertemu kembali dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam seraya menceritakan pengalaman kunjungan Ayatollah al-Udzma Khamenei ke Pakistan dan Lahore. Katanya, "Dalam lawatan itu, saya menjabat sebagai Kepala Menteri wilayah Punjab, pusat negara bagian Lahore. Saya menyaksikan sambutan hangat rakyat Pakistan atas kunjungan kenegaraan itu, dan ini menunjukkan adanya ikatan yang mendalam dalam hubungan budaya, agama dan sejarah antara kedua bangsa."
Mengenai lawatannya ke Iran kali ini dan perundingannya dengan para pejabat tinggi Republik Islam Iran di Tehran, PM Pakistan mengatakan, "Saya akan berusaha sekuat tenaga supaya hubungan ekonomi kedua negara semakin meningkat hingga menembus angka 3 miliar USD seperti tahun-tahun yang lalu bahkan lebih dari itu. Saya juga akan menghidupkan kembali proyek pembuatan pipa gas."
Navaz Sharif menyesalkan terjadinya ketidakamanan di wilayah perbatasan seraya berjanji akan mengatasi masalah ini semaksimal mungkin dan akan mendukung semua program Republik Islam Iran dalam hal ini.